NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

"Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia"

Di era modern ini, kualitas pendidikan menjadi acuan dalam suatu negara dalam menghadapi persaingan global. Lembaga pendidikan menjadi wadah utama yang bertugas untuk mencetak generasi yang lahir menjadi seorang warga negara yang memiliki intelektual yang tinggi dan berdaya saing. Dengan pendidikan kita bisa mendapatkan hidup yang lebih baik, menciptakan perdamaian, meningkatkan perekonomian negara, dan mewujudkan impian kita. Ya, itu adalah kata-kata yang manis dan hanya akan menjadi harapan apabila melihat adanya fakta maraknya anak Indonesia yang putus sekolah, masih buta aksara, rasio guru dengan murid yang tinggi, tidak layaknya sarana pendidikan, wilayah geografis yang sulit terjangkau dan sebagian dari masyarakat Indonesia hanya bisa mengeluh dan mempersoalkannya tanpa adanya tindaklanjut yang berarti, menyalahkan pemerintah seakan dirinya sudah menjadi warga negara yang memberikan banyak sumbangsih bagi negara. Apakah itu yang dinamakan generasi unggul? Kapan orang berani mengatakan "iya, ini salah saya, dan saya bertanggung jawab untuk memperbaikinya"? Tugas kita sebagai warga negara adalah menjalankan cita-cita kemerdekaan bangsa salahsatunya dengan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan melihat keadaan sekitar kita, wajib untuk memiliki kesadaran membantu meningkatkan potensi dari sumber daya manusia.
Saya sendiri melihat teman-teman di kelas saya masih ada yang tidur, tidak semangat mengikuti pelajaran, bolos sekolah, dan banyak alasan lainnya yang menuju terhadap malas belajar lalu dengan begitu saja menyalahkan sistem pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 yang salah kaprah dalam mengarahkan pendidikan Indonesia, penerapannya tidak jelas membuat guru hanya duduk diam, kurangnya sarana seperti buku sehingga tidak berjalan dengan efektif. Itu adalah kalimat-kalimat yang muncul dari seorang pelajar yang hobinya mengeluh tanpa melakukan apa-apa. Kritis? Tidak! Menjadi pelajar yang kritis apabila yang dilakukannya adalah benar, bukan sekedar bermalas-malasan dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas. Apa benar di kurikulum sebelumnya kalian juga tidak tidur, tidak bolos, tidak malas belajar sehingga menyalahkan kurikulum yang baru? Apa hanya karena tidak bisa menerima perubahan? Globalisasi menuntut masyarakat harus dinamis, apabila kita hanya bertindak pasif maka tidak ada kemajuan, kita akan terletak di posisi yang pasif bahkan bisa tertinggal, pasti kalian tidak terima apabila dibilang kolot. Menganggap ini perubahan yang regresif? Ya, perubahan ini bersifat regresif apabila kita tidak bersama-sama mengimplementasikan nilai-nilai yang terdapat di kurikulum terbaru ini dengan benar, tidak berusaha menerapkannya pada kegiatan belajar mengajar sehari-hari dan masih tidak bergerak dari kebiasaan yang lama. Tentu saja tidak akan berhasil. Setiap orang tua menginginkan anaknya untuk mendapat pendidikan yang terbaik, pemerintah sudah menyediakan solusi dengan membuat rancangan yang cocok untuk diterapkan di Indonesia.
Menginginkan negara Indonesia menjadi sebuah negara maju namun kelakuan masih saja terbelakang. Banyaknya berita dimulai dari pelajar TK yang dicabuli, pelajar SD yang membunuh temannya, pelajar SMP menjadi anggota begal, pelajar SMA hobi tawuran, hingga mahasiswa yang meninggal saat mengikuti diksar. Apakah Indonesia tidak darurat moral? Bahkan sejak usia dini sudah bisa melakukan tindak kejahatan yang diambang batas. Entah faktor apa saja yang telah mempengaruhi mereka, bisa kita amati bahwa banyak tontonan di tv maupun internet yang bisa diakses tanpa batas apabila tidak adanya peran orangtua yang memfilter konten-konten yang ada. Juga permainan online yang marak disukai dari usia muda sampai dewasa. Mungkin kita tidak sadar, naluri anak kecil dalam meniru apa yang dilihatnya sangat besar, sayang sekali apabila ia melihat hal-hal yang tidak pantas untuk anak seumuran mereka seperti kekerasan dan pornografi dengan mentalnya yang belum terbentuk kuat. Apakah itu cara mencetak generasi unggul Indonesia?
