Notes

PERSONALITY

​​Kesimpulan selalu dapat ditarik dalam sekali pandang. Entah itu berdasar pada isi tampilan luar ataupun hanya sekadar kedip mata mengamati kehidupan Matthias Choi. Buah dari kemurnian yang tercampur nila bak peribahasa nila setitik, rusak susu sebelanga. Namun tak dapat menyembunyikan seribu satu perangainya.

Cara bertutur katanya begitu sopan, formal, dan sedikit kaku mengingat lamanya Matt berkecimpung di dunia hukum yang menuntut formalitas tinggi. Tak jarang langsung menjurus pada inti pembicaraan dan mengintimidasi lawan bicara dengan nada sensual serta sorot tajam obsidiannya. Tampan serta menarik membuatnya sombong dan angkuh dalam penampilan, kala yang dibutuhkan tunduk dalam rengkuh jemari. Segala tingkahnya jauh dari kata rendah hati, namun tak bisa dipungkiri bahwa dirinya sangat kharismatik.

Mempelajari perangainya sekilas, bisa didapat kesimpulan bahwa Matthias adalah pria yang memegang kontrol karena kedudukan dan kekuasaannya. Tidak pernah ingin ditentang, dibantah, dilawan, disanggah, maupun segala sesuatu yang berujung pada alasan dengan tujuan penolakan, tersirat maupun tersurat. Percaya diri dengan gaya memimpinnya. Senang memotivasi bawahan dengan cara paksaan ataupun sanjungan yang bersifat sarkastik. Angkuh dan perfeksionis hingga tak ingin menerima adanya kesalahan yang terjadi. Pemikirannya jahat dengan berbagai akal licik, baik yang terencana maupun spontanitas dan keseluruhan tertuju untuk sasaran jika dirinya mengemban tugas.

Matthias sangat tertutup dan pribadi. Tidak pernah ingin dirinya diekspos secara nyata dan terang-terangan. Ia akan melakukan banyak cara untuk melindungi privasinya. Pandai menilai orang dan kerap kali merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Sifatnya meski kolot namun senang membangun sesuatu yang baru dan berujung pada kemajuan divisi.

Mungkin perangai baik dan ramah selalu dibawanya. Namun siapa tahu hal itu penuh dengan tipu muslihat. Jauh di dalam hatinya gelap kerap kali menghampiri. Kerja sama dan kesempurnaan dalam bekerja selalu menjadi prioritas utama. Mampu memisahkan antara hal berbau pribadi dengan kepentingan lain yang harus ia dahulukan. Ketenangannya sebagai pelapis gejolak batin akan hasrat ingin menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Tidak ditampik bahwa egois merupakan bagian dari manusia termasuk dirinya. Ketampanannya menjadi tameng atas perilaku yang terkadang menyimpang dari prosedur. Rasa ingin tahu selalu menjadi alasan.


BACKGROUND STORY

Athena, 1987 – 2002

Semua berawal dari sebuah konflik krisis moneter di negeri Athena. Membangunkan masyarakat untuk bergerak meminta keadilan. Demo merajalela baik di pusat kota maupun di pinggiran Athena. Namun semua itu tak membuat Eithne Floniette gentar melahirkan seorang anak dari Barach Choi. Keduanya merupakan pasangan suami istri, dimana Barach berasal dari Korea Selatan dan Eithne dari Athena, yang menghadirkan seorang anak laki-laki bernama Metthias Choi di tengah pelik kehidupan.

Meski hidup kekurangan, namun Barach dan Eithne mengasuh Matt dengan penuh kasih sayang. Matt tumbuh menjadi pemuda yang kurus dan tinggi dengan tulang yang nampak di balik kulit pucatnya. Masa kanak-kanak ia habiskan dengan membantu sang ayah menjadi pengangkut barang bagi para pejabat Yunani. Mengulurkan tangan untuk turut menyambung hidup keluarganya.

Namun pada akhirnya Barach dan Eithne menyerah dengan keadaan. Mereka memutuskan untuk menjual apa yang masih memiliki harga guna menjadi bahan untuk pindah ke negeri orang. Dan London, United Kingdom menjadi pilihan dengan maksud mencari kehidupan baru yang lebih layak di banding tanah lahir.

London, 2002

Jauh dari perkiraan ketika mereka tiba di London setelah berhari-hari melalui jalur laut. Kenyataan berbanding terbalik dengan ekspektasi. Nyatanya setiba di London, keluarga Choi sama sekali tak memiliki apa-apa, bahkan uang sepeser pun. Sedangkan kelaparan mulai melanda, terutama bagi Matt yang kala itu berusia 15 tahun. Barach telah berusaha mengais apa yang bisa didapat, sayangnya hal itu tak menghasilkan.

