Notes

BACKGROUND STORY

Akashita Shiori dan saudari kembarnya Akashita Shinju, lahir dari pasangan Akashita Kenzou san Tachibana Mizuko. Shiori merupakan seorang anak perempuan yang patuh dan santun terhadap kedua orangtuanya, ia juga menyayangi adik kembar yang berselisih 10 menit dengannya.

Kedupan mereka berjalan layaknya keluarga bahagia lainnya hingga suatu hari karena sebuah masalah kedua orangtuanya harus berpisah.

Shiori tinggal dengan sang ayah, dan Shinju tinggal bersama ibu. Sejak itu ia tidak pernah bertemu dengan ibu dan adiknya.

Ayahnya adalah seorang yang sangat keras, tegas dan sangat dikagumi oleh Shiori. Sejak kecil, tidak pernah sekalipun ia menentang perintah dan aturan ayahnya. Selalu menurut, dan tidak mau mengecewakan sang ayah.

Pada awalnya Shiori adalah gadis yang ramah dan murah senyum. Namun saat usianya beranjak dewasa, didikan ayahnya semakin ketat. Walau begitu ia masih tidak dapat menentang. Takut, mungkin? Atau memang sifat yang taat pada aturan sudah tertanam dalam dirinya.

Ia mulai berubah saat duduk dibangku sekolah menengah atas. Shiori tidak pandai bergaul, keramahannya pelan-pelan berkurang, ia tumbuh menjadi remaja yang penuh ambisi dan selalu ingin menjadi yang terbaik.

Hal itu telah di buktikannya. Nilai sekolahnya tidak pernah turun. Meskipun begitu, tak pernah sekalipun ia merasakan bahwa sang ayah bangga padanya sehingga yang Shiori lakukan hanyalah belajar dan terus belajar untuk satu pujian saja.

Usianya terus bertambah, giat, disiplin dan berambisi bukan semata-mata untuk membuat ayahnya bangga. Sifat itu sudah mendarah daging kedalam dirinya. Ia mandiri, berpegang teguh pada aturan yang dibuatnya, dan tidak punya toleransi untuk setitik kesalahan.

Ia melanjutkan pendidikannya jurusan Management di salah satu Universitas terbaik di Jepang. Seiring dirinya yang dewasa, sang ayah mulai melonggarkan aturannya. Ia tak lagi menunjukkan sikap keras. Pria tua itu bahkan murah senyum, selalu mengajak Shiori bercerita banyak hal tentang dunia, dan jalan-jalan berdua saat mereka punya waktu.
Untuk pertama kalinya dalam hidup, ia merasakan bahwa seperti inilah sosok ayah yang sebenarnya.

Shiori mulai membuka diri di kehidupan sosial, ia memiliki satu dua teman untuk diajak mengobrol atau pergi bersama. Hidupnya kembali normal. Namun suasana itu tidaklah berlangsung lama.

Ayahnya diambil oleh Yang Maha Kuasa saat Shiori berusia 19 tahun karena serangan jantung. Terpukul? Sangat. Baru saja ia merasakan kehangatan dari sosok yang dikaguminya, dan kehangatan itu pergi untuk selamanya.

Pada saat pemakaman berlangsung, Shiori sama sekali tidak menangis. Walau kesedihan jelas terlihat dari wajahnya. Ia bertemu dengan Ibu dan adik kembarnya setelah 7 tahun. Justru sang adiklah yang menangis dengan kerasnya.

Sang ibu sempat mengajaknya untuk ikut bersama mereka, namun Shiori menolak karena kuliahnya yang belum selesai.

Satu tahun kemudian, ia bekerja sebagai pegawai kontrak di sebuah Agensi Klub dan Cafe. Tentu untuk membiayai hidupnya sendiri ia perlu bekerja. Kinerjanya cukup memuaskan, hingga saat ia lulus kuliah pada usia 21 tahun Shiori sudah menjadi pekerja tetap disana dengan posisi Manager.