NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Seseorang tengah memandangimu dari kejauhan. Sepuluh meter, lima meter, dan sekarang ia berada di belakangmu.

"Orang asing," tegurnya.

Vala membalikkan badannya, mendapati seseorang ada dibelakangnya. Orang yang belum ia kenal itu memanggilnya.

"I-iya?"

Ternyata bisikan yang dibuat terdengar oleh orang di depannya. Bahkan sampai berbalik arah menghadap sang tuan.

"Kau tidak mengenalku?" menaikkan kedua alisnya. Benar saja tebakan dari Tomoe, wanita itu berasal dari dimensi lain.

"Kau siapa?" tanyanya balik, menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh pemuda itu. Ia memperhatikan pemuda itu dari ujung kaki sampai kepala.

'Dia siapa? Aku bahkan belum pernah melihatnya.' batinnya.

"Aku pernah melihatmu dalam mimpiku,"

Tomoe menurunkan kipas yang menutupi mulutnya dan berbicara, "Panggil aku Tomoe. Dan bagaimana aku memanggilmu?" Maksudnya, ia juga belum tahu nama lawan bicara.

"Di mimpimu? Apa yang kau mimpikan saat itu?" tanyanya antara bingung dan ingin tahu.

"Oh, hai Tomoe. Kau bisa memanggilku Vala." ucapnya sembari tersenyum.

"Kematianmu?" terkekeh pelan.

Kalau dilihat dari penampilan, wanita ini pastilah datang dari dunia manusia. Sebentar, ia mencoba mengingat sesuatu. Oh—ia ingat mengenai pembicaraan semalam. Jadi ini orangnya?

"Wah, ini pertama kalinya aku berbicara dengan manusia," terbatuk. "Kami menyebutnya surga para dewa. Kau juga tidak mengenali tempat ini?" Mulai melangkah maju.

"Kematian?"

Vala sedikit kaget, ia kemudian tersenyum simpul. "Jadi bagaimana aku mati di mimpimu?" tanyanya lagi.

"Jadi aku adalah manusia pertama yang berbicara denganmu? Kau sangat beruntung karena bertemu dengan manusia yang cantik sepertiku." candanya lalu terkekeh.

"Umm, aku tak tahu ini tempat apa." Vala kemudian mengalihkan pandangannya ke Tomoe dan memandang pemuda tersebut.

Tomoe tertawa saat Vala menyebutnya sebagai manusia tercantik. Manusia memang suka membanggakan dirinya sendiri.

"Apa kau begitu penasaran?" ia terdiam. "Jawab dulu, siapa kau sebenarnya, dan apa yang kau inginkan hingga berani menampakkan diri di area ini?"

Tomoe masih terus berjalan; sesekali melirik Vala yang terlihat meragukan.

Gadis itu berjalan disamping Tomoe. "Iya, aku penasaran kapan dan bagaimana aku mati. Setidaknya aku bisa memperbaiki kesalahan yang telah aku perbuat." Tersenyum pahit.

"Aku? Aku adalah salah satu murid dari sekolah sihir Hogwarts, dan apa yang aku inginkan? Aku pun tak tahu, aku tak tahu bagaimana aku bisa sampai disini."

"Malang sekali dirimu," melempar tawa.

"Jangan-jangan kau salah satu dari mereka, ya? Semalam ada wanita yang sama sepertimu. Bedanya, dia mencari sesuatu. Bukan tanpa tujuan seperti kau."

"Oh, jadi apa yang dia cari?"

Vala sedikit merapikan lengan bajunya. "Aku waktu itu mendaftar menjadi salah satu anggota dari organisasi di sekolah. Lalu aku dibawa kesini. Aku pun tidak tahu untuk apa lebih tepatnya aku dibawa kesini. Mereka bilang untuk wawancara." kata Vala mencoba menjelaskan.

"Oh, kau salah satu dari mereka." Karena hanya orang-orang dari SAS atau calon pengikut SAS yang bisa melihatnya.

