Notes

Call Me Baby | ①

“Du~ call me baby. Du-du-du-du ... call me baby.”

Berjalan dari backstage lantas stagnan pada sentral ruang; begitulah yang kiranya tengah dilaku beberapa pemuda yang tergabung dalam boygroup NTX. Gelap yang pada mula melingkupi stage, kini terganti dengan binar yang membayangi masing-masing member. Sorak sorai para penonton terdengar hingga penjuru ruang. Dua orang mandek pada kursi di sayap kiri stage, sedang tiga yang lain terlihat di sisi sayap kanan; dengan dua orang duduk pada sebuah sofa dan seorang lagi berdiri di dekatnya.

Satu lagi?

“Du-du-du-du-du ... call me baby.” Sosoknya yang berada pada sentral ruang mulai disorot sebuah lampu khusus di atasnya. Kaki kiri yang menjadi tumpuan, menghantar bagian yang lain menyeret sejauh 180° searah jarum jam. Torsonya membelakangi penonton. Dengan tiga ketukan setelah kaki merapat, Yuto mengalihkan posisinya kembali menghadap muka. Badannya membungkuk dengan kuasa kanan mengusap bagian punggung kaki. Sekon berikutnya tangannya terjulur seakan tengah mengangkat sebuah kamera agar fokusnya berpindah pada sang tuan. Tampan? Oh, tentu saja.

“Call me baby,” dengarnya dengan tangan kanan menangkup telinga. Yuto menarik napas sesaat lalu membetulkan handless mikrofon agar tepat sejajar bibir nan berucap, “I georineun hwanjeon nanriya~” seraya membelai surainya ke belakang. “Call me baby!” Membentuk senyum asimetris dengan sudut mata tajam ke depan, bermaksud seduktif pada penonton di muka. “Saramdeul saineun namiya.” Mengikuti flow yang ada, pria kelahiran Hokkaido tersebut lantas mengarahkan telunjuk pada para penonton agar meneriakkan, “Call me baby!” yang disambut Yuto dengan durja ceria. “Hamkkehaneun mae sungani ...” Seraya bernyanyi, torsonya terbawa menuju bagian kiri stage, “... LIKE WHAT?” teriaknya pada para penonton; mengangkat tangan dan menggerakkannya mengajak bernyanyi bersama. Dengan lompatan ke depan kedua teman nan terduduk di posisinya, Yuto pun mendengar, “BOOM, BOOM, BOOM, BOOM, BOOM~” yang lantang dari para penonton. Afeksi yang diterima pun menambah semangat dan atmosfer jatuh hati di stage.

“Waddap—!” ucapnya seraya menunduk; memberikan ruang untuk double A—Arka dan Akeno memulai bagiannya.

@AN_Arka97

Call Me Baby | ②

AN_Baekwon97
Menyongsong chorus; sebuah formasi zig-zag tercipta di tengah panggung.

“Binnaneun geotdeureun manha.” Bass itu berbaur bersama accompaniment; mengisi venue yang diiringi teriakan. Awal koreo, kedua telapak terhentak menuju torso sebelum akhirnya teracung ke atas bersama kepala yang mendongak.

Kepalan tangan dibawa secara patah-patah melewati tubuh―bagai seorang robot. Di bawah pendaran cahaya putih tubuh menghadap para penonton; kembali sang kuasa pergi ke sisi kanan dan kiri secara luwes.

“Geu ane jinjjareul bwabwa.” Mata tertuju pada hamparan audience, menatap secara intens salah seorang sosok di sana. Sementara kuasa pergi mengitari kepala dan menuruni tubuh, dengan waving; memberikan kesan seksi dari sang termuda.

Lonjakan teriakan semakin berlomba-lomba dengan accompaniment yang mengalun, menambah semangat Yuto dalam.melagu.

“Call me baby, call me baby.” Kuasa diambil, siaga di sisi tubuh bersama tubuh yang menghadap kiri. Seringai terpatri di belah bibir, kemudian bahu menghentak; bergoyang mengikuti instrumen. Menikmati setiap kata baby yang berulang dari vokalnya sendiri. “Call me baby, call me baby.” Sang adam Akabane kembali mengulangi lirik. Berganti koreo, kini sembari melangkah ke sisi kanan dengan kuasa yang menepuk dada bidang; meminta semua orang untuk memanggilnya sayang. “You know my name girl.” MR menimpali tatkala enam adam itu memainkan tungkainya secara kompak. Kedipan mata terselip; menggoda para penonton yang menyoraki namanya.

