Notes

Hari pertama bekerja sebagai Host pun datang juga, berdasarkan pengalaman ia memang
lah jauh dari kata pro- namun sejauh ini ia sudah mempelajarinya dari rekan-rekan serta sang manajer sendiri. Setelah kembali mempelajari hasil pembelajaran bersama sang manajer juga berdiskusi dengan anggota lain untuk menentukan tema pun sudah di dapat.

Younger brother-Tsundere, ah bertingkah seperti anak kecil dengan 'Tsundere' ? Beruntunglah
ia karena memiliki waktu untuk mencari lebih tahu tentang 'Bagaimana bertingkah seperti seorang Tsundere?' Yah referensi tak hanya sebatas teks dari internet, komik, film, ia jelajahi semua demi mendapatkan hasil yang maksimal, usaha tak akan membodohi hasil bukan?

Memalukan memang, tapi inilah ia jika bekerja, menjadi profesional juga akan di junjungnya
meski harus mengorbankan hargadirinya...

Client pertama datang, wanita dengan perangai cantik dan rambut berkilauan.

"Ah.. Tadaima- O-nee-san.."

Terdengar gugup di awal, ah sial amatir sekali kau Shoto.

"......"

Beruntunglah dapat respon baik, kini yang ia bayangkan adalah dirinya semasa kecil, bagaimana ia bermanja dengan sang Ibunda; ah sakit.. Tidak-tidak ini harus di coba.

"Onee-san, kau sudah membuatku menunngu- jadi sebagai gantinya ayo ikut bersamaku. sesuatu yang spesial sudah aku siapkan untukmu, tapi bukan berarti aku merindukanmu atau bagaimana.. Hanya sedikit yang bisa ku berikan sebagai sambutan saja."

Secarik senyuman cerah yang tak pernah ia tunjukan selama ini; akhirnya, terlihat. Menampakan paras sepolos bak bocah yang sangat rindu pada kakaknya tersayang. Tungkainya melangkah riang menuju meja yang telah di sediakan, menarik kursinya untuk mempersilahkan sang client duduk dengan nyaman.

"Silahkan Nee-san..."

Ujarnya yang kemudian beralih duduk di hadapannya, menopang wajahnya menatap 'sang kakak' dengan sejuta kebahagiaan. Sisi lain- hatinya terasa sakit; mengingat semua saudara yang ia miliki tidak dekat dengannya.. Ingin sekali ia memanggil salah satu saudaranya dengan 'Onee-san' atau 'Onii-san' seperti sekarang.

"......"

"Hah pasti sangat sulit ya, huh? lucu? Siapa yang lucu? Apa aku terlihat begitu di matamu?"

Menautkan kedua alisnya ketika di katai lucu dan menggemaskan, Oh ayolah jangan begitu.

"Aku ini pria- ma-mana ada pria dikatai manis dan lucu dan- uh... Menggemaskan!"

Semburat merah terlihat- demi menyamarkannya ia memalingkan wajahnya disana.

"....."

"Hm begitu, pekerjaan orang dewasa memang sulit.." Komentarnya sembari mengulurkan tangannya, mencoba meraih surai indah milik ' si kakak ' .

"......."

"Meski begitu kau seharusnya juga memperhatikan dirimu Nee-san, jam makan mu, jam istirahat mu, dan waktu liburanmu. Semua itu harus seimbang-"

Ujarnya sembari kembali menarik tangannya disana, dan menopang dagu dengan satu tangan saja.

"...."

"Aku berkata begini tidak ada maksud lain, demi kesehatanmu juga..."

Melihat yang dara tengah tertawa ia turut lega disana, ah ada yang kurang.

"Kau sudah makan malam?... Jangan bilang kau melupakannya-"

"......."

Mendengus kecil dengan wajah datarnya yang muncul kembali; ah Nee san ini terlalu cuek dengan dirinya sendiri. mengeluarkan buku menu dari bawah meja.

"Coba pilih salah satu dari yang tertera, untuk makan malammu Nee-san aku harus memastikan bahwa kau sudah makan malam sebelum kembali..."

"....."

"Hmm? Tidak banyak mengandung lemak percayalah, kalau ingin makan daging namun terhindar dari kalori atau lemaknya coba di sajikan dengan salad... Itu bagus untuk di konsumsi.."

"......"

Mengangguk beberapa kali.

"Sayuran bagus untuk tubuhmu, menjaga metabolisme. Apalagi kau sangat sibuk seperti itu Nee san.."

---------------------

-------------------

Melihat si kakak sudah menyelesaikan makan malamnya yang ini tersenyum kecil.

"......"

"Ah aku akan menghabiskannnya tenang saja, aku tidak akan menyia-nyiakan momen dimana bisa makan malam dengan Onee-san."

Jujur untuk kali ini- yah ia tak bisa mengungkirinya.

"......."

"Aku tidak peduli kau bekerja apa atau bagaimana pekerjaanmu ta-pi kau harus memperhatikan kondisi mu juga.."

Menyeruput milkshake yang di belikan sang kakak.

"Kalau sakit repot juga nanti-"

Aku tidak ingin melihatmu tersiksa..

"..... Hmm? Es nya sudah mencair? Sebentar-"

Sedikit menggunakan kelebihannya tak apa bukan?

"Nee san coba kau perhatikan orang yang disana"

Membuat dua buah esbatu kecil di dalam gelas si client.

"........"

"Ha? Bukan aku- untuk apa juga aku melakukan hal merepotkan seperti itu.."

Dia tertawa... Ah senangnya.

----------
----------

Menatapi si kakak dari ambang pintu, dengan tatapan tak ingin kehilangan.

"Kau yakin ingin pulang sendiri?"

Melirik jam dinding, memang belum larut sih.

"....."

"Yasudah hati-hati, aku mengharapkan kedatanganmu kembali Onee-san..."

"......"

Masih mengamati kepergian clientnya itu.

"....."

".... Aku hanya i-ingin memastikan saja!"

Lalu kembali.


[End, maaf ini hanya rangka kasarku ]