Notes

Bersiap pada barisan, Keaton memposisikan diri menjadi pertengahan antara jejeran anggota kelompok. Kaki yang tergolong rampingnya mengambil posisi sedikit menyilang pada penghujung, kedua lengan dan jemari yang bertaut ia tekuk dan ditempatkan di atas samping bahunya. Menarik napas, lalu menghembuskannya dengan sebuah senyuman sebelum ketukan pertama yang mengindikasikan permulaan lagu mulai terdengar di sekujur penjuru ruangan.

Tautan jemarinya bergelugut halus untuk dua deringan nada pertama, lalu berpindah posisi ke bahu sebelah yang lain dan mengulang gerakan yang sama. Mengakhirinya dengan mengangkat kedua bahu sesaat. Jari-jemarinya kemudian melepas tautan, membuka telapak dan menempatkan ujung telapak diatas satu sama lain dan menghadapkannya di depan bibir; membuat sebuah gerakan dengan memejamkan kedua mata pada saat telapaknya berposisi hampir menyentuh bibir, dan membuka kembali matanya setelah menyelesaikan gaya menyerupai ‘flying kiss.’

Setelah itu, tangan kirinya berpindah, seakan sedang bercacak pinggang. Sedangkan yang kanan terentang mengarah ke anggota yang berada di sisi kanannya, terkepal santai bergerak seperti mengetuk pintu atau digambarkan sedang menyirami tanaman. Hal yang sama dilakukan ke arah kiri, dan terulang masing-masing dua kali.

Seakan terayun membentuk sebuah lingkaran kecil, tangan kanan milik yang bermarga Lao berpindah posisi ke dekat wajahnya. Setelah intro sudah hampir habis, Ibu jari terarah kepada telinga, dan jari kelingking kearah dekat bibir. Sedangkan jemari yang lain mengepal; memperagakan sebuah telepon. Kaki yang awalnya menyilang kini terbuka dan mulai mengambil dua langkah maju. Setelah berhenti melangkah, ia melakukan sebuah lompatan kecil dan memutar tumpuan sekurang-kurangnya empat puluh lima derajat ke kanan.

Bersamaan dengan suara Nayeon yang melantunkan lirik, ‘maeil ullineun belbelbel,’ kepalan tangannya terbuka dan masih tetap di posisi, sedangkan yang kiri masih terletak pada pinggangnya. Pergelangan tergerak seperti sedang melambaikan telapak, berputar ke kiri dan kanan, selagi ia melakukan beberapa lompatan kecil dengan kaki yang sedikit terbuka.

‘Ijen nareul baeryeo,’ kemudian telapak kanan miliknya berposisi istirahat diatas dada. Yang kiri bergerak terentang untuk membuat sebuah lingkaran besar kearah luar, sebelum berposisi diatas telapak yang satunya. Dilakukan pula sebuah lompatan kecil terakhir selagi tangannya berputar, dipastikan kaki kiri yang mendarat terlebih dahulu– tepat sebelum yang kanan, walau perbedaan tidak terlalu ketara.

Lalu, bagian belakang kaki kanannya terangkat sedikit sebelum kembali sepenuhnya menapak dengan cepat, seraya tubuhnya melakukan singgungan kecil ke kanan, sebelum menggunakan kaki kiri sebagai tumpuan untuk berbalik arah ke kiri.

Di saat yang bersamaan dengan mulutnya seakan tergerak melantunkan bagian ‘–haejwo
Baeteori nangbihagin,’ tanpa suara. Dengan sisi tubuh kirinya yang lebih mengarah ke hadapan kamera, belakang kaki kiri kembali terangkat bergantian dengan kaki kanan sebanyak dua kali. Bersamaan dengan teraihnya kedua telapak tangan yang bertemu– dimana selagi terangkat, kedua telapaknya bertumpu ke kiri dan kanan secara berlawan arah satu sama lain, juga sebanyak dua kali.

