Notes

"Sepertinya dia sudah tidur" menggerak-gerakan tangan didepan wajah sang gadis.

Melirik jam dinding.

"Okay. Ini saatnya"

☆★☆

"Eungh~" erang seorang gadis yang baru saja bangun dari tidurnya.

Sinar matahari yang masuk melalui celah jendela, sukses membangunkan gadis itu.

"Hoam" sang gadis menguap pelan sembari mengatup mulutnya dengan tangan.

Perlahan, sang gadis mulai bangun dari tempat tidurnya, memindahkan badannya untuk menghadap ke sebuah pintu.

Sang gadis masih duduk diatas kasurnya dengan mata yang sedikit terpejam, sepertinya ia masih mengantuk.

Sang gadis yang ternyata bernama Elysa, perlahan membuka matanya. Samar-samar ia melihat sesuatu yang berwarna biru ada dihadapannya.

Elysa pun membuka matanya lebar dan memfokuskan pandangannya pada sesuatu yang berwarna biru itu.

Seolah tak percaya, Elysa mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya, ia menutup mulutnya yang mungkin kini terbuka lebar, saking terkejutnya.

"Astaga…" ucap Elysa.

Elysa sangat terkejut dengan apa yang ia lihat saat ini. Bagaimana tidak? Elysa melihat begitu banyak boneka dari karakter kartun kesukaannya, doraemon.
(pic)

"Aigoo… banyak sekali doraemonnya!"

Elysa mulai beranjak dari tempatnya, ia berjalan sedikit dan mengambil salah satu dari boneka tersebut.

"Aihhh lucunya aaaaa" ujarnya girang sambil memeluk erat boneka doraemon tersebut.

Sebuah senyuman pun terulas, membuat wajah Elysa semakin terlihat cantik.

Elysa pun melanjutkan langkahnya menuju pintu dengan memeluk boneka doraemonnya. Saat pintu terbuka, mata Elysa langsung menangkap sesuatu yang membuat ia memandang tak percaya. Lantai di depan kamarnya yang biasanya berwarna coklat kelam, kini berubah menjadi merah oleh kelopak bunga mawar.
(pic)

"Yaampun…" ucapnya tak percaya.

Ia melirik ke kanan dan ke kiri, barangkali ada seseorang yang kini sedang mengerjainya. Nihil. Tak ada seorang pun dikoridor tempat roomnya berada.

Rasa penasaran pun akhirnya menuntun Elysa untuk mengikuti kemana arah dari kelopak bunga mawar itu.

Hingga akhirnya tanpa ia sadari, ia kini telah berada disebuah halaman yang luas. Dimana terdapat air mancur yang indah ditengahnya. Lebih tepatnya, kini Elysa berada di halaman belakang akademi.

Netranya pun menangkap seseorang yang tengah berdiri membelakangi dirinya. Dengan mengenakan kostum berwarna biru.

Elysa berniat untuk mendekati seseorang tersebut. Namun, seseorang itu langsung berbalik. Sekali lagi. Elysa terkejut dengan apa yang ia lihat. Kini di hadapannya ada seseorang yang tengah mengenakan kostum doraemon.
(pic)

Kaget? Lucu? Senang? Ntahlah, rasanya campur aduk.

Doraemon hidup itu pun menepukkan tangannya beberapa kali hingga akhirnya, sebuah alunan musik mulai terdengar.

"… Ini?" Elysa seperti mengenal nada yang saat ini ia dengar. Nada ini terdengar sangat familiar ditelinganya.

[ https://t.co/5wnb5FoY3f ]

Tak lama kemudian, doraemon itu pun mulai bernyanyi.

"Aku ingin begini
Aku ingin begitu
Ingin ini, ingin itu
Banyak sekali~"

Doraemon itu menyanyikan lagu tersebut sambil menari.

Membuat sang dara tertawa melihat aksinya.

"Hahaha astaga" ucap Elysa sambil tertawa.

Doraemon itu perlahan mendekat pada Elysa. Tanpa menghentikan nyanyiannya.

"Semua, semua, semua
Dapat dikabulkan
Dapat dikabulkan dengan kantong ajaib~"

"Aku ingin terbang bebas di angkasa~~"

"Hey! Baling-baling bambu!!" menunjuk ke angkasa.

