Notes

BACKGROUND STORY

Giovani Aurora Eisfeld seorang gadis manis yang menjadi salah satu murid Asrama Hogwarts. Kehidupan sekolahnya yang berwarna warni sungguh berbeda dengan masa kecilnya yang begitu suram.

17 tahun yang lalu, seorang wanita cantik berdarah Jepang melahirkan bayi perempuan yang sangat mungil. Dan merupakan bayi yang memiliki darah murni dari pasangan penyihir, Nakamura Akio dan Nakamura Yuki. Penyihir muda itu tumbuh menjadi gadis cantik yang memiliki kemampuan sihir yang baik dalam lingkungan yang sangat damai dan tentram. Namun, kedamaian keluarga kecil itu terusik dan menjadi kacau.

Tepat saat ia berumur 8 tahun, pemerintah Jepang mengeluarkan titah untuk memusnahkan seluruh penyihir yang ada. Karena beberapa isu yang disebar oleh pihak yang masih belum diketahui, mengenai pembunuhan para pejabat negara yang dilakukan oleh para penyihir. Keluarganya mulai berpindah-pindah tempat, namun naas... beberapa tentara berhasil menemukan mereka. Hingga kedua orang tuanya terbunuh tepat di depan matanya dengan iringan tawa menggelegar dari para pembunuh bayaran.

Ia yang terduduk di sudut ruang, hanya menangis namun tak mampu merengek. Rengekannya tertahan oleh pilu yang menyayat batinnya. Hingga tatapan mengerikan para pembunuh bayaran menuju padanya yang tampak sangat ketakutan. Ia ingin berlari namun kedua kakinya telah membeku, bersama darah kedua orang tua yang menggenang disekitarnya. Hanya tatapan matanya yang memohon pada sosok yang berdiri tegap di hadapannya, yang telah mulai mengayunkan katana padanya. Namun, sebelum mata katana yang berkilau itu menebasnya, sesosok bayangan membawanya pergi menjauh dalam sekejap.

Sesosok bayang itu mulai nampak dan terlihatlah seorang pemuda yang nampak misterius. Ia mencoba bertanya, namun hanya kesunyian yang ia dapatkan. Ia ingin pergi namun pemuda itu menahannya dan membawanya dalam pelarian yang panjang.

Bertahun-tahun dalam pelarian yang suram, sang pemuda pun tak pernah mengeluarkan suaranya. Hanya tatapan dan perilakunya saja yang ia tampakkan. Hingga Gio hafal bagaimana menanggapi sang pemuda misterius. Darah dan air mata kerap menjadi sahabatnya namun tatapan mata sang pemuda kerap menemaninya dari sudut ruang persembunyian. Bahkan ia menyembunyikam nama keluarganya, untuk menimbun rasa sakitnya yang hampir mematahkam seluruh tubuhnya. Hingga akhirnya sang pemuda membawanya ke sebuah sekolah khusus sihir. Dimana para penyihir berkumpul dalam ketenangan, tepat diusianya yang ke 15 tahun.

Begitu sampai di depan gerbang sekolah, sang pemuda pun menghilang dengan senyuman tepat di depan matanya. Senyuman yang tidak pernah ia lihat selama bertahun-tahun dalam pelarian bersamanya. Dan sebuah ucapan yang meluncur dengan merdu dari kedua bibirnya.

'Bertahanlah. Sampai jumpa.'

Gadis bersurai hitam itu hanya terdiam dengan air mata yang perlahan meleleh melewati kedua pipinya. Saat yang ia nantikan, justru menjadi saat terakhir baginya untuk melihat sang pemuda misterius.

Kehidupannya yang dulu suram dan penuh dengan kepahitan, kini terbayar dengan tawa yang ia dapatkan selama berada di Hogwarts. Namun, hingga kini ia masih ingat benar sosok pemuda misterius yang ia anggap sebagai kakaknya.