Notes

___
Ia menarik nafas dalam, saat seorang dari anggota timnya telah menyelesaikan bagiannya. Rasanya, gugup mulai melanda. Gemerlap panggung, dan meriahnya sorakan penonton, mendadak membuatnya kembali semangat.

Ia pun mulai mengangkat tangan yang sedari tadi menggenggam mic, kedepan bibirnya, menarik nafas dalam untuk melantunkan liriknya.

"Yo一! eommahante malhaessji, naega dasi i jibe doraol ttaen一!"
Ia melantunkan liriknya, masih dengan kecepatan sedang dan santai, namun masih mengikuti beat yang ada. Ia menekan lirik yang ia lantunkan- pada kata 'ttaen'. Tangannya, ia bentuk seperti sebuah senapan. Lalu, ia goyangkan ke kanan dan kiri dengan semangat.

"Beoseu han gadeuk minyeodeul taeun dwi, jeonggiga da ppallin chae一!" Masih dengan nada, dan kecepatan yang sama. Ia menekan lirik yang ia lantunkan pada kata 'chae'. Tangannya ia angkat keatas, ia hentak dengan semangat diudara. Berniat untuk menaikkan atmosfer semangat, diatas panggung yang ia pijaki.

"pyebyeong hwanjagateun molgol一 hagoseon dondabalgwa hamkke一 doraolteni isa gal junbihae一 na geumbang gassdaolge一!" Ia menekan kata 'molgol', 'hamkke', 'junbihae', dan 'ge' pada akhir kata 'gassdaolge'. Diakhir kata, ia merentangkan tangannya, dan berbalik. Seolah, burung yang sedang terbang.

__

Manik sehitam malamnya, ia arahkan ke penonton- dengan tatapan yang tajam, dan penuh rasa percaya diri. Seolah-olah ia sedang menantang penonton, untuk berteriak lebih keras lagi, untuk team rap M.I.L.E.