Menteri telah mengeluarkan kurikulum pendidikan yang mengedepankan akhlak perilaku, bagaimana bila pelajar tidak memiliki akhlak namun sudah memiliki intelek yang tinggi? Hasilnya adalah koruptor, mafia, anggota legislatif yang digaji untuk duduk di kursi empuk dengan penyejuk udara mendengarkan sidang tentang masalah rakyat yang panjang hingga ia terlelap di kursi kerjanya. Bukankah sudah menjadi rahasia umum, banyak jebolan universitas-universitas yang bergengsi melakukan dosa tersebut, karena mereka memiliki ilmu yang cukup namun tidak dengan akhlak sehingga koruptor merajalela, ditangkap KPK lalu berdalih dirinya difitnah, hanya karena rencana busuknya terkuak. Orang-orang seperti ini sebetulnya unggul dalam hal akademik namun dilakukan untuk perbuatan yang salah seperti memanipulasi suatu hal yang belum matang sehingga dapat dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi atau golongan. Namun masyarakat terus mengangkat spanduk besarnya, turun ke jalanan, berarak mengganggu jalan raya yang sibuk, meneriakkan kemarahan ke musuh utama yaitu legislatif sementara yang memberikan kursi adalah masyarakat sendiri yang memilihnya. Ini lah mengapa pemilu bersifat penting, yang menunjukkan bagaimana cara hidup suatu negara ke depannya sesuai harapan masyarakat. Ada satu yang demokrasi berikan untuk kita yaitu suara kita sendiri, suara yang benar-benar milik kita bukan yang berasal dari orang lain. Presiden kita bertugas mengelola seluruh negara dengan hanya beberapa kementrian. Dengan tenaga kerja seperti itu, pemerintah disaratkan untuk hanya fokus untung hal yang sangat banyak dalam satu waktu. Tetapi kebanyakan orang tidak peduli, mereka hanya melihat sekelilingnya tidak ada yang berubah dan menganggap pemerintah gagal. Maka dengan alasan itulah, generasi ke depan harus memiliki akhlak yang kuat bersanding dengan ilmu yang dimilikinya agar menjadi generasi bangsa yang unggul dan berkualitas.
Presiden kita menyampaikan agar kita jangan takut dalam menghadapi persaingan global khusunya Masyarakat Ekonomi Asean, disanalah media kita dalam berkompetisi di hal pendidikan dan sumber daya manusia. Disanalah kita diuji sudah sampai mana potensi dan keunggulan yang kita miliki. Warga Asia Tenggara bisa berlalu lalang mencari pekerjaan di negara yang ia inginkan, tentunya dengan memperhitungkan kemampuan yang ia miliki. Jangan takut dalam menghadapi globalisasi, karena dengan globalisasi kita dapat mendapatkan pendidikan lebih cepat dan lebih mudah. Kita bisa bersaing dengan negara-negara super yang ada di sekitar kita. Indonesia telah berkembang pesat dalam dekade terakhir. Kita bisa terus maju dengan memperbaiki beberapa kesalahan yang ada. Indonesia punya banyak orang yang berpikiran cemerlang, hanya kurang diapresiasi di negaranya sendiri. Inovasi yang ada masih dikalahkan dengan budaya tidak mau meninggalkan yang lama dan masih menyukai inovasi yang berasal dari negara asing. Anda tidak ingin dilabeli tidak mencintai budayanya sendiri, namun masih banyak yang lebih bangga berbudaya menggunakan produk asing. Lalu bagaimana budaya Indonesia maju ke pentas dunia bila masih ada saja yang merendahkan dangdut yang merupakan musik lokal, film Indonesia yang jarang menunjukkan budaya bangsa bahkan untuk merilis di bioskop negaranya sendiri susah karena kalah oleh film produksi asing. Kita mengabaikan budaya kita, itulah mengapa kita jarang bersaing dengan negara lain menunjukkan budayanya. Kita negara agraris, namun adakah anda mendengar ada petani yang kaya? Tengkulak membeli hasil panen dengan harga yang sangat rendah dan mendistribusikannya ke masyarakat dengan harga yang lebih tinggi. Apakah petani mendapatkan keuntungan? Pemerintah membuat regulasi yang baik namun hukumannya tidak begitu ketat. Indonesia pun dianggap tidak siap dengan adanya badai revolusi industri yang mengharuskan kita untuk memiliki iptek dan modal untuk membangun sistem ekonomi yang baru. Masalah di negara ini pada umumnya dipersalahkan pada pihak eksternal seperti penjajah, orang Tiongkok yang mengambil pekerjaan kita, hingga ada beberapa hal yang kita anggap remeh seperti kesetaraan, non-diskriminasi, rasa hormat, keadilan dll. Hal ini sangat umum namun bagi masyarakat Indonesia dianggap sebagai "nilai barat".
