NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Seseorang tengah memandangimu dari kejauhan. Sepuluh meter, lima meter, dan sekarang ia berada di belakangmu. "Orang asing," tegurnya.

Rene terkejut mendengar suara dibelakangnya. Lalu dengan cepat menoleh kebelakang. "Maaf, Anda siapa?" Tanyanya sesopan mungkin.

Ternyata bisikan yang dibuat terdengar oleh orang di depannya. Bahkan sampai berbalik arah menghadap sang tuan. "Kau tidak mengenalku?" menaikkan kedua alisnya. Benar saja tebakan dari Tomoe, wanita itu berasal dari dimensi lain.

Rene menyernyit bingung. "Tentu, apa kita pernah bertemu sebelumnya tuan?" Tanyanya sedikit tidak yakin.

"Aku pernah melihatmu dalam mimpiku," Tomoe menurunkan kipas yang menutupi mulutnya dan berbicara, "Panggil aku Tomoe. Dan bagaimana aku memanggilmu?" Maksudnya, ia juga belum tahu nama lawan bicara.

'Dalam mimpi?' Batin Rene bertanya - tanya. Seakan tersadar dari kebingungannya, ia pun segera menjawab pertanyaan Tomoe. "Panggil saja saya Rene, Tuan Tomoe. Maaf, ini dimana?" Balas Rene.

Kalau dilihat dari penampilan, wanita ini pastilah datang dari dunia manusia. Sebentar, ia mencoba mengingat sesuatu. Oh—ia ingat mengenai pembicaraan semalam. Jadi ini orangnya? "Wah, ini pertama kalinya aku berbicara dengan manusia," terbatuk. "Kami menyebutnya surga para dewa. Kau juga tidak mengenali tempat ini?" Mulai melangkah maju.

Rene semakin bingung dengan jawaban pemuda tersebut. Ia pun memundurkan langkahnya dan mulai waspada. "Apa? Surga para dewa? Siapa kau sebenarnya? Mengapa aku bisa berada disini?" Tanyanya.

Mengangguk, dan kembali merespon pertanyaan Rene. "Harusnya aku yang bertanya padamu. Siapa kau sebenarnya, dan apa yang kau inginkan hingga berani menampakkan diri di area ini?" Tomoe masih terus berjalan; sesekali melirik Rene yang terlihat meragukan.

Rene mengerutkan dahinya. Mencoba mengingat mengapa ia bisa berada disini. "Tadi aku sedang tertidur dipinggir danau hitam, saat aku terbangun aku sudah berada disini. Aku tidak tau mengapa bisa sampai ditempat ini.Aku hanya seorang manusia, sama seperti kau" Jelas Rene pada Tomoe masih dengan sikap waspadanya.

Tomoe tertawa saat Rene menyebutnya sebagai seorang manusia. Tidak, itu sangat lucu. "Aku bukan manusia," berujar disela-sela tawanya. "Jangan-jangan kau salah satu dari mereka, ya? Semalam ada wanita yang sama sepertimu. Bedanya, dia mencari sesuatu. Bukan tanpa tujuan seperti kau."

"Kau bukan manusia?" Tanya Rene terkejut sambil melangkah mundur menjauhi Tomoe. Rene menghentikan langkah mundurnya setelah ia rasa cukup jauh dari Tomoe. "Tapi tunggu, seorang wanita kau bilang? Apa dia benar - benar manusia?"

Sesuai dugaannya, Rene akan terkejut sama seperti wanita yang ia temui semalam. "Mhmm. Dia bilang dia datang dari Howa—entah apa namanya," langkahnya terhenti.

"Hogwarts" Teriak Rene. Hogwarts merupakan sekolah sihir tempat Rene menuntut ilmu. 'Siapa wanita itu? Dan untuk apa kesini' Batinnya.

"Bagaimana kau bisa mengenali tempat itu?" Setidaknya ia mulai menaruh rasa curiga. Apa benar dia mata-mata yang sengaja datang untuk merusak alam ini?

"Ah, itu sekolah sihir yang terkenal. Dan aku bersekolah disana" Jawab Rene seadanya, dengan nada pelan diakhir kalimatnya. Ia mengalihkan matanya melihat tempat tersebut. Apa yang didapat dari tempat ini? Dan bagaimana bisa ia sampai disini? Begitulah kira - kira pemikirannya.

