NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Kau yang terakhir kali tidak sadarkan diri kini mulai membuka mata perlahan. Pencahayaan yang menyilaukan mata mulai menunjukan sosok pria berkemeja putih yang sepertinya sudah dari tadi mengawasimu.

“Oho, akhirnya kau sadar juga. Hampir saja aku membuat laporan kematian.”

Dia membuka matanya perlahan, sebuah sinar putih yang berasal dari sebuah lampu membuatnya menyipitkan matanya. Kemudian, setelah dia bisa menyesuaikan matanya dengan penerangan yang ada, dia melihat seorang pria berkemeja putih, yang sedang menatapnya, seolah-olah sedang mengawasinya. Kemudian dia mendengar pria itu berbicara padanya, dengan suara yang belum pernah dia dengar, menyebut-nyebut tentang kematian.

"Siapa...?" tanyanya, menatap pria itu dan memperhatikannya.
act kaoru

Pria tersebut mendecih. "Harusnya saya yang melontarkan pertanyaan tersebut. Siapa anda?"

Ada perasaan tidak enak saat dia mendengar jawaban dari pria itu, seperti jantungnya meloncat keluar dari tubuhnya. Dia berusaha tenang, menunggu hingga detak jantungnya kembali normal, menghela nafas panjang, lalu menjawab.

"Namaku Kaoru Hitachiin," katanya sambil menatap dalam-dalam mata lawan bicaranya.
act kaoru

Pria tersebut menghelakan nafas panjang.
"Nama hanyalah penghias batu nisan, tau? Itu tidak terlalu penting." ia menunjukan telunjuknya kearahmu "Kau, kau itu siapa?"

Pria itu menunjuk dirinya dengan jarinya. Dia kebingungan untuk menjawab pertanyaan "Penyihir...wizard."

Ia terkekeh puas. "Kau datang dengan keadaan berantakan, menghabiskan tenagaku dan kini kau bilang kau seorang penyihir?" Ia kembali memposisikan tempat duduknya dan menatap matamu dengan tajam. "Baiklah, anggap saja saya percaya. Lalu, kenapa kau bisa sampai sini? Apa keperluanmu?"

Mendengar kata berantakan, dia berharap saat ini dia bisa melihat penampilannya sekarang ini. Sarafnya mulai merileks, ketika dia mendengar pria itu terkekeh.

"Saya," jawabnya, "sampai kesini untuk sesuatu yang menjadi salah satu keinginan saya."

Dia berhenti berbicara, berusaha merangkai kata-kata di dalam otaknya.

"Menjadi salah satu bagian dari organisasi sihir."

Kedua alisnya terangkat dan matanya menunjukan keraguan setelah mendengar jawabanmu.

"Menjadi bagian dari organisasi sampai segitunya? Memang kemampuan apa yang ingin kau berikan sampai kau rela melakukan ini itu?"

"Segitunya? Tidak ada yang dinamakan 'segitunya' ketika berusaha untuk mendapatkan sesuatu," jawabnya pelan, lalu melanjutkan. "Dedikasi yang tinggi, tanggung jawab dan keinginan yang kuat, beberapa hal itu membuat saya rela untuk melakukan hal yang ingin saya capai."

Dia mulai merasa kepanasan.

Garis bibir pria tersebut terangkat, menunjukan senyuman tipis yang tidak begitu ramah.

"Ah.. aku baru teringat ada orang yang sama sepertimu kemarin. Namun orang tersebut seperti.. pecundang? Memang organisasi apa sih yang kau maksud? Mengapa ingin sekali bergabung dengan mereka?"

Dia menaikkan alis kanannya. "Bukan pecundang namanya jika seseorang mencoba suatu hal yang baru, meskipun dia memang dikategorikan pecundang."

Dia menghela nafas. "Special Auror Squad, organisasi yang beroperasi bawah tanah, maksudnya tidak terlihat, tapi ada. Alasan saya, pengembangan diri, memajukan apa yang menjadi tujuan dari organisasi ini."

"Ya bagaimana tidak di panggil seorang pecundang kalau dia kelihatannya tidak memiliki nilai apa-apa. Orang tersebut bahkan tidak mampu mengatur tingkahnya, bagaimana bisa memimpin dan menjalankan organisasi. Apa kau juga sama saja? Aku jadi penasaran, apa sih kepemimpinan untukmu? Dan kau sendiri tipe pemimpin seperti apa?"

Keringatnya mulai membasahi bajunya, bukan karena gugup, melainkan karena kepanasan. Dia berusaha menjawab setenang mungkin. "Kepemimpinan, adalah proses untuk pemimpin untuk mengajak orang-orang yang memiliki tujuan yang sama, bekerja sama untuk mencapai tujuan itu."

