Notes

Paralympic Games tak Sekadar Olah Raga


"ANDA akan kian memahami makna hidup yang sesungguhnya. Kita terus-menerus memaknai apa arti hidup, namun kita akan bisa merasakan makna sesungguhnya ketika kita menyaksikan penampilan para atlet penyandang cacat." Pernyataan itu disampaikan sutradara dan aktor terkenal China dengan reputasi mendunia, Zhang Yimou.

Setelah sukses menjadi sutradara (general director) upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade Beijing 2008, Yimou kembali melaksanakan tugas serupa pada pesta olah raga sedunia khusus penyandang cacat (Paralympic Games) 2008 yang juga digelar di Beijing, 6-17 September.

Seremoni pembukaan Paralympic 2008 yang disutradarai Zhang Yimou, 6 September lalu mengambil tema "Hello, Stars" (Halo, Para Bintang). Di dalamnya tampil para artis tuli. "Penampilan mereka mengesankan jutaan pemirsa. Selama penampilan itu, para guru bahasa mereka memberikan tanda dan isyarat tertentu agar terjadi harmoni antara musik dengan penampilan para artis tersebut," tuturnya.

Sungguh, kata Yimou lagi, kolaborasi apik dan ritme harmonis yang muncul dalam upacara pembukaan itu memberikan makna mendalam bagi dirinya. "Komunikasi yang terjalin antara para guru dan para artis di atas panggung muncul dari relung hati terdalam. Mereka yang mengalami kelemahan fisik dan mereka yang normal saling bekerja sama, bahu-membahu," ungkap Yimou.

Secara umum, konteks yang muncul pada upacara pembukaan 6 September lalu itu adalah memberi pesan kebahagiaan hidup. "Semua orang harus bahagia dalam hidup mereka apa pun situasi dan kondisinya," kata Yimou.

Sejatinya, apa yang disampaikan sang sutradara adalah pesan inti dari digelarnya Paralympic Games hingga berakhirnya ajang tersebut pada 17 September mendatang di China. Lebih dari 4.000 atlet dari 148 negara akan berkompetisi dalam 20 cabang olah raga. Paralympic ke-13 Beijing kali ini yang merupakan skala yang terbesar dalam sejarah penyelenggaraannya.

Namun, bukan kompetisi itu sendiri yang menjadi sorotan dan hakikat inti penyelenggaraan Paralympic Games. Lebih dari itu adalah nilai-nilai kemanusiaan yang mestinya selalu digaungkan, mengiringi setiap hajatan olah raga global.

Itu pula yang kemudian disampaikan Presiden China Hu Jintao. Ia menyatakan bahwa pesta olah raga Paralympic merupakan fenomena olah raga dan budaya yang urgent dalam rangka memperkokoh pengenalan satu sama lain, persahabatan sesama manusia, dan kemajuan peradaban dunia.

"Dengan partisipasi lebih dari 4.000 atlet penyandang cacat dari lebih 140 negara negara di Paralympic Beijing, perhatian penuh dan dukungan dari berbagai negara tertuju pada para atlet penyandang cacat," kata Hu Jintao sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Xin Hua.

Hu menambahkan, para atlet penyandang cacat dari berbagai negara dengan berpartisipasi dalam pesta olah raga Paralympic, akan membuktikan kemuliaan, kepercayaan diri, dan implementasi nilai-nilai kemanusiaan. "Olah raga lebih dari sekadar sebuah kompetisi yang mempersyaratkan ketangguhan fisik, stamina, kecerdasan, serta mental, tetapi di dalamnya terkandung nilai-nilai sportivitas dan persahabatan antarmanusia," tuturnya.

Hal senada juga disinggung Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad yang berkunjung ke China untuk menghadiri acara pembukaan Paralympic di Stadion Nasional Sarang Burung, Beijing. Dalam kunjungannya, Ahmadinejad didampingi Menteri Luar Negeri, Manouchehr Mottaki dan Ketua Badan Olah Raga Iran. Ahmadinejad dalam pertemuannya dengan kontingen Paralympic Iran menyebut kontingen Iran sebagai penyampai pesan perdamaian, persahabatan, dan persaudaraan antarbangsa.

Paralympic Games digelar sejak 1960-an. Dalam perkembangannya kini standar Paralympic kian meningkat dan sesungguhnya prestasi yang ditorehkan para atlet yang berkiprah kian mengagumkan. "Spirit in Motion" yang menjadi moto Gerakan Paralympic kian menginspirasi kalangan penyandang cacat untuk bisa sejajar dalam segenap aktivitas pergaulan global.