Notes

Setelah baru saja pulang dari tugasnya mencari jejak para demiwiz yang masih belum dijangkau oleh camp half blood, Leo kembali ke camp half blood dan melewati hutan untuk menuju ke gerbang masuk campnya itu. Ia tampak lelah, suasana sangatlah sunyi dan hampir tidak ada suara sama sekali. "terlalu sunyi untuk jam segini" gumamnya setelah ia melihat arlojinya yang baru menunjukan pukul 6:30PM tersebut. Leo merasakan keganjilan yang tidak biasanya, iapun segera mengeluarkan tongkat sihirnya yang ia selalu selipkan di balik jubahnya lalu mulai berjalan dengan waspada melihat kanan dan kirinya.

Ia mendengar seperti ada yang bergerak di pepohonan di dekatnya "Apa itu?" serunya sedikit kaget lalu memicingkan matanya kearah dimana suara itu berasal dan setelah dekat, Leo mengankat tongkat sihirnya "LOO-mos" serunya mantap sambil mengayunkan tongkatnya dari kiri ke kanan membentuk bulatan yang berekor (?) cahaya kecilpun muncul dari ujung wandnya, Leo melihat kearah pepohonan itu, ternyata ia melihat ada seekor anak burung yang terluka. iapun melihat keatas pepohonan sambil mengarahkan tongkat sihirnya keatas, dan benar saja, ia menemukan sebuah sarang burung diatas sana. Leo melihat kebawah dan kemudian berlutut dan mengarahkan wandnya kearah anak burung itu dan mengambilnya dengan tangan kiri "apa kau terjatuh? pasti ibumu mencarimu kemana-mana" serunya pada burung kecil yang tentu saja tidak mengerti apa yang dibicarakan ia memeriksa burung kecil itu dan ternyata burung itu tidak terluka hanya terlalu lemah untuk terbang karena masih terlalu kecil. "aku akan membantumu, tunggu sebentar ya" serunya lagi lalu Leo menyusun dedaunan dan menaruh burung kecil itu diatasnya. "aku akan menaikanmu keatas, semoga saja kemampuan mantraku cukup untuk mengangkatmu" Leo berbicara pada burung kecil itu seakan berbicara dengan temannya.

Leo melihat sekeliling dan mendapati beberapa kayu bakar dan mengambilnya, ia meletakan beberapa kayu bakar di dekatnya "NOCK-ss" serunya dan cahaya di wandnya pun padam. Setelah itu, Leo melihat di antara keremangan dan melihat kayu bakar itu, kemudian ia menarik nafas serta mulai berkonsentrasi "lacarnum inflamari" ia mengucapkan mantra dengan mantap sambil menunjukan tongkatnya dengan tegas ke arah kayu bakar tersebut dan seketika api kecil muncul dari ujung wandnya, Leo membakar kayu itu cukup lama dan akhirnya ia berhasil membuat kayu itu terbakar dan memancarkan cahaya api yang remang-remang. Iapun memadamkan api dari tongkatnya lalu berjongkok didekat burung kecil yang tadi ia taruh diatas dedaunan "untung saja disini jarang ada yang lewat jadi kamu tidak terinjak" gumamnya sambil tersenyum dengan burung kecil itu

"Nah sekarang apakah kamu sudah siap? aku akan menaikanmu keatas menuju ke sarangmu" Leo berbicara lagi dengan burung kecil yang sudah berada di telapak tangannya. "Jangan takut, aku tidak akan melukaimu" ucapnya lalu iapun mulai berkonsentrasi kembali dan mengarahkan tongkatnya kearah burung kecil itu
"wing-GAR-dee-um levi-O-sa" Leo merapalkan mantra pengangkat dan menggerakan tongkatnya seperti angka 2 tertidur dari arah kiri ke kanan, perlahan ia tersenyum karena burung itu terangkat dengan perlahan, tanpa memecah konsentrasinya, Leopun terus mengarahkan burung itu makin keatas sampai menuju ke sarangnya. ketika Leo merasa jaraknya sudah cukup aman, iapun memutuskan mantranya dan burung kecil itu selamat sampai di sarangnya. Puas akan hasil mantranya yang selalu berhasil itu, Leo tersenyum dan tidak lupa ia memadamkan api di kayu tersebut ia ingat pernah beberapa kali mencoba mantra ini walaupun belum diajarkan karena rasa penasarannya itu "AGUA-menti" rapalnya sambil mengayunkan wandnya seperti bentuk S tertidur dan air pun keluar dari ujung tongkatnya memadamkan api pada kayu tersebut.

Setelah selesai semuanya dan merasa sekeliling sudah aman, Leo meninggalkan tempat itu dan menuju ke gerbang camp half blood. Ia berjalan menuju cabin 6 yaitu cabin Athena untuk mandi dan beristirahat setelah seharian ia berkeliling mencari jejak demiwiz.

Aaron Leonardo Zeru
AT-232
Ujian Praktek Charm
21 September 2016
Waktu : 45 menit