"Wanita itu mencari kematiannya sendiri karena dia sama sepertimu, mendaftar di tempat yang salah. Kuperingatkan, jangan coba-coba mendaftarkan diri di tempat itu jika kau tidak memiliki keahlian. Kau bisa berakhir seperti wanita yang kuceritakan,"

"Aku telah bertekad untuk menjadi salah satu anggota dari organisasi tersebut. Jadi apa aku harus berhenti hanya karena kemungkinan tentang kematian yang belum tentu terjadi? Tentu saja tidak." ucapnya dengan mempertegas kata-katanya di akhir kalimat.

Tomoe menghentikan langkahnya; duduk di sebuah gubuk.

"Memangnya kau punya keahlian apa? Bahkan keahlian yang kau dapat dari sekolahmu tak akan cukup."

Vala juga menghentikan langkahnya, berdiri didepan Tomoe.

"Umm, plotting. Dan sedang mempelajari editing." jawabnya.

"Sudah, lebih baik menyerah saja. Dan bekerja denganku," menyeringai.

"Aku bisa memberimu ilmu yang lebih banyak dari pada mereka. Tidak hanya ilmu, tetapi juga uang dan kecantikan yang menjadi dambaan setiap manusia."

"Tidak. Itu tidak sesuai dengan tujuanku, bukan? Maaf, aku menolak tawaranmu." balasnya mantap.

Ia menatap Vala yang berdiri di depannya. Tidakkah wanita itu menarik?

"Memangnya apa yang membuatmu tertarik bergabung dengan mereka?" Selama ini Tomoe sering mendengar kisah sekolah yang ditempati oleh para manusia seperti Vala. Kisahnya bahkan sampai ke telinga dewa lain, termasuk dirinya.

Gadis itu sedikit tersenyum menanggapi pertanyaan dari Tomoe. "Aku hanya ingin menjadi bagian dari organisasi itu, menambah pengalaman karena aku belum pernah mengikuti organisasi disini, dan membantu dalam event-event sekolah, seperti yang kau tahu, organisasi yang ingin aku ikuti ini adalah organisasi yang melaksanakan beberapa event-event sekolah, bukan?"

"Lalu, kalau kau sudah masuk ke dalamnya kau merasa bangga dan puas diri, begitu? Bagaimana bisa ada manusia yang mau bergabung dengan kelompok seperti itu. Terlalu banyak aturan yang harus kau jalani," Tomoe mengulurkan tangannya dan mengambil sebuah daun.

"Bangga? Mungkin aku akan bangga pada diriku sendiri. Puas diri? Tentu saja tidak, manusia tidak diciptakan secara sempurna, begitu juga denganku, aku tidak akan berpuas diri dengan apa yang telah aku gapai." Vala menghembuskan nafasnya pelan. "Ya, begitulah aku."

"Jadi, kau akan terima saja saat kau diharuskan untuk menaati segala aturan yang mencekik itu?" Tomoe menatap Vala dalam-dalam.

Vala pun menatap mata Tomoe disertai dengan senyuman. "Ya, tentu saja."

"Ah, manusia malang. Kau juga sanggup untuk menjadi seorang pemimpin berikutnya dari mereka (SAS)? Ayolah, jangan mengorbankan dirimu untuk hal yang tidak bermanfaat seperti itu."

"Aku siap dan aku sanggup. Bagaimana pun kau akan membujukku, tujuanku tidak akan berubah, Tomoe."

"Tsk. Memang kau paham dengan kata-kata yang kuberikan? Pemimpin, apa itu artinya untukmu?"

"Ah, maaf. Pemimpin menurutku adalah seorang yang memimpin sebuah kelompok, bukan hanya memimpin anggota kelompoknya, pemimpin juga membantu dan membimbing anggotanya. Bukan hanya memikirkan dirinya sendiri, pemimpin akan memikirkan diri orang lain juga." jawabnya.

