Notes

@stIgmx – C1129 (tugas exorcist)

Saya telah menonton anime berjudul Gakkou no Kaidan (Ghost at School) dan Ghost Hunt. Masing-masing anime tersebut mengangkat tata cara eksorsisme yang bervariasi.
Di anime Gakkou no Kaidan (Ghost At School) mengusung tata cara eksorsisme Buddha, di mana para siswa yang mencoba melakukan eksorsisme pada hantu-hantu yang tanpa sengaja bebas karena lokasi tempat mereka ditidurkan digusur karena pembangunan. Berbekal buku harian sang ibu, Satsuki (salah satu tokoh utama anime tersebut) bersama kawan-kawannya menidurkan satu per satu hantu yang kini telah terbangun.
Biasanya mereka menyiapkan suatu benda sebagai sarana mereka untuk menidurkan hantu-hantu yang muncul, lalu mereka mengucapkan mantra untuk menidurkannya. Namun untuk beberapa hantu, cara menidurkannya tidak sesimple membacakan mantra. Ada hantu yang bahkan tidak dapat ditidurkan karena terlalu kuat.

Sementara pada anime Ghost Hunt, Taniyama Mai – sang tokoh utama – menjadi staff dari SPR (Shibuya Phsycics Research). SPR sebenarnya merupakan tim ghost hunter. Mereka melacak keberadaan hantu dibantu dengan kegiatan eksorsisme dari beberapa kawan mereka yang bekerja sebagai Biksu, Pendeta kuil, dan Pastur. Bahkan Mai sendiri akhirnya mampu membantu dalam pelaksanaan eksorsisme yang dilakukan.
Biksu yang melakukan eksorsisme pada anime ini biasanya membacakan mantra sambil memegang tasbihnya, memancing roh keluar dari dalam tempat persembunyiannya.
Sementara pendeta kuil membacakan doa-doa sambil mengayunkan sesuatu seperti cambuk untuk memancing roh keluar dan membuat mereka menyatu dengan alam (pepohonan).
Lalu pastur melakukan eksorsisme dengan membacakan doa bapa kami sambil mencipratkan air suci searah bentuk salib.
Kasus-kasus yang mereka tangani biasanya menyangkut kasus ilmu voodoo jepang yang membuat suatu daerah jadi dihuni arwah-arwah gentayangan atau suatu area yang dihuni arwah-arwah penasaran yang belum bisa terlahir kembali.