Notes

Abstrak;
Hari senin adalah hari dimana rakyat Indonesia melaksanan upacara untuk mengenang atau sekedar memperingati para pahlawan yang telah gugur di medan perang karena memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dan sekolahku juga selalu melaksanakan upacara setiap hari senin.

Orientasi;
Beberapa hari sebelum upacara, kelasku ditunjuk untuk menjadi petugas upacara pada hari senin yang akan datang. Tentu saja kelasku sangat antusias mendengarnya dan kami berharap bahwa kami bisa melakukan yang terbaik untuk senin yang akan datang. Setelah pembagian tugas masing-masing, aku mendapatkan tugas sebagai paskibra dan memegang bendera, sungguh aku sangat gugup. Pada awalnya jelas aku menolak karena menjadi petugas upacara mempunyai tanggung jawab dengan berjalannya upacara nanti. Tetapi jika dipikir kembali, ini adalah tahun terakhirku di SMP dan menjadi paskibra mungkin bisa jadi kenangan yang menyenangkan. Itu yang ada di benakku saat itu dan akhirnya aku menerimanya.

Insiden;
Saat yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Senin itu kami sangat bersemangat dan juga gugup. Setelah berlatih selama 3 hari, kami ingin menampilkan yang terbaik. Awalnya semua berjalan lancar namun ketika aku dan kedua temanku siap menaikan bendera, tiba-tiba saja pengait bendera itu terlepas karena memang pengaitnya yang sudah rusak dan alhasil bendera tidak bisa dinaikan. Aku sangat kaget saat itu dan pikiranku mendadak kosong. Namun, temanku segera menyadarkanku dan kami membentangkan bendera dengan kedua tangan sebagai tumpuan. Selama hari itu aku merasa kecewa dengan diriku sendiri dan merasa bersalah.

Interpretasi;
Namun, aku rasa dengan kejadian itu dapat kujadikan pelajaran serta kenangan yang tidak akan terlupakan yang pernah terjadi semasa aku SMP. Aku berharap bahwa aku bisa melakukan yang lebih baik lagi dikedepannya tanpa kesalahan apapun yang tidak diinginkan kedepannya.