"Memangnya tempat yang akan kau masuki (SAS) ada hubungannya dengan sebuah kepemimpinan? Kudengar mereka hanya suka membuat takut seluruh murid dari dalam sekolahmu. Makanya, banyak orang yang lebih suka mengabdikan diri mereka kepada para dewa,"

"Aku pikir, iya. Organisasi yang akan aku masuki ada hubungannya dengan sebuah kepemimpinan, karena tentu di sebuah organisasi akan ada kerjasama, saling membantu, dan lain sebagainya untuk memajukan organisasi itu sendiri. Dan itu ada hubungannya dengan kepemimpinan seperti yang aku sebutkan tadi."

"Jadi, dengan demikian kau mengatakan jika kau sanggup untuk memenuhi aturan yang mereka jalankan? Memangnya kau tahu aturan-aturan yang mereka ajukan kepada setiap pendaftar baru? Percayalah, itu terlalu berat untukmu."

"Aku pikir aku sanggup untuk memenuhi aturan-aturan tersebut. Aku tidak tahu sebenarnya, apa aturan-aturan yang mereka ajukan kepada setiap pendaftar baru."

"Biar kuberikan informasi sedikit. Dari sekian banyak informasi yang kudapat, informasi ini menarik untuk kau ketahui. Mereka tidak akan segan membuang orang yang tidak sejalan dengan pikiran mereka. Kau sudah siap dibuang?"

"Aku siap, dan aku juga akan berusaha untuk menjadi yang terbuang dari organisasi tersebut."

"He, untuk menjadi yang terbuang? Bagaimana maksudmu." Kembali membuka kipasnya.

"Heol, maaf. Untuk menjadi yang tidak terbuang maksudku."

"Biar kutebak. Orang sepertimu tidak akan bisa mendahulukan kepentingan mereka dibanding kepentingan asrama, bukan begitu? Kudengar kau sangat loyal dengan asramamu. Ya, jadi itu akan cukup sulit; memilih satu di antara mereka atau asramamu,"

"Jika aku terpilih menjadi bagian dari mereka (SAS), aku akan menyeimbangkan antara SAS dan asramaku. Aku bisa mengerjakan 2 pekerjaan lebih sekaligus."

"Tidak, tidak." Tomoe mengangkat jari telunjuknya dan menggerakkannya ke kanan juga kiri. "Kau harus memilih salah satu," imbuh sang tuan.

Vala mengusap keningnya. "Jika disuruh memilih antara SAS dan Hufflepuff, aku akan memilih Hufflepuff." ucapnya.

"Nah, sudah kutebak. Bagaimana bisa mereka menerima orang sepertimu? Sudahlah, lebih baik kau masuk dalam kelompokku saja. Kalau seandainya mereka menyuruhmu untuk mendahulukan SAS dulu dari pada asrama, apa kau akan diam saja?"

"Aku pikir, loyalitas diperlukan dalam sebuah hubungan atau bahkan di kelompok bukan. Aku bisa loyal kepada asramaku Hufflepuff, dan aku juga akan bisa loyal kepada SAS nantinya. Aku akan mendahulukan SAS, jika tugasku di asrama sudah kuselesaikan atau hampir selesai."

"Kalau mereka memintamu untuk terbuka dalam segala masalahmu atau urusanmu, apa kau juga akan menurutinya?"

"Sejujurnya, aku adalah orang yang terbuka. Aku suka mengekspresikan diri, bahkan sebelum diminta, aku akan terbuka tentang masalah dan urusanku kepada orang yang dekat denganku dan ke orang-orang yang kupercaya."

"Jadi, kau termasuk orang yang bisa mempercayai orang lain?"

"Iya, aku orang yang bisa mempercayai orang lain dengan mudah, tapi setelah kutahu bagaimana orang itu sebenarnya."

"Kalau begitu, kau percaya pada kata-kataku, 'kan?" tersenyum dengan manisnya.

