Notes

Sepatu Baru
Yang kali ini sudah kesekian kalinya Shifa pindah sekolah oleh orang tuanya karena pekerjaan yang menuntut harus berpindah-pindah tempat. Hal ini membuat Shifa agak kesulitan berintraksi dengan teman-temannya disekolahnya. Logat berbicara dan juga pemalu merupakan hal yang membuat Shifa sulit berintraksi dengan temannya di sekolah apalagi sering berpindah-pindah membuat Shifa sulit menyesuaikan diri dengan lingkungannya
Setahun terakhir ini, Shifa tidak berpindah-pindah lagi karena orang tuanya bisa menetap di kota Medan sudah setahun. Itu membuat Shifa bisa berintraksi dengan baik dan mendapatkan lebih banyak teman daripada sebelumnya. Salah satunya, Risa. Risa adalah orang pertama yang berintraksi dengan Shifa saat ia baru saja dipindahkan di SD . lalu mereka berteman dekat hingga saat ini
Suatu hari, Shifa dan Risa berjalan-jalan sore. Sepanjang perjalanan, Risa dan Shifa saling berbicara tentang harinya di sekolah tadi. Namun pembicaraan mereka terhenti saat melihat sepatu di salah satu lemari eltalase di toko sepatu pinggir jalan itu
“Wah… yang biru manis ya!” kagum Risa sambil menunjuk-nujuk sepatu biru yang ada disana
“Yang pink lebih manis” ujar Shifa sambil menatap kagum sepatu pink disebelah sepatu biru itu
“Sepatunya mirip. Cuma beda warna” komen Risa
Shifa dan Risa pun memasuki toko pinggir jalan itu dan menanyakan harga sepatu tersebut kepada penjaga toko yang ada disana
“Kalo yang biru harganya 70.000 kalo yang pink 75.000, Dik” ujar penjaga toko. Mendengar harganya, baik Shifa maupun Risa langsung lemas. Itu harga yang mahal bagi mereka. Dengan kecewa mereka meninggalkan toko itu dengan tangan kosong
“Nanti kita beli di tempat lain saja” ujar Risa memberi semangat pada Shifa. Lalu mereka melanjutkan jalan-jalan sore nya sambil berbicara tentang hari disekolah tadi
Waktu semakin berlalu, kini orang tua Shifa meraih kesuksesan yang memungkau sehingga harus kembali lagi ke pekerjaan di pusat, yakni Jakarta. Hal ini membuat Shifa senang sekaligus sedih. Ia senang orang tuanya kini semakin sukses dan sedih harus meninggalkan teman-temannya di Medan saat ini. Di tambah lagi sebentar lagi Shifa berulang tahun
Shifa menceritakan hal ini kepada Risa. Melihat raut wajah Risa yang sedih membuat Shifa semakin tidak enak
“Aku dulu kayak gini, Ris. Pindah sekolah mulu tapi mau gimana lagi” ujar Shifa. Risa hanya bisa mengelus punggung temannya itu sambil tersenyum
“Gapapa kok. Kamu harus ikut orang tua mu ya, Shif” ujar Risa tersenyum. Shifa yang mendengar itu merasa lega meskipun di dalam hati ia tahu bahwa Risa tidak ingin ia pergi
Beberapa pekan kemudian, Shifa sudah mulai mengurus surat pindah sekolah yang membuat teman sekelasnya heboh. Shifa sangat suka dengan suasana kelas nya ini. Sangat berbeda dengan suasana kelas yang biasanya ia rasakan di sekolah lain tapi Shifa harus bisa merelakan nya
Sepanjang perjalanan pulang sekolah, Shifa hanya bisa diam. ia terlalu sedih untuk meninggalkan sekolah nya itu. Namun ia melihat lagi sepatu yang ia lihat bersama Risa saat itu
“Ma beliin adek sepatu” rengek Shifa pada Ibunya. Karena sudah merengek, Ibunya pun tidak bisa menolak lalu akhirnya mereka memasuki toko pinggir jalan yang pernah dimasuki Shifa dan Risa sebelumnya
“Sepatu pink nya sudah dibeli tadi. tinggal warna biru” ujar penjaga toko. Mendengar itu Shifa sedih. Ia ingin memberikan sepatu biru itu sebagai hadiahnya untuk Risa karena sudah menjadi teman baiknya selama setahun ini. melihat ekspresi sedih anaknya, sang Ibu pun akhirnya membelikan sepatu pink itu
Saat pulang sekolah di hari terakhir Shifa sekolah, teman-temannya tampak membuat acara kecil-kecilan untuk Shifa sekaligus mendoakan Shifa agar selalu sehat di Ibu kota sana. Shifa terharu ia amat tidak ingin pindah dari sekolah ini. Untuk tidak menambah suasana sedih, banyak teman-temannya menghiburnya dengan nyanyian ceria dan tingkah laku lucu lainnya sehingga Shifa melupakan kesedihannya. Namun matanya menatap Risa ‘mengode’ untuk ke halaman sekolah mereka. Shifa pun mengerti dan mengikuti Risa namun sebelumnya ia mengambil tasnya terlebih dahulu
Risa mengambil sesuatu didalam tasnya dan memberikan sekotak hadiah pada Shifa
“Happy Birthday, Shifa!” ujarnya riang ditengah ke heningan halaman sekolah itu. Shifa yang masih binggung hanya bisa melihat ke temannya ini
“Apa…”
“Hahaha maaf aku ga tempat waktu. Tapi terimalah. Aku membelinya dengan uang ku sendiri” ujar Risa. Shifa membuka kotak hadiah yang diberikan Risa tadi. betapa terkejutnya ia. Sepatu pink yang ia ingin beli semalam
“Loh inikan sepatu yang waktu itu”
“Iya aku binggung mau memberimu apa. Jadi… aku belikan itu saja” Ujar Risa sambil mengarukan kepalanya yang tidak gatal
“Kalau begitu, ini terimalah” ujar Shifa sambil menyodorkan kotak sepatu pada Risa. Risa pun membuka dan isinya adalah sepatu biru yang dibeli Shifa semalam
“Kalo begitu kita kembar” ujar Risa. Shifa pun setuju lalu mereka pulang saling merangkul mengejar matahari terbenam di kota Medan dengan menggunakan sepatu baru kembar

Tamat