Masyarakat miskin akan kritik, bila anda tidak setuju dengan apa yang dikatakan politisi popular, anda langsung diberi label sebagai pendukung pihak oposisi. Ketika anda mengatakan kepada seseorang bahwa ada yang salah, daripada mencoba intropeksi mereka langsung berasumsi bahwa anda membenci mereka. Filsuf mungkin mencoba untuk memiliki pandangan yang berbeda tapi sekali lagi, perbedaan dianggap sebagai musuh dan mereka mungkin dituduh sebagai antek lain negara dan mengkhianati Indonesia. Kondisi kita sekarang seperti Eropa seribu tahun yang lalu, ini kutipan dari European History/The Crises of the Middle Ages “Kekurangan kayu karena pemotongan hutan untuk pertanian, kota-kota dirancang sangat buruk untuk kebersihan. Warga membuang sampah ke jalan yang menarik tikus dan juga kutu. Tinggal dekat dengan kota yang berarti infeksi penyakit tidak perlu berjalan jauh untuk menginfeksi orang lain, penting diketahui orang Eropa tidak mengerti penyebab dari masalah tersebut. Bagi mereka, masalah datang karena kurangnya kesalehan mereka, atau kegagalan gereja.” Anda lihat beberapa persamaan dengan kondisi kita sekarang? Kita bisa melakukan perubahan yang progresif, investasi dalam sumber daya manusia adalah hal yang pokok. Jangan terpaku pada perbaikan yang cepat, namun perbaikan yang benar. Hapuskan sifat ‘selama hal-hal sepertinya terus berlanjut, takada yang mengganggunya untuk diperbaiki’
Sadarkah kita tantangan-tantangan sudah ada di depan mata? Atau masih mengurusi isu-isu murahan yang mengangkat agama sebagai pola yang mementingkan segolongan manusia dan memecah belah bangsa? Jadikan pendidikan sebagai alat yang penting. Bukan menjadi generasi yang lebih peduli kepada tempat trendi terbaru untuk hangout, gosip terbaru dari selebriti yang masih hangat, gawai keren mana yang bisa dibeli. Banyaklah berbicara tentang ekonomi terkini, kondisi global seperti apa. Sudah banyak cara yang disediakan untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya, jangan malas untuk mencari dan berusaha. Jadilah seorang pemberi pekerjaan bukan yang mencari pekerjaan seperti yang masih marak disarankan orangtua dimana apabila memiliki pekerjaan menjadi jaminan hidup sejahtera. Walau rendahnya apresiasi negara yang diberikan kepada pemuda pemudi Indonesia yang berpikiran cemerlang kita harus tetap memiliki nasionalisme yang tinggi, tetap teguh pada cita-cita bangsa bersama mencerdaskan kehidupan bangsa, tidak menyerah untuk berjuang menuju bangsa Indonesia yang lebih baik. Manfaatkan suaramu dalam pemilu yang menentukan nasib bangsa Indonesia ke depan. Gunakanlah produk Indonesia karena selain bisa meningkatkan ekonomi bangsa, kita turut membantu orang-orang satu bangsa yang mencari penghasilan. Karena orang yang sukses bukanlah orang yang berhasil belanja ke luar negeri memakai produk asing yang mahal dan bergengsi, melainkan orang yang dapat mensejahterakan manusia di sekelilingnya. Teruslah berinovasi tanpa kenal lelah, bangun negara dan terus bangga terhadap negara sendiri. Gotong royong adalah motto bangsa kita. Kita wajib merangkul sesama kita karena semua orang bersaudara, geruskan yang terbelakang menjadi yang terdepan
Dimulai dari diri sendiri. Tanamkan kejujuran dalam diri masing-masing, budaya mencontek memang tidak hanya ada di Indonesia, usahakan agar kita jangan sampai mencontek walaupun disaat kepepet, agar kita siap mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kapanpun dan dimanapun. Banyak-banyaklah membaca, bangsa kita seringkali lebih memilih meluangkan tempat untuk tv yang berukuran besar daripada membuat perpustakaan. Negara maju dapat dikatakan maju apabila masyarakatnya rajin membaca. Tidak perlu menghakimi orang dan mencari kesalahan dalam tatanan yang ada di masyarakat. Lebih baik kita memulainya dan pasti orang di sekitar akan mengikuti, minimal merasa malu apabila melakukan hal yang tidak pantas.

     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.