Setelah tangan sampai di atas kepala, keduanya berhenti bergerak bertumpu dan kembali turun secara vertikal dengan cukup cepat, namun teratur ke depan dada. Spontan diikuti dengan bagian ‘–sirheo’, dimana ia tergerak untuk mengubah posisi agar kembali lurus menghadap kamera selagi melompat. Mendaratkan kedua kakinya dengan jarak yang cukup lebar. Kedua telapak yang masih bertemu dan sejajar dengan dada bersamaan meluas secara horizontal usai mendarat dari lompatan, bagian belakang tubuhnya sedikit membungkuk.

Bagian Keaton berakhir dengan kedua tangan mengartikan tanda ‘peace’ menggunakan jari telunjuk dan tengah, dan menoleh sedikit kearah yang mendapat giliran selanjutnya, sebelum bertukar posisi dengannya.



-------



Keaton kembali melangkah maju ke depan sembari mengikuti gerakan terakhir dimana kedua kepalan tangannya terletak di sebelah pinggul dan kaki merapat– kalau menurut pengertiannya; pose seperti seekor pinguin. Ketika di depan, melompat kecil sebanyak empat kali sebagai hitungan beat instrumen sebelum bagian reff dilantunkan.

Akhir lompatan sekali lagi, kedua kakinya membuka sebuah jarak, juga sepasang kepalan tangan tadi tergerak merentang ke atas. Dengan pengulangan dua kali secara bergantian, pergelangan berputar ke dalam untuk mempersempit jarak, lalu berputar keluar.

‘CHEER UP BABY CHEER UP BABY,’

Seperti sebuah gerakan yang berarti serupa dengan lirik; yaitu gerakan ciri khas dari seorang cheerleader, ia lakukan gerakan tersebut sebanyak dua kali ke kanan, lalu dua kali ke kiri.

‘Jom deo himeul nae,’ tangan yang semula terangkat kemudian mengayun lincah ke dalam– bertemu di dengan jarak depan wajahnya, lalu terayun melingkar ke luar sesuai masing-masing sisi. Ketika hendak bertemu kembali pada akhir setengah lingkaran, perputaran berhenti dan berubah gerakan menjadi telapak yang terbuka menghadap ke atas, jemari begerak terbuka dan tertutup secara bersamaan menyerupai gestur ajakan. Sekali lagi kedua tangan terangkat ke atas selagi berlaku demikian.

‘Yeojaga swibge mameul jumyeon andwae!’

Pada bagian lirik tersebut dinyanyikan, ia menampilkan sebuah raut mengernyit dan menggeleng kecil dengan tekanan di bagian kata ‘jumyeon andwae’. Tangan yang berada di posisi diatas kepala kembali bergerak turun. Yang kiri bertemu dengan pinggul sekali lagi, sedangkan yang kanan merentangkan sebuah kepalan seperti menangkap sesuatu yang agak dibawah.

Ketika tangan Keaton terentang sedikit ke bawah, ia lantas agak membungkuk. Dilanjutkan dengan tangan kiri ikut serta memperagakan gestur yang seakan sedang menarik sebuah tali bergantian dengan yang kanan, tubuh spontan sedikit condong ke belakang. Dan kedua tungkainya melangkah maju ke depan.

‘–Geuraeya niga nal deo johahage doelgeol.’ Usai maju empat langkah, ia berhenti untuk kembali menautkan kedua tangan, mengayunkan hingga mencapai sejajar dengan bahu kanan. Kedua sisi bahunya terangkat beberapa kali selagi ia melangkah mundur seperti posisi semula. Disamping itu, tidak lupa bagaimana ekspresi wajanya dimainkan seiring ikut serta melantun tanpa suara. Sekali memejamkan mata erat-erat– mencoba berlaku ‘playful’ setelah bagiannya selesai dilantunkan, selagi kedua ujung bibirnya melebarkan sebuah senyum.