AN_Junsoo96

Call Me Baby | ③
AN_Arka97

Posisi pun berubh seiring accompaniment mulai bertalu bersamaan teriakan para audiensi. “Neol hyanghae keojyeogan maeuma.” Kuasa yang awalnya di bawah kini terangkat naik. Dengan sekat sekian sekon, sepasang kuasa tersebut kembali ditarik secara harfiah hingga stagnan di sisi. “Neo malgon geu muneul dada.” Telapak kuasa yang terbuka menghantar cagak berputar dengan slow motion. Body wave dengan sebuah flying kiss pun diarahkan kala, "You know I’m here girl," terucao dari bibir sang tuan. “Call me baby, c-call me baby.” Dua jemari teracung lantas dikecup; dilayangkan dengan menggoda pada para penonton, “Call me baby, c-call me baby.” Kuasa kembali mengangkat dengan badan terhentak lantas sekon berikutnya dihentakan turun pada ambang dada. Bersamaan member yang lin, ditarik ke sistorso hingga berikutnya dilemparkan ke sisi yang lain; mengisyaratkan para penonton mengalihkan pandang ke arah yang dituju sang adam.

AN_Daewoong96

Call Me Baby | ④

AN_Junsoo96

Sementara member lain membentuk barikade melingkar—personifikasi dari sesuatu tentang ‘bertahan dan mendekap’, Junsoo yang tengah menyelesaikan bagian akhir dari rapnya pun digantikan oleh eksistensi Yuto. “Never don’t mind about a thing,” ucapnya seraya mengacungkan jari pada para penonton, menggoyangkannya pelan seakan memberitahukan bahwa ‘kau tak perlu khawatir, ok?’

“Nae gaseumsok geu geodaehan gongbaeke neol deohae.” Ditekannya kata ‘gaseumsok’ yang memberikan kejelasan tentang sebuah kedatangan. Mimik wajahnya bahagia menatap lurus ke depan. Gerakan yang enerjik dari member NTX lain menambah semangatnya di penghujung lagu. Ketiga jari tergenggam dengan sisa telunjuk dan ibu jari bagaikan sebuah ponsel; didekatkan pada telinga lantas bergerak mundur dari posisinya saat ini.

AN_Akeno95

Call Me Baby | ⑤
AN_Arka97

“Neol hyanghae keojyeogan maeuma.” Sang kuasa kiri teracung ke bawah, sang pasangan menyusul kemudian menuju arah atas. Sebelum akhirnya, sepasang kuasa itu kembali ditarik bersama. Menanggapi MR yang menimpali suara bass seorang Akabane Yuto; lengan tersebut dibawa bersedekap dengan tungkai yang diangkat, wajah serius namun menggoda dipampangkan.

“Neo malgon geu muneul dada.” Dengan kepala yang membanting ke sisi, sang kuasa turut membuka. Sorakan yang didominasi suara melengking para gadis mengawal sang adam menyayikan lagu; sembari kembali melakukan waving secara kaku―khas lelaki. “Call me baby, call me baby,” secara serentak enam persona saling menggoda para penonton, sementara Yuto menjadi center sementara melempar flying kiss―memberikan fanservice.

“Call me baby, call me baby.” Bersama hentakan kuat dalam melodi, dua baris diciptakan; dengan fokus masih berada di bawah kuasa Yuto. Kemudian tungkai digeret ke arah belakang, membuat tubuh menghadap sisi. Lengan diangkat secara powerful.

Lagi ketukan kuat itu terrdengar, serentak tubuh merunduk sementara lengan berputar dan berakhir teracung ke sisi bawah. “Myeot beonirado, call me girl.” Yuto menegak, disusul oleh anggota lain. Lantas sang adam, mengajak lewat tatapan serta jemarinya; intepretasi larik. Serta merta sebuah formasi kembali berubah sejajar; tanda lagu telah usai.