Notes

1. Komentar Saya
Dari saya sendiri menganggap kasus ini sebagai contoh kasus yg sangat ___, karena dapat memberi gambaran tentang bagaimana sebuah malpraktek dalam praktek kedokteran tidak selamanya murni merupakan kesalahan dokter. Karena dari skenario ini kita bisa melihat kesalahan dari kedua belah pihak sehingga tidak bisa menyalahkan dokter sepenuhnya dan tidak juga bisa sepenuhnya menyalahkan pasien.

2. Tepatkah tindakan yg dilakukan Bunga?
Saya merasa tindakan yg diambil Bunga merupakan tindakan yang tepat. Sebab melihat dari sudut pandang pasien yang telah mengalami kerugian pasca pemeriksaan, adalah hal yang wajar bagi pasien untuk melaporkan tuduhan malpraktek.

3. Apakah benar dokter gigi Melati Putih telah melakukan pelanggaran sesuai yg dituduhkan oleh pasien Bunga?
Ditinjau dari pengertian malpraktek itu sendiri, maka bagi saya memang benar dokter gigi Melati P telah melakukan pelanggaran.

4. Bentuk pelanggaran apa saja yang telah dilakukan oleh dokter gigi Melati Putih?
Pelanggaran pertama yang dapat saya temui dari dokter gigi Melati Putih yaitu dokter telah melanggar UU no 29 tahun 2004 pasal 51 tentang kewajiban dokter untuk memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar prosedur operasional. Alasan mengapa saya menganggap dokter gigi Melati P telah melanggar kewajibannya, karena saat pasien memutuskan untuk mengekstraksi caries profunda pada gigi molarnya, dokter tidak melakukan pemeriksaan kembali pada gigi pasien yang tentu telah mengalami perubahan setelah memasang ortodonsi yang cekat.

Berikutnya, menurut saya dokter telah melanggar UU no 29 tahun 2004 pasal 52 tentang hak pasien untuk mendapat pelayanan sesuai kebutuhan medis. Ini karena saat Bunga datang lagi untuk mengeluhkan mulut dan lidahnya yang sudah seminggu terasa baal, dokter tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai mulut dan lidah Bunga. Sehingga disini Bunga tidak mendapat pelayanan sesuai kebutuhan medisnya.

5. Kemana saja pengaduan Bunga ditujukan?
Pengaduan Bunga dapat ditujukan kepada MKDKI melalui pengaduan secara tertulis. Hal ini dibenarkan dalam UU no 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran, dimana Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) menjamin bahwa setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran, dapat mengadukan secara tertulis kepada MKDKI.

6. Siapa yg berhak memeriksa?
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) yang ada dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran yang diundangkan bulan September 2004 adalah untuk menggantikan pasal 54 ayat (3) UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan yaitu menggantikan peran Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan, yg berperan untuk meneliti dan menentukan ada atau tidaknya kesalahan atau kelalaian dalam menerapkan standar profesi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.

7. Pihak mana yg berhak menyelesaikan sengketa?
MKDKI yang menggantikan peran MKEK untuk memeriksa, menyidangkan, membuat putusan.

8. Apakah drg Melati berhak mendapat pembelaan?
Ya. Dokter gigi Melati P berhak mendapat pembelaan/perlindungan berupa pendampingan, pembelaan, saksi ahli yg meringankan, upaya advokasi, perlindungan administrasi, upaya mediasi. Ini sesuai dengan yg tertera di Panduan Pembelaan dan Pembinaan anggota PDGI.

9. Bentuk sanksi yg dapat diberikan pada drg Melati