Notes

Wake Me Up | ①

@AN_Akeno95

Tak bisa berhenti seperti ini, dengarnya dari bilah bibir pria penyandang nama Akeno. Bersamaan itu, keenam member NTX pun tergiring menuju arah timur ...

“Wake up, we’ve pressed for time.”

... namun, tidak dengan Yuto. Personifikasi dari sebuah penolakan atas sebuah pemaksaan, personifikasi akan kebebasan di ambang mata. Ia bergerak mundur dengan cekatan hingga kembali pada sentral ruang.

pic.twitter.com/vdD0g7qIsm “Eoneusae geu sunsuhaet—deon aeneun keosseo,” ucapnya dengan santai sembari bergerak maju; menyerongkan tubuh ke arah timur laut nan merentangkan kuasa kanan bak gestikulasi membelai tirta, “Ijen naega buranhan sahoee, juchereul kkaewo.” Frasa demi frasa, terseret dengan penekanan pada tiap ketuknya. “Saeroun nawa ...” Kedua sudut bibirnya terangkat, “... iya—gireul nanwo.” Mencipta raut durja yang bahagia seolah-olah siap berbagi asa dengan siapa saja. “Nae salme gapseun gachireul maegil su eopseo, namgwa ...” Sesekali dengan sikap ‘swag’ khas seorang rapper yakni menjumput kemeja, pandangannya kembali teralih pada lautan penonton di muka. pic.twitter.com/0JcP2f1aoh Bersamaan dengan ‘gachireul’ yang terucap, kelima member NTX dan penari latar kembali memenuhi stage dengan Yuto tetap berada pada sentral formasi. “ ... ba-kkul su eopneun life.” Yuto melakukan penekanan pada kata ‘bakkul’ seraya membentuk ketiga jari pada tangan kanan bak sebuah pistol. Diarahkan sejajar pelipis lantas, dilempar ke arah penonton dengan sebuah senyum asimetris nan kepala yang terangguk-angguk menikmati lagu. pic.twitter.com/18tqRks5tB

“Uh~”

Tarikan napas tajam, menghantar Yuto beserta senyumnya pada flow yang sedikit lebih cepat dari sebelumnya. “Uriye hyeonshiriran gamasote joeda neoheosalmeun gotongigie.” Drum dan bass pengiring membuat Yuto dengan mudah melakukan penekanan di awal pada tiap ketukan accompaniment. “Naega hal su itneun geon ...” Sebuah kedipan mata dilemparkan pada penonton, seakan mengajak mereka terhempas pada atmosfer ‘menyenangkan’ pada lagu kali ini. “...michil deut— bureuneun i norae ye~” Dilakukan penekanan pada bagian ‘michil’ dengan raut wajahnya berubah angkuh nan menggerakkan tubuh tak teratur; pic.twitter.com/41JTCcnsiw laksana tak mau diganggu, bahkan tak ada seorangpun yang mampu menghentikan dendangannya. “It may wake maehae~ mokpyokkajiye lane.” Kuasa yang terjulur ke arah penonton berpindah pada tiap rhyme, ke arah kanan maupun kiri. “You ain’t be late,” Menarik napas sejenak lalu, “gyeongjumacheoreom ttwieo jashineul wihae.” Terucap seiring maknae NTX tersebut membawa torso menuju ujung kiri /darinya/ daripada formasi, mempersilahkan Arka mengambil alih posisi sentral usai sebuah lompatan beserta ‘flying kiss’ diarahkan pada para penonton.

@AN_Arka97

Wake Me Up | ②

@AN_Akeno95

Bagian bridge segera disongsong dengan keluarnya Yuto beserta member NTX lain dari lingkar penari latar. Sebuah denting accompaniment membawa torso sang tuan tergerak memutar 180° dengan pengampu kanan sebagai tumpuan. Sesaat mengembuskan napas lantas mengangkat mikrofon di ambang bibir dengan kuasa kanan. “Sesangi wonhaetdeon dabeun, jeolshilhame nunmeoreo.” pic.twitter.com/y2ueOD9upE Dengan posisi kembali serong ke arah kanan, sang tuan pun kembali melagu dengan mengangkat ruang pandang, “Moksorireul naeneun geot, jichega dwaedo gyesokhae georeo.” Terhatur dengan konstan, terucap dengan jelas, terdengar dengan lantang. Menyiratkan sebuah semangat yang disebarkan daripada sang pemilik suara. “Gomineul beoryeo, geureon hyeonshire nege suhyeneun butter.” Terangkatlah tangan kanan meremas sejumput kain di bagian dada lantas, membuangnya begitu saja. Kepalanya sedikit terangkat dengan tubuh menyerong; mengangkat ujung mikrofon sedikit tinggi guna menghemat napas pada bagian diafragma. pic.twitter.com/6cWgi6DFzx “Yeah wake me up! Ijen saeroun nareul pyeolchyeonae . What!” Yuto melonjak lantas mundur, mengakhiri bagian bridge secara klasikal.

@AN_Daewoong96