Notes

Kisah Trio Soo di Selatan Jakarta

Soo-min baru saja mendudukkan dirinya di atas dipan reyot yang terdapat di depan rumahnya ketika Soo-yeon dan Soo-Ah berjalan mendekat. Dahinya berkerut bingung ketika mendapati wajah keduanya yang tampak lesu.

"Ada apa?" tanya Soo-min setelah kedua sahabat baiknya tersebut ikut duduk di sampingnya. Setelah diperhatikan, tidak hanya lesu, tapi tatapan Soo-yeon dan Soo-Ah tampak lebih redup. "Kalian bisa cerita sama aku, kan?" lanjutnya, mendekat pada mereka berdua.

"Tidak apa-apa, Min." jawab Soo-yeon dengan sebuah senyum palsu, dibenarkan oleh Soo-Ah yang ikut tersenyum. Lalu keduanya menundukkan kepala bersamaan.

"Kalian nggak bisa bohong, loh." desak Soo-min. Ia tahu, keduanya pasti tengah dilanda masalah. Mengingat profesi mereka bertiga yang sama -seorang asisten rumah tangga- sedikit banyak Soo-min paham akan kesulitan yang terkadang dihadapi keduanya.

"Apalagi kalau bukan uang." Itu Soo-Ah yang berkata. Tidak ada lagi senyum palsu tadi. Bahkan, kini mata Soo-yeon tampak berkaca-kaca. "Kami di pecat, Min-ah." lirih Soo-yeon. Bahunya mulai berguncang, menahan isakannya.

"Hey, bersabarlah. Mungkin memang begini jalan takdir kita." ucap Soo-min mencoba menghibur kedua sahabt kecilnya tersebut. Ya, mereka bertiga baru saja menerima nasib malang. Soo-min baru saja pulang dari Arab Saudi, 6 bulan lebih cepat dari kontraknya dengan agen TKI yang sudah disepakati. Ia dipecat majikannya hanya karna tidak terlalu fasih berbahasa Arab. Lain Soo-min, lain lagi dengan Soo-yeon dan Soo-Ah. Keduanya bahkan mengalami nasib yang lebih buruk.

Soo-yeon dan Soo-Ah kebetulan bekerja di rumah seorang konglomerat. Rumahnya luas dan memiliki banyak bagian, sehingga kebetulan mereka berdua dipekerjakan di rumah tersebut. Dua bulan pertama, pekerjaan mereka lancar dan menyenangkan. Tetapi mimpi buruk mulai menghantui mereka di bulan selanjutnya. Sang tuan rumah diam-diam memperhatikan mereka, hingga di bulan kelima, ia memerintah dua pengawalnya yang berbadan besar untuk menahan Soo-yeon dan Soo-min yang hendak pulang. Mereka di sekap di sebuah ruang kamar luas dan mewah, untuk kemudian disetubuhi si tuan rumah tersebut.

Hal keji tersebut berlangsung selama dua bulan. Siksaan batin maupun fisik mereka terima. Bukannya tak pernah melawan, namun mereka hanya bisa pasrah atas perlakuan biadab bos mereka tersebut. Puncaknya, ketika mereka melaporkan perlakuan hina tersebut pada istri sang tuan rumah, bukannya pembelaan yang di dapat, mereka malah dipecat dan dituduh sebagai jalang penggoda.

"Bersabarlah, ada saatnya kita mendapatkan keberuntungan." ucap Soo-min pelan, mencoba untuk membesarkan hati Soo-yeon dan Soo-Ah, yang ditanggapi dengan anggukan dari kedua gadis tersebut.

Setelah semua nasib buruk yang datang, mereka bertiga memutuskan untuk kembali ke tempat asal mereka, yaitu Jakarta Selatan. Tempat hal-hal 'buruk' berkumpul. Perumahan yang kumuh, kejahatan yang tampak seperti hal lumrah, dan kemiskinan.

Inilah kisah buruk kami, yang berakhir di Selatab Jakarta. Dimana kami memulai kehidupan, dan dimana kami mengakhirinya.