Notes

ata Hari.
Mata Hari terkenal pada era tahun 1900an awal sebagai 'The Greatest Woman Spy in the World' karena tarian exoticnya.

Mata Hari terlahir dengan nama Margaretha Geertruida Zelle tahun 1876. Masa kecilnya kurang bahagia.

Perawakannya tinggi, slim.
Di usianya yang ke-18 dia menikah dengan seorang pegawai Belanda yang ditugaskan di Indonesia.

Akhirnya ia pindah ke Indonesia dan tinggal di daerah Jawa, lebih tepatnya di Ambarawa, dan sempat juga di Malang dan Sumatra.
Disinilah kecintaannya pada budaya Indonesia berkembang. Ia belajar tari-tarian tradisional Indonesia, bahkan sehari-harinya.

Ia tidak seperti nyonya Belanda kebanyakan. Ia memakai sarung dan sering pakai kebaya Jawa kalau ke pesta-pesta.

Tak lama, ia bercerai dengan suaminya. Setelah itu ia ke India dan belajar Belly dance India.

Akhirnya ia mengembangkan tari kreasi ala Mata Hari. Tari kreasi ala Mata Hari ialah gabungan antara Belly dance, tari Jawa, striptease.

Setelah itu ia pindah ke Paris dan memulai karirnya sebagai dancer. Tariannya yang aduhai membuatnya cepat terkenal di kalangan rakyat biasa, bahkan para petinggi negara mulai melirik Mata Hari. Tarifnya Mata Hari mahal.

Namun pada masa ini, tarian exotic Mata Hari belum dianggap sebagai suatu hal yang 'rated'. Tarian Mata Hari terbuka untuk semua kalangan dan bernilai seni tinggi.

Gerakan exotic dance ala Mata Hari yang terkenal bernama "Shiva's Spell".
Tarian ini menjadi terkenal karena pada masa itu jarang ada yang menari dengan aksesoris ala Timur di Eropa dan selalu colourful.

Di ending, Mata Hari membuat gerakan seolah-olah ia menjadi nude. Padahal sebenarnya tidak. Karena jaman dulu, striptease tidak benar-benar nude seperti jaman sekarang ini. Ending gerakan Shiva's Spell ini yang menjadi gebrakan bagi dunia tari khususnya striptease.

Setelah Mata Hari, mulai banyak penari striptease yang menari dengan nude. Hingga sekarang, dengan keahliannya, ia direkrut menjadi mata-mata Jerman dengan kode H-21. Ia menjadi semakin memiliki peran penting karena selain menjadi agent Jerman, ia juga menjadi agent Prancis. Double agent. Cukup beresiko.

Pada akhirnya, ia meninggal karena tembakan peluru bertubi-tubi di sekujur tubuhnya. Yang mengenaskan, tak ada satu pun keluarga yang mengklaim jasadnya hingga akhirnya tubuhnya berakhir di meja praktek fakultas kedokteran. Kepalanya sendiri dipajang di Museum Anatomi Paris.