Notes

"Bye, Reevee." Ucap Zach ketika dirinya mengantar Reevee kedepan pintu kamarnya. Lelaki itu lalu mengusak rambut Reeve gemas sebelum melangkah pergi keluar dari Kamar Reeve yang terletak persis diseberang kamarnya sebagai Vice Prefect.

Zach kemudian melangkah kembali kekamarnya. Dibukanya pintu kamarnya lalu dia menuju meja belajarnya. Ia dudukan badannya di kursi dan mulai membuka materi untuk keesokan harinya.

Tangannya perlahan menyusuri tumpukan buku yang sengaja ia letakan diatas meja, tidak beraturan memang namun itu cara satu-satunya ia dapat menemukan buku nya dengan cepat.

Saat hendak mengambil tumpukan buku yang paling atas tangan lelaki itu tidak sengaja menyengol benda bulat seperti bola yang mengelinding kebawah dan perlahan berubah warna menjadi merah.

Zach kemudian memundurkan kursinya lalu mengambil benda bulat itu dan mencermatinya lekat lekat.

"Kenapa remembrall ini berwarna merah ya," gumamnya sembari memutar-mutar Remembrall itu dintangannya.

Zach mengaruk belakang kepalanya yang tidak gatal dan menelan ludahnya binggung, 'apakah ada sesuatu yang ia lupakan' pikirnya.

Lelaki itu lantas meletakan kembali Remembrall itu keatas mejanya dan perlahan bangkit dari kursinya. "Sepertinya tidak ada yang aku lupakan," gumamnya.

Lelaki itu lantas berjalan kearah lemari pakaiannya dan mengambil piyama tidur yang ia gantungkan di kayu didalam badan Almarinya.

Saat ia hendak mengambil piyamanya, matanya seketika membulat mulutnya menganga melihat sebuah pot besar tersimpan rapi didalam lemarinya tertutupi oleh panjangnya jubah-jubah seragamnya.

"MINGGI!" Pekiknya panik lalu membawa pot besar itu didalam tangannya.

"Aduh! Minggi! Aduh!"

Lelaki itu kemudian langsung menyambar jacket yang ia geletakan di tempat tidurnya dan langsung menyambar peralatan berkebunnya. Zach segera keluar dari kamarnya membawa peralatan berkebun didalam tasnya dan pot yang ia cangking di tangan kanannya.

Lelaki itu segera berlari disepanjang lorong asrama menuju Green House yang letaknya cukup jauh dari ruang Asrama Gryffindor. Tak ia hiraukan suara langkahnya yang mengema disepanjang koridor yang penting dirinya cepat sampai di Green House sebelum dini hari.

Tak beberapa lama kemudian zach telah sampai didepan Green House, ia buka perlahan pintu Green house lalu dirinya segera menuju jajaran pohon mangga yang ditanam rapi sepanjang blok ditepi Green House.

"Minggi! Sayangku!" Pekiknya setelah melihat pohon Mangga miliknya beberapa meter dari tempatnia berdiri.

Zach langsung meletakan pot besarnya kemudian mengeluarkan perlengkapan berkebunnya dan meletakannya ke tanah.

Segera ia pakai sarung tangannya dan langsung mengambil Minggi, Pohon Mangganya agar berada dekat dengannya.

Zach segera mengambil skop lalu ia mulai mengambil tanah gembur dengan skopnya dan ia masukan kedalam pot besarnya sekitar 2/3 bagian dari badan Pot.

Lelaki itu kemudian menaburkan pupuknya sebanyak 1/3 bagian dari badan pot lalu ia ratakan keseluruh permukaan pot hingga tertutupi dengan sempurna.

Zach kemudian meletakan pupuk dan cetoknya kesamping tas ranselnya lalu mengambil cutter dari dalam ranselnya dan segera menekan bagian tengahnya agar dapat digunakan.

Dengan perlahan Zach menyayat pot kecil tempat lama Minggi dengan cutter hingga terbelah menjadi dua.
"Ah sudah sesak rupanya," gumamnya melihat Akar-akar tunggang yang bercabang-cabang hampir menembus pot lama Minggi.

Zach segera memindahkan Minggi kedalam pot barunya lalu menutupi dengan Tanah hingga akar-akar Minggi tertutupi dengan sempurna.

Lelaki itu kemudian merapikan bekas pot lama minggi menjadi satu bagian lalu membuangnya di tempat sampah terdekat.

Zach kemudian mengambil Water spray yang sudah ia isi kemarin malam untuk selanjutnya ia semprotkan ke permukaan tanah tempat minggi ditanam.

Setelah itu, Zach segera berdiri lalu memeriksa satu persatu keadaan batang dan daun Minggi secara perlahan.

"Cepat berbuah," ujarnya sembari mengelupas jamur upas yang menempel pada batang kulit mangganya.

"Mingi maafkan aku ya," ujarnya setelah melihat terdapat daun minggi yang mengering diujung batang utama.

Setelah selesai memeriksa daun dan batang Minggi zach kemudian langsung merapikan peralatan berkebunya dan melepaskan sarung tangan yang sedari tadi ia kenakan.

Zach lalu merenggangkan ototnya yang kaku lalu ia mengendong ransel di punggungnya dan segera meninggalkan Green House untuk kembali Tidur di kamarnya yang hangat.