"Dan kau salah satu dari SAS, ya?" Jangan ditanya mengapa ia bisa menyebutkan nama itu. Yang jelas, jika memang Rene adalah salah satu dari mereka, maka mimpi yang ia impikan semalam akan menjadi kenyataan.

"Hmm, bukan." Jawabnya cepat. "Mengapa kau bertanya seperti itu? Dan bagaimana kau bisa tau SAS?" Tanya Rene.

"Yang benar? Lalu bagaimana bisa kau melihatku?" Pertanyaan lain yang dilemparkan oleh Rene terpaksa ia kesampingkan. Ia penasaran karena hanya orang-orang dari SAS atau calon pengikut SAS yang bisa melihatnya.

"Pertanyaan apa itu, tentu aku bisa melihat mu. Aku punya dua buah mata. Dan kau belum menjawab pertanyaanku"Jawabnya. 'Pasti ada yang tidak beres' Batin Rene.

"Hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat seorang dewa sepertiku," langkahnya terhenti di sebuah gubuk. "Lantas bagaimana bisa kau berani mendaftarkan diri di tempat seperti itu (SAS)? Jangan coba-coba mendaftarkan diri di tempat itu jika kau tidak memiliki keahlian."

"Kau seorang dewa?" Tanya Rene terkejut. "Apa harus yang memiliki keahlian untuk masuk ke tempat itu (SAS)? Kurasa tidak.Kenapa kau bisa tau banyak tentang tempat itu?" Tanya Rene balik.

"Bahkan tentang sekolahmu yang hampir roboh itu aku juga tahu." Menyeringai. "Kau ingat tentang wanita yang pernah kusebutkan selama perjalanan? Wanita itu mencari kematiannya sendiri karena dia sama sepertimu, mendaftar di tempat yang salah. Kuperingatkan, jangan coba-coba mendaftarkan diri di tempat itu jika kau tidak memiliki keahlian. Kau bisa berakhir seperti wanita yang kuceritakan,"

"Apa kau bilang? Sekolah yang hampir roboh? Kurasa kau perlu sekolah untuk memperbaiki cara berbicara mu yang tidak sopan dengan menghina sekolahku" Ucap Rene dengan nada tinggi. "Tapi kurasa dia dan aku berbeda. Jangan samakan aku dengannya." Celetuk Rene lagi membalas ucapan Tomoe.

Tidakkah wanita ini menarik? Tomoe mulai menyukai pembicaraannya. "Memangnya kau punya keahlian apa? Bahkan keahlian yang kau dapat dari sekolahmu tak akan cukup."

"Ya setidaknya aku tidak hanya bisa bermain kata - kata. Aku cukup bisa dalam beberapa hal walau tidak begitu ahli." Jawab rene sambil membenarkan jubahnya serta rambutnya.

"Hal apa, berperang? Menjadi seorang pemimpin yang tidak ahli?" Pertanyaannya benar-benar mengintimidasi.

"Hmm tidak, sejujurnya aku tidak suka berperang. Tetapi, menurutku setidaknya menjadi seorang pemimpin yang mau belajar dan siap bertanggung jawab, itu lebih baik." Jawabnya ringan.

"Hah, memang apa yang kau ketahui mengenai seorang pemimpin? Kalau kau tidak tahu apa-apa, lebih baik jadi dayangku saja. Kau bisa mendapatkan ilmu yang lebih dari itu, bahkan juga materi." Lagi-lagi ia menyeringai dan membanggakan dirinya sebagai salah satu penguasa di alam ini.

"Ah tidak, terima kasih" Ucap Rene. "Menurutku seorang pemimpin itu adalah seorang yang mampu bertanggung jawab, serta memiliki kewibawaan dan kebijaksanaan dalam memimpin anggotanya. bukan hanya memiliki suatu keahlian saja." Jawab Rene setenang mungkin.

"Memangnya tempat yang akan kau masuki (SAS) ada hubungannya dengan sebuah kepemimpinan? Kudengar mereka hanya suka membuat takut seluruh murid dari dalam sekolahmu. Makanya, banyak orang yang lebih suka mengabdikan diri mereka kepada para dewa," Tomoe menatap Rene dalam-dalam.