Dia mengambil napas dalam, dan menghembuskannya keras. "Tipe kepemimpinan saya? Saya lebih suka untuk mengajak orang-orang yang memiliki tujuan yang sama, untuk mencapai tujuan itu. Saya lebih suka mempertimbangkan pendapat dari berbagai sisi dan bukannya satu sisi."

Garis bibir pria tersebut semakin melengking setelah melihat expresi wajahmu.

"Kalimat yang sangat indah. Namun bagaimana jika isinya orang-orang yang memiliki tujuan denganmu? Ahh.. bahkan saya tidak tahu apa organisasimu itu ada hubungannya dengan kepemimpinan atau bukan, ya"

Dia mengernyitkan dahinya, tidak paham dengan salah satu pertanyaan. "orang-orang yang memiliki tujuan denganku? Maksudnya?"

Sejenak dia terdiam, kemudian melanjutkan. "Besar kecil organisasi, saya rasa pasti ada pemimpin di organisasi itu, dan pastinya ada kepemimpinan disana."

"Orang-orang yang tidak memiliki tujuan yang sama." Ia terkekeh "Besar kecilnya organisasi pasti memiliki peraturan bukan? Jangan sebut dirimu seorang pemimpin jika tidak yakin akan tahan dengan peraturan. Apa kau yakin? Terlebih lagi kudengar peraturannya sangat banyak dan melelahkan."

Dia menatap lawan bicaranya dengan tajam. "Itu sebuah konsekuensi yang harus diambil ketika mengambil sesuatu yang kita inginkan." jawabnya.

Pria tersebut memutar matanya.

"Aku sudah banyak mendengar orang berpasrah bahwa peraturan la la la adalah konsekuensi, tapi akhirnya mereka menyerah begitu saja ketika konsekuensinya lebih besar dari perkiraan."

Ia memiringkan kepalanya, menatapmu dengan penuh kerugian "Bahkan ketika hal yang kau inginkan tidak meberikan imbalan apapun?"

"Mungkin mereka berubah pikiran," sahutnya. Jarinya mengetuk-ngetuk permukaan meja, matanya memandang berkeliling ruangan tempat mereka berada.
"Salah satu konsekuensi," ujarnya pelan. "Nikmati proses, lihat hasil, hasil lah imbalan dari tujuan itu."

Ia mendecih keras.

"Hah, dasar orang-orang tidak memiliki pendirian tinggi. Apa jadinya kalau sebuah organisasi diisi dengan orang seperti itu. Menyusahkan institusi saja."

Ia kembali membenarkan posisi duduknya, menyilangkan kaki dan tangannya. "Lalu bagaimana menurutmu jika kau di haruskan untuk mendahulukan organisasi tersebut di atas rumahmu"

Dia mengetukkan jari tangannya seirama, tersenyum, dan menyandarkan tubuhnya di kursi. "Tergantung, mana yang lebih penting? Keputusan diambil berdasarkan mana yang lebih penting."

"Jika urusan rumahmu lebih penting tapi kau juga di berikan kewajiban di organisasi itu, apa yang akan kau lakukan?"

Dia berhenti mengetuk jarinya. "Seberapa penting pekerjaan di rumah, saya berusaha, setidaknya untuk mengerjakan bagian saya di organisasi ini."

"Hmm.." mengusap-usap dagunya. "Mari kita berandai-andai, katakanlah salah satu kawan organisasimu yang sudah sangat dekat membocorkan rahasia yang ada tau memiliki niat untuk berkhianat. Apa yang akan kau lakukan?"

"Keluarkan saja, secara tidak terhormat, kenapa tidak?" Dia menjawab refleks. "Alasannya? Karena itu perbuatan dia secara sengaja, dan melanggar peraturan."

Pria tersebut kembali terkekeh, "Keluarkan? Semudah itu? Baiklah, mungkin maksudmu menjadi tegas. Tapi seperti terlalu gegabah. Tidak memikirkan variable atau solusi lain? Lalu bagaimana jika anggotamu memiliki bendapat lain dalam kasus tersebut dan merasa dia tidak perlu sampai di keluarkan?"

"Dikeluarkan apabila memang apa yang dilanggar sangat berat." Tambahnya. "Tentu saja sebelum dikeluarkan, harus berdiskusi dengan yang lain terlebih dahulu."

"Lalu bagaimana jika ada yang menentang pendapatmu padahal kau merasa bahwa itu benar, apa yg akan kamu lakukan?"

