Notes

Sepoi angin membalut insan penaung angkasa. Baskara yang tahkluk akan sang kemegahan menampilkan kehadirannya, mengelabui masa lalu yang hanya berputar beberapa titian jarum pendek kala hari baru telah menyambut eksistensinya yang tidak pernah terlambat hadir di tengah kehidupan. Kira melangkah maju beberapa tapak kala ia baru menghabiskan sekian menit tunggalnya di dalam antrean ini. Jemarinya mengetuk layar ponsel seiring dengan kegiatan menunggunya yang tidak akan kunjung habis sebelum ia dapat bertatap wajah dan mengemukakan pesanannya. Namun, di tengah-tengah kegiatan minor yang sedang dilakukannya saat ini, seseorang memanggil aliasnya dengan kata ganti.
“Ohayou, Nona! Apa pesanan yang Anda inginkan?”
Sebuah tolehan bertajuk respons mengambil alih gerakannya. Kedua sudut labiumnya ikut terkatrol ke atas kala sosok di hadapannya melakukan hal serupa demi meningkatkan pelayanan.
“Iced Espresso, atas nama Kira.”
Sosok tersebut mengangguk sementara genggamannya terpusat pada sebuah entitas yang menyimpan tabung cairan kental di dalamnya. Ketika pergerakan sang puan berhenti, subjek yang masih sama memberikannya secarik kertas berbentuk persegi panjang kecil kepadanya.
“Nomor antrean dan pesanan Anda ada di sini, ketika Anda telah berada di baris terdepan langsung lakukan proses transaksi saja. Terima kasih telah berbelanja!”
Sang kenya mengangguk samar sebelum pegawai tersebut berlalu untuk menanyakan hal serupa kepada pelanggan yang bertempat di balik punggungnya. Atensinya terpatri pada tulisan yang lebih cocok disebut sebagai singkatan, kemudian mengalihkan pandangannya kembali.
Kira telah mengalami kemajuan yang sangat pesat semenjak ia sampai di kedai. Kegiatan ini jelas tidak serupa dengan tahapan yang harus dilalui seseorang ketika sedang ingin membuat kartu permohonan izin untuk berkunjung ke negara lain. Ketika seseorang telah mengambil keputusan untuk masuk ke dalam barisan, maka puan tersebut harus bertahan hingga setidaknya empat jam sebelum akhirnya mendapatkan fasilitas resmi negara. Kira belum pernah membuat surat berharga tersebut hingga sekarang. Setidaknya, dirinya akan pintar-pintar mengatur waktu untuk menghindari hambatan yang hanya akan membuat dirinya kerepotan.
Sementara dirinya sibuk dengan pikiran sendiri, batinnya menyadari bahwa puan di hadapannya hanya ber