Notes

Bulan telah tergantikan oleh matahari.
Kini sinar sang mentari telah terpancar dari ufuk timur. Mengusir kegelapan dengan cahaya yang amat menyilaukan. Kicauan burung nan merdu telah mewarnai pagi yang cerah di kota seoul, secerah hati Jessica pagi ini bagaimana tidak pagi ini ia akan bertemu dengan sahabat nya, semalam Jaehyun menghubungi Jessica dan hari ini ia akan menghabiskan waktu dengan seseorang yang ia cintai sejak lama, siapa lagi jika bukan sahabatnya sendiri- Lee jaehyun.

kini Jessica tengah memperhatikan penampilan nya melalui cermin
ketika sudah dirasa siap tungkai nya membawa dia ke taman, tempat dimana mereka akan menghabiskan hari pagi mereka disana.

setibanya ditaman sudah di lihat nya sang pemuda yang mengenakan kemeja biru dan celana jens dan juga tongkat yang yang berada dalam genggaman nya jessica menarik sudut bibir nya membentuk sebuah senyuman lalu ia melanjutkan langkah nya mendekati sang pemuda yang sudah menunggu nya sedari tadi.

"Sudah menunggu lama, lee?" tanya Jessica seraya mendaratkan badan nya pada kursi disamping pemuda yang dipanggil Lee itu menganggukan kepala nya

"Kemana saja kau?" dengus Jaehyun yang berhasil membuat Jessica tersenyum geli

"Maaf, aku harus terlihat cantik saat bertemu sahabatku." ucap Jessica seraya menyelipkan nada godaan disana
raut wajah Jaehyun kala mendengar ucapan Jessica datar, tak ada ekspresi- seolah mengerti Jessica membungkam mulutnya, ia menyadari nya jika ia sudah salah berbicara.
"Ah- maaf." ucap Jessica tulus

Jaehyun memberikan sebuah senyuman.

"It's okay." Jawab jaehyun

hening- Tak ada pembicaraan lagi, Jessica yang tidak menyukai keheningan membuka suaranya.

"Bagaimana hubunganmu dengan dia?" Tanya Jessica
yang dimaksud dia adalah Minah, sahabat nya sendiri- gadis yang begitu Jaehyun cintai dan begitupun sebalik nya.

raut wajah Jaehyun kembali berseri kala mendengar kata 'Dia'.

"Hubungan kami baik-baik saja, J." jawab Jaehyun
namun ia merubah ekspresi wajah nya menjadi sendu.

"Tapi, kedua orang tua nya tidak merestui kami, J" lanjut Jaehyun, seolah mengerti kuasa Jessica telah mengusap punggung sahabat disamping nya mencoba memberikan ketenangan pada sahabat nya.

"Aku mencintainya, J. sungguh." lanjut Jaehyun
Jessica hanya mampu tersenyum tipis- ia tidak bisa berkata apapun saat ini.
yang jelas ia merasakan sesak yang luar biasa didalam sana, Jessica tidak dapat mempungkiri bahwa ia iri sekaligus cemburu pada gadis yang begitu Jaehyun cintai yang tak lain dan tak bukan adalah sahabatnya sendiri.

"Dia alasanku untuk tetap hidup di kondisiku yang lemah seperti ini." lanjut Jaehyun pandangan nya lurus kedepan dengan tersirat sebuah kesedihan, ia tidak bisa melihat sahabat sekaligus orang yang dicintai nya tersiksa seperti ini, ia harus melakukan sesuatu batin nya berbicara.

"Ah maaf aku banyak berbicara." ucap Jaehyun kedua kuasanya mencoba mencari tangan Jessica untuk digenggam nya seolah mengerti ia menuntun tangan Jaehyun pada tangan kanan nya

"Bagaimana kau dengan seseorang yang kau sukai itu, J? apakah ada kemajuan?" tanya Jaehyun

Jessica menghela napas nya sejenak

"Seperti nya kami memang tidak bisa bersatu, dia mencintai seorang gadis yang jelas gadis itu bukan aku." jawab Jessica dan dapat dirasakan Jaehyun mengusap punggung tangan Jessica yang mampu memberikan ketenangan pada Jessica

"Demi tuhan, Lee. kenapa kau tidak menyadari nya?!" teriak Jessica didalam hati

"jika dia jodohmu tuhan akan mempersatukan kalian." ucap Jaehyun memberikan ketenangan

dan ya, ucapan itu tidak akan pernah terjadi pada nya karena pria itu, pria yang ia cintai begitu mencintai gadis lain.

Jarum jam telah menunjukan pukul 10 Siang setelah mengantarkan Jaehyun pulang Jessica bergegas menuju rumah sakit untuk menyiapkan beberapa berkas yang harus di urus untuk mendonorkan matanya untuk Jaehyun, sahabat nya sekaligus orang yang dia cintai.
bukan kah cinta butuh pengorbanan?
ia rela mengorbankan kedua matanya untuk Jaehyun, orang yang sangat ia cintai.