"Tentu ada. Haha, kau dapat info itu dari mana? Sejauh ini yang aku tau mereka sangat ramah. Mungkin itu hanya gosip saja"Jawabnya.

"Kau lupa? Aku seorang dewa. Pengikutku selalu memberikan apapun yang perlu ku ketahui." Tomoe lantas mengarahkan tangannya pada sebuah tanaman; menarik daun yang ada pada tanaman tersebut. "Jadi, dengan demikian kau mengatakan jika kau sanggup untuk memenuhi aturan yang mereka jalankan? Memangnya kau tahu aturan-aturan yang mereka ajukan kepada setiap pendaftar baru? Percayalah, itu terlalu berat untukmu."

"Oh iya, kau seorang dewa" Rene membenarkan. "Ya aku tau, semua aturan dan konsekuensinya. Tentu aku sanggup. Tidak mungkin aku mendaftar jika aku tidak sanggup, Tomoe." Jawabnya sambil ikut menyentuh tanaman disana yang terlihat sangat indah.

"Biar kuberikan informasi sedikit. Dari sekian banyak informasi yang kudapat, informasi ini menarik untuk kau ketahui. Mereka tidak akan segan membuang orang yang tidak sejalan dengan pikiran mereka. Kau sudah siap dibuang?"

Mendengar ucapan Tomoe, Rene hanya membalasnya dengan sebuah senyuman. "Dibuang? Ah, aku sedikit tidak perduli dengan kata itu. bukannya disana dituntut untuk berkerjasama? Jadi aku yakin orang yang terpilih ke sana pastinya orang yang bisa bekerjasama dan menerima satu sama lain." Balas Rene.

"Memangnya kau bisa seperti itu? Tidak semua manusia memiliki sifat mau bekerjasama satu sama lain. Karena kau tahu? Mereka sangat egois." Tomoe menaikkan kedua alisnya.

"Ya aku tau, tidak semua memiliki sifat mau bekerjasama. Tetapi setau aku, yang dapat masuk kesana adalah orang pilihan yang tentunya memiliki sifat itu. Jadi jika aku dibuang, itu balik ke aku. Mungkin aku membuat suatu kesalahan fatal." Jawab Rene dengan nada tenangnya.

"Biar kutebak. Orang sepertimu tidak akan bisa mendahulukan kepentingan mereka dibanding kepentingan asrama, bukan begitu? Kudengar kau sangat loyal dengan asramamu. Ya, jadi itu akan cukup sulit; memilih satu di antara mereka atau asramamu,"

"Mengapa kau jadi seperti sangat tau aku haha? Kurasa informasi yang kau dengar tidaklah 100% benar Tomoe. Jika aku sangat loyal pada asramaku, aku pasti berfikir dua kali untuk mendaftar kesana, karena aku tau konsekuensinya." Jawabnya tersenyum kecil. Apa pemuda ini suka bergosip ? Begitulah yang ia pikirkan.

"Nah, sudah kutebak. Bagaimana bisa mereka menerima orang sepertimu? Sudahlah, lebih baik kau masuk dalam kelompokku saja. Kalau seandainya mereka menyuruhmu untuk mendahulukan SAS dulu dari pada asrama, apa kau akan diam saja?"

"Karena aku sudah mendaftar di SAS, tentu aku akan memilih SAS. Bukannya aku sudah tau semua peraturan disana." Jawabnya.

"Jadi, kau hanya akan menuruti kemauan mereka jika mereka menyuruhmu untuk mendahulukan SAS dulu dari pada asrama? Hebat, hebat. Kau menduakan asramamu."

"Lebih tepatnya aku mendahulukan sekolahku. Bukankah SAS ada untuk Hogwarts? Maka dari itu aku mendaftar." Balasnya.

"Kalau mereka memintamu untuk terbuka dalam segala masalahmu atau urusanmu, apa kau juga akan menurutinya?"

"Tentu saja, Tomoe." Jawab Rene tegas dan mencoba tersenyum.