Inisiatif Matthias membawanya ke sebuah toko roti yang mencuri dua potong roti untuk mengisi perut. Tetapi hal itu tertangkap basah oleh dua orang pria dari Scotland Yard (kepolisian Inggris) hingga mereka membawa Matt ke pengadilan. Diluar dugaan, hukuman mutlak yang dijatuhkan pada Matt adalah hukum mati. Kejam, namun itulah pengadilan London di masa kelamnya. Tentu saja Barach dan Eithne menolak keras hal tersebut, akan tetapi Scotland Yard tetap pada apa yang mereka pegang teguh. Bagi Inggris, kehadiran imigran ilegal seperti keluarga Choi saja sudah merupakan sebuah kesalahan yang tak dapat diampuni. Terlebih dengan kasus Matthias.

Pada hari eksekusi Matt, Barach dan Eithne menawarkan diri untuk menggantikan Matthias di tempatnya, dengan syarat pembebasan anak mereka dan pemberian pendidikan yang layak walau pada akhirnya Inggris menganggap semua itu adalah hutang. Dan hal itu mendapat persetujuan Scotland Yard. Barach dan Eithne dieksekusi gantung di hadapan ratusan orang, dan Matt menyaksikan hal itu dengan mata kepalanya sendiri. Ia tak dapat berkata-kata. Dalam hatinya sungguh menyesal dan penuh pengandaian, seandainya ia tak mencuri maka perpindahan keluarganya secara ilegal tak mendapat perhatian.

​New Scotland Yard, 2010

Setelah kejadian yang pilu dimana Barach dan Eithne tiada, Matt dibawa ke penampungan bagi anak dari para imigran di London. Ia dibina, ditempa, dibimbing hingga dewasa dan meneruskan sekolah sampai jenjang perguruan tinggi. Matthias merupakan lulusan dari Weston University dengan engineering major sebagai bidang yang ia kuasai. Untuk kemudian pria yang telah menjadi warga negara Inggris itu mengajukan diri menjadi bagian New Scotland Yard. Hari dimana ia kehilangan orang tuanya adalah motivasinya. Bukan untuk balas dendam, melainkan untuk memperbaiki hukum yang menyimpang di bawah kuasa Ratu. Menjadi imigran ilegal memang kesalahan keluarganya, namun itu bukanlah kesalahan yang sengaja di buat dan menghasilkan hukuman yang melayangkan nyawa.

Mengikuti kegiatan pelatihan dengan giat, dalam dua tahun Matthias Choi telah diangkat menjadi inspektur untuk bidang criminalist. Ia menangani hal-hal yang berhubungan dengan kejahatan dan tempat kejadian perkara. Kemampuan engineering membuatnya mahir dalam bidang sains dan perhitungan. Namun semua itu bukanlah digunakan untuk pribadi, melainkan untuk membayar hutangnya pada Inggris yang memberinya kebebasan.

Namun pada akhirnya Matt memilih untuk meninggalkan New Scotland Yard setelah dirasa hutangnya telah lunas. Lebih memilih meninggalkan kota pahit itu menuju Korea Selatan, tempat sang ayah. Memulai hidup barunya meski dalam belenggu sesal masa lalu. Hal itu yang membuat Matthias berpindah haluan. Pola pikirnya juga turut berubah. Bahwa pengadilan dan hukum tak pernah adil. Hingga diputuskannya untuk menjejaki dunia gelap, Yonggido.

ABILITIES

– Sharpshooting Snipers : Matthias telah terlatih menjadi seorang penembak jitu. Inilah keahlian paling menonjol darinya. Ia mampu menembak secara akurat dari jarak sangat jauh. Keterampilannya juga ada dalam merakit senjata terutama Sniper.
– Marksmanship : Menggunakan senjata api adalah keahlian Matthias.
– Knife Combat : Pisau-pisau merupakan keahlian lain Matthias. Melemparkan bilah-bilah tajam dari jarak yang tak dekat secara akurat mengenai sasaran.
– Handyman : Keterampilan Matthias dalam memperbaiki sesuatu tak perlu diragukan. Lebih pada bidang maintenance, terutama yang berhubungan dengan listrik atau engineer.

INABILITIES

– Lengan kirinya merupakan kelemahan utama, karena pernah mengalami cidera dan tak dirawat dengan baik.
– Buruk, sangat buruk dalam pertarungan jarak dekat tanpa senjata.
– Daya tahan tubuhnya lemah, sehingga seringkali terserang penyakit ringan seperti flu. Dikarenakan Matthias tinggal di kawasan kumuh. Hingga kesehatannya tak pernah diperhatikan.