Doraemon itu pun memegang tangan Elysa, mengajaknya untuk menari bersama. Dengan perasaan riang, Elysa pun mengikutinya.

Mereka terlihat sangat menikmati tariannya.

"La,la,la
Aku sayang sekali…
Doraemon…~"

"La,la,la aku sayang sekali…
Doraemon…~"

Mereka menyanyikan lirik terakhir bersama-sama.

Senyuman sedari tadi tak pernah lepas dari wajah Elysa. Gadis itu terus tersenyum dengan apa yang ia terima hari ini.

Doraemon itu pun berdiri menghadap Elysa. Ia memasukkan kedua tangannya kedalam kantung ajaibnya. Tak lama, keluarlah sebuah kertas dari dalam sana.

Doraemon itu pun, perlahan mulai membuka kertas tersebut dan menunjukannya pada Elysa.
(pic)

Untuk kesekian kalinya, Elysa kembali terkejut. Bahkan kini, matanya mulai berkaca-kaca setelah membaca tulisan tersebut.

Doraemon itu pun kembali menunjukkan beberapa kertas lainnya.
(pic)
(pic)
(pic)
(pic)
(pic)

Rasa haru, bahagia mulai menyelimuti perasaan Elysa.

Sang doraemon mengisyaratkan Elysa untuk menutup matanya. Elysa yang mengerti akan isyarat tersebut pun segera menutup matanya.

Doraemon itu kembali mengambil sesuatu dari dalam kantong ajaibnya.

Ia kemudian mengerluarkan sesuatu tersebut, yang ternyata adalah sebuah cincin.
(pic)

Ia pun mulai menyematkan cincin tersebut pada jari manis Elysa. Cincin itu nampak sangat cocok dengan Elysa.

Elysa yang merasakan ada sesuatu yang bertengger di jari manisnya pun, perlahan mulai tersenyum. Sesungguhnya, ia sudah sangat tidak sabar untuk melihatnya. Namun, karna sang doraemon belum menyuruhnya untuk membuka mata. Ia pun masih setia untuk menutup matanya.

Setelah menyematkan cincin tersebut. Doraemon itu berangsur-angsur membuka kostumnya. Dan nampaklah seorang lelaki tampan yang sedari tadi ada dibalik kostum doraemon tersebut.

Lelaki tampan itu adalah kekasih dari sang gadis, Frost. Frost kemudian sedikit merapikan penampilannya yang agak berantakan akibat memakai kostum itu.

Frost menghela nafas sebentar.

"Dalam hitungan ketiga. Silahkan buka matamu"

Elysa yang sedari tadi tau, siapa yang ada dibalik ini semua pun, dengan perasaan bahagia menyetujui perkataan Frost.

"1..2..3"

Elysa perlahan membuka matanya. Bersamaan dengan itu, Frost berlutut sembari memberikan sebuah bunga kepada Elysa.

"Happy birth day and i love you"
(pic)

Tangis haru karena perasaan bahagia pun pecah. Elysa tidak bisa lagi menahan perasaannya yang teramat sangat bahagia itu.

Ia pun dengan senang hati menerima bunga pemberian dari Frost. Frost kemudian kembali berdiri. Dan langsung saja Elysa memeluk Frost dengan erat. Ia pun menangis didalam pelukannya.

"Gomawo…" ujar Elysa disela-sela tangis bahagia.

Frost tersenyum dan memeluk Elysa sama eratnya.

Elysa lalu menatap Frost.

"Aku tidak menyangka bahwa kau akan melakukan ini semua untukku" ucapnya.

Lagi-lagi Frost hanya tersenyum mendengar perkataan Elysa.

"Kau menyukainya hm?" tanyanya sembari kuasanya mengelus lembut rambut Elysa.

"Sangat. Aku sangat menyukainya. Terimakasih"

Elysa kembali memeluk Frost, dan langsung dibalas pelukannya tersebut oleh sang kekasih.

"Syukurlah. Maaf jika aku hanya bisa memberikan ini untuk hadiah ulang tahun mu" ucap Frost.

"Ini sudah lebih dari cukup. Aku sangat bahagia" balas Elysa.

"I love you" Frost mencium lembut kening Elysa dengan penuh cinta.

Elysa memejamkan matanya, merasakan ciuman yang diberikan oleh orang yang sangat ia cintai.

"I love you too" balasnya kemudian.

End.