"Kalau begitu, kau percaya pada kata-kataku, 'kan?" tersenyum dengan manisnya. "Dengar, kepercayaan itu bagaikan daun ini. Kau lihat?" Tomoe meremas daun itu hingga hampir hancur. "Jika kau mengecewakan mereka, kepercayaan mereka padamu akan sama seperti daun yang telah rusak; tidak bisa kembali seperti sedia kala." Ia berdehem. "Kalau kepercayaan mereka telah kau rusak, maka seluruh pendapat dan omonganmu akan diacuhkan. Mereka akan menentang pendapatmu walau pendapat itu benar. Aku yakin, kau akan diam saja."

"Ya, tentu aku tau itu. Aku juga mungkin akan melakukan hal yang sama, jika kepercayaanku di hancurkan. Aku selalu berusaha menjaga kepercayaan orang lain kepadaku."

"Jadi, kau benar-benar akan menurut saja saat mereka menentang pendapatmu walau pendapat itu benar? Rene, Rene." Ia membuat daun yang telah rusak kembali ke dahannya. Jangan lupa, ia adalah dewa.

"Bukankah setiap orang memiliki pendapatnya masing - masing? Jika mereka tidak suka dengan pendapatku, aku akan menerimanya. Mungkin ada pendapat yang lebih baik lagi." Jawab Rene, setelah tersadar dari keterkagumannya melihat daun itu kembali ke dahannya.

"Kau terlalu rendah hati," Tomoe menambahkan. "Oh, kau punya kemampuan untuk berduel juga, 'kan? Karena dari informasi yang kudapatkan, di sekolahmu itu sering terjadi keributan. Bahkan untuk hal yang tidak penting. Kalau kau melihat salah satu keributan, kau tidak mungkin akan diam saja, bukan?"

"Tentu aku tidak akan diam saja, aku tidak suka keributan. Aku pasti akan berusaha membuat mereka berdamai. Bagiku untuk apa sebuah keributan, itu tidak menghasilkan apapun selain membuang tenaga." Jawab Rene. Lalu ia pun membenarkan jubahnya. "Ah iya, tentang duel. Itu merupakan kemampuan yang dimiliki semua murid Hogwarts." Tambahnya.

"Mengejutkan. Apa yang akan dilakukan oleh seorang Rene?" Tomoe berdiri dari duduknya; bergerak di depan Rene dengan tatapan penasaran.

"Hmm, melakukan dalam hal apa?" Tanya Rene sedikit bingung sambil menatap Tomoe.

"Prosedur yang akan kau lakukan saat melihat orang yang sedang bertengkar," jelasnya kemudian.

"Aku bisa menjadi penengah, mungkin aku akan bertanya masalah apa yang terjadi, dan memberi solusi sebisaku. Jika tidak bisa diselesaikan dengan berdamai, mungkin yang diatasanku (kepala sekolah) bisa mengambil keputusan yang bijak." Jawabnya.

Ia terdiam; menyandarkan punggungnya pada tiang gubuk tersebut. "Kalau yang bertengkar adalah teman baikmu dan dirimu sendiri dengan permasalahan teman baikmu mengkhianatimu, bagaimana?"

"Bukankah sudah aku katakan bahwa aku tidak suka keributan. Mungkin akan sedikit menyakitkan mengetahui teman baikku mengkhianatiku, tapi aku memilih memaafkannya, berdamai dan melupakan masalahnya. Walau aku tidak bisa menganggap ia teman baikku lagi."

Tomoe melirik Rene sekilas, apa dia benar-benar mempercayai dewa itu? Hah, selesai sudah waktu untuk bermain-main, Tomoe. "Biar kutawarkan lagi padamu, apa kau yakin lebih memilih bergabung dengan mereka dibanding menjadi dayangku?"

"Ya, aku yakin. Aku ingin menjadi bagian dari mereka."Jawab Rene tegas.

"Sayang sekali, padahal tawaranku bukan candaan." Tomoe mengayunkan tangannya hingga sebuah portkey melayang jatuh ke pangkuan Rene. "Karena tujuanmu kemari bukan untuk mengabdi padaku, silakan pergi dari tempat ini dan kembali ke alam mu sendiri."

Rene mengambil portkey tersebut.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.