"Mencari pendapat lain." Jawabnya. "Pendapat dari orang lain di dalam organisasi itu. Pasti memiliki pendapat yang berbeda, dan mungkin memiliki solusi yang lebih baik."
act kaoru

Salah satu alisnya terangkat karena merasa bingung.

"Jika kau rasa ada yang lebih baik maka kau langsung melupakan pendapat awalmu? Kau tipikal yang mudah mempercayai orang lain ya?"

"Bukan seperti itu," jawabnya dengan tenang. "Solusi yang lebih baik dan dapat diterima semua, saya rasa lebih baik, artinya semua orang menerima, mau tidak mau, daripada 1 solusi yang hanya saya sendiri atau hanya beberapa orang yang menerima solusi itu."

Pria tersebut tersenyum, namun senyumannya yang sekarang terlihat lebih lembut.

"Ah, padahal ku ingin mendengar usaha kau untuk memperjuangkan sesuatu. Well, setidaknya saya sudah mengerti kau pribadi yang seperti apa. Namun, jika kau berada di publik dan terjadi keributan di sekolahmu, apa yang akan kau lakukan?

"Keributan?" Dia mengelus dagunya. "Jangan pernah menunjukkan sesuatu di publik, jangan menunjukkan emosi, berpikir tenang, bersama anggota lain secepat mungkin mencafi solusi dan mengatasi masalah itu secepat mungkin."

"Oh? Organisasi itu bukannya di dedikasikan untuk satu intitusi? Apa saya salah? Keributan yang terjadi di publik (timeline) adalah di sekitar intitusi atau sekolahmu itu, sebagai orang yang berdedikasi, apa kau hanya akan diam saja?

Dia menjawab tegas. "Yang saya maksud sebelumnya, bukan diam, tapi melakukan sesuatu untuk menyelesaikan masalah tanpa menarik murid yang tidak terlibat dalam masalah itu."

"Dan.. dengan sesuatu itu seperti apa maksudmu?"

"Seperti yang saya bilang," dia menghela nafas. "Dan anda sendiri bilang, tidak boleh gegabah untuk memutuskan. Dan lebih baik untuk berdiskusi dengan anggota organisasi yang lain untuk mendapatkan atau memutuskan tindakan yang tepat dilakukan."

"Bahkan untuk masalah yang sudah di depan mata dan membutuhkan immediate response kau masih harus mendiskusikannya terlebih dahulu? Apa kau tidak percaya dengan kemampuan dirimu sendiri?"

"Organisasi tidak mementingkan keputusan sendiri. Dalam keadaan mendesak, bukan hanya saya sendiri yang berfikir untuk segera memberi solusi, bukan? Seharusnya anggota yang lain juga berpikiran yang sama dengan saya."

"Hah.. sepertinya kau meremehkan masalah-masalah dan masalah yang mungkin di hadapi oleh organisasimu, ya? Teamwork memanglah terpenting, tapi tetap saja, pribadi yang percaya akan kemampuannyalah yang akan dibutuhkan disana. Bagaimana orang lain mau mendengarakanmu jika suaramu terus bergetar? Bagaimana kau akan mandiri.."

"Kalau suara saya yang dipilih, maka pendapat saya yang akan diterima, kan?"

"Jika suaramu lantang dan tidak bergetar seperti anjing ketakutan.. mungkin."

Ia mengambil syalnya dan memberikannya kepadamu

"Percayalah kepada kemampuanmu sendiri, Kaoru."

Dia menyunggingkan senyum. "Anjing mengonggong ketika takut, dan saya, tidak takut."

Dia mengambil syal itu, meraba permukan syal itu dengan jari-jarinya, dan kemudian menatap lawan bicaranya sambil tersenyum. "Saya akan berusaha untuk selalu menjadi orang yang seperti itu."

Pria tersebutpun tersenyum.

"Ah saya lupa, nama saya Yakumo dan saya seorang detective. Namun, sebuah nama tidaklah penting, bukan? Kini saya minta anda untuk menatap mata saya sambil memegang syal tersebut"

"Nama bisa tertulis dalam sejarah," dia agak menanyangkal pertanyaan itu, dan melakukan apa yang diperintahkan oleh lawan bicaranya. Dia mengenggam syal itu dan menatap mata lawan bicaranya.

Yakumo memejamkan matanya sejenak dan langsung membalak terbuka di depan matamu. Matanya yang memang dari awal sudah terlihat aneh kini kedua matanya berubah menjadi warna merah.

Kau pun langsung jatuh tak sadarkan diri dan syal yang di berikan sebenarnya adalah sebuat portkey yang membawamu kembali ke halaman Hogwarts
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.