Notes

Aplikasi Perencanaan Keuangan Mahasiswa 'MoneyCost'

Mahasiswa menjalani masa pendidikannya dengan berbagai latar belakang pribadinya, ada yang berasal dari kota yang sama, kota yang berbeda, baik dekat maupun jauh, naik motor hingga naik pesawat untuk menjangkau kampus yang diimpikannya. Baik tinggal di rumah orang tua maupun rumah kostan atau asrama. Dana dari berbagai sumber daya baik dari orangtua, beasiswa, bahkan dari diri sendiri. Dari yang bulanannya pas-pasan hingga yang berlebihan. Mahasiswa dengan kebutuhannya yang banyak harus mampu mengatur segala sisi dari keuangannya karena setiap mahasiswa sangat riskan dengan yang namanya kebangkrutan baik di awal bulan maupun akhir bulan.
Dengan adanya aplikasi perencanaan keuangan mahasiswa ‘MoneyCost’ mampu menjadi solusi keuangan mahasiswa saat ini, dengan modifikasi yang sesuai dengan kerumitan masalah mahasiswa ini mampu ditampilkan dengan interface yang sederhana dan mudah dipakai semua orang. Pos-pos pemasukan dapat anda kustomisasi baik dari transferan orangtua, beasiswa, hadiah lomba, hingga kerja sampingan dapat mahasiswa tulis disana, dengan interface yang dapat dikustomisasi sesuai keinginan pengguna kami hadirkan theme yang pengguna sukai, aplikasi ini tidak membuat mahasiswa pusing dan ribet dalam mengatur keuangannya. Dari sisi pemasukan, pengeluaran, hingga ada pembatasan yang berguna bagi mahasiwa untuk membantu dalam berhemat hingga berinvestasi.
Aplikasi ini memiliki kelebihan dengan menyediakan jasa berbayar berkualitas premium untuk menyediakan konsultasi dari pakar mengenai solusi mengenai keuangan mahasiswa. Bagaimana mengatur pengeluaran dengan baik, di pos-pos biaya ukt maupun kostan hingga membeli buku dan transportasi sehari-hari.
gono, mengatakan negara telah melakukan pembiaran terhadap budaya lokal. Penetrasi budaya massa dari luar yang ditopang kekuatan kapital menjadikan budaya lokal kian terpinggirkan. “Sangat ironis, saat UNESCO menempatkan wayang sebagai warisan dunia, negara tidak melakukan proteksi yang jelas,” kata Tranggono dalam seminar Wayang dan Generasi Muda yang berlangsung di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri, Kamis (20/6).

Seni tradisi budaya lokal seperti wayang menghadapi kondisi yang memprihatinkan dari sisi pendanaan. Seniman wayang diharuskan berjuang sendiri untuk menghidupi kesenian lokal yang telah mengakar di masyarakat ini.