"Dengar, kepercayaan itu bagaikan daun ini. Kau lihat?" Tomoe meremas daun itu hingga hampir hancur. "Jika kau mengecewakan mereka, kepercayaan mereka padamu akan sama seperti daun yang telah rusak; tidak bisa kembali seperti sedia kala." Ia berdehem.

"Kalau kepercayaan mereka telah kau rusak, maka seluruh pendapat dan omonganmu akan diacuhkan. Mereka akan menentang pendapatmu walau pendapat itu benar. Aku yakin, kau akan diam saja."

"Iya, aku mengerti." ucapnya lalu menatap Tomoe.

"Jadi, kau benar-benar akan menurut saja saat mereka menentang pendapatmu walau pendapat itu benar? Vala, Vala." Ia membuat daun yang telah rusak kembali ke dahannya. Jangan lupa, ia adalah dewa.

Vala memperhatikan daun itu yang kembali ke dahannya. "Aku akan membuktikan bahwa pendapatku benar." Tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke Tomoe.

"Ya, ya, bahkan pembuktian sudah tidak berarti disaat seperti itu." Tomoe menjawab malas.

"Oh, kau punya kemampuan untuk berduel juga, 'kan? Karena dari informasi yang kudapatkan, di sekolahmu itu sering terjadi keributan. Bahkan untuk hal yang tidak penting. Kalau kau melihat salah satu keributan, kau tidak mungkin akan diam saja, bukan?"

"Iya, tentu saja aku tidak akan diam saja." jawabnya.

"Mengejutkan. Apa yang akan dilakukan oleh seorang Vala?" Tomoe berdiri dari duduknya; bergerak di depan Vala dengan tatapan penasaran.

"Pertama, aku akan mencari tahu tentang apa yang terjadi sebenarnya." Menundukkan kepalanya beberapa detik, lalu kembali menatap Tomoe. "Kedua, aku akan mencari tahu siapa saja yang terlibat dalam keributan itu, lalu menanyainya tentang keributan itu. Ketiga, mencari solusi untuk menyelesaikan keributan tersebut. Dan yang terakhir, menyelesaikan masalah itu."

Ia terdiam; menyandarkan punggungnya pada tiang gubuk tersebut.

"Kalau yang bertengkar adalah teman baikmu dan dirimu sendiri dengan permasalahan teman baikmu mengkhianatimu, bagaimana?"

"Aku akan sangat kecewa terhadap temanku. Dan aku pernah mengalaminya, dan jujur setelah itu memang kami membicarakannya dengan baik, dan kemudian kami berbaikan, tapi situasi canggung akan ada, dan hubungan kami tidak akan seperti dahulu lagi, kami tidak saling mengirim pesan lagi. Tapi itu sangat dulu, mungkin jika sekarang, aku akan memaafkannya, jika itu bukanlah pengkhianatan besar, tapi berbeda dengan jika itu adalah pengkhianatan besar, mungkin aku akan marah, dan tidak ingin melihatnya lagi. Itu, aku jujur."

Tomoe melirik Vala sekilas, apa dia benar-benar mempercayai dewa itu? Hah, selesai sudah waktu untuk bermain-main, Tomoe.

"Biar kutawarkan lagi padamu, apa kau yakin lebih memilih bergabung dengan mereka dibanding menjadi dayangku?"

"Iya, aku sangat yakin akan memilih mereka. Aku tidak akan tetap pada tujuanku."

"Sayang sekali, padahal tawaranku bukan candaan." Tomoe mengayunkan tangannya hingga sebuah portkey melayang jatuh ke pangkuan Vala.

"Karena tujuanmu kemari bukan untuk mengabdi padaku, silakan pergi dari tempat ini dan kembali ke alam mu sendiri."

Vala memegang portkey itu, kemudian dengan cepat ia sampai di Hogwarts kembali, gadis itu mengedipkan matanya beberapa saat. Lalu melangkahkan kakinya menuju ruang rekreasinya.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.