NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Waktu menunjukkan pukul 12. Ini adalah waktu istirahat bagi seluruh murid Saint Vladimir Avademy. Seperti biasa, Jeslyn hanya bisa mendesis pelan ketika melihat Rose menghabiskan waktu makan siangnya bersama Leo.

Sudah berulang kali ia berkata pada Rose untuk membagi perhatiannya pada pacar dan sahabatnya sama rata. Jeslyn hanya menekuk wajahnya sembari mengunyah roti yang ia beli sampai ia merasakan sebuah tangan menepuk bahunya.

"Hey! Kau sedang apa hm?" Sapa Luc.

"Jadi nyamuk.." Sahut Jeslyn kesal.

Luc yang kemudian melihat ke arah Rose dan Leo akhirnya mengerti apa maksud Jeslyn.

"Ahh, I see.. Ayo kita ke perpus saja!" Ajak Luc kepada Jeslyn.

Sementara itu, Leo sedang asik memandangi Rose yang tengah mengunyah makanannya. Ia tersenyum, namun beberapa detik kemudian wajahnya kembali menunjukkan ekspresi datar.

Ia membelau anak rambut Rose dan menyibakkannya ke balik telinga Rose.

"Malam ini.. sempatkan waktumu datang ke rumahku. Aku tunggu.." Bisik Leo.

Rose sedikit bergidik karena hembusan napas Leo di telinganya, namun ia langsung mengangguk dan mengiyakan permintaan Leo.

--

Jeslyn sedang melamun, menatap lembaran-lembaran kertas usang di hadapannya. Matanya tampak sedang membaca, namun pikirannya melayang entah kemana. Ia mengingat saat dua hari yang lalu ia tak sengaja melihat Leo berjalan keluar dari farmasi sekolah dengan formalin di genggaman tangannya. Ia berpikir apakah passion Leo kini beralih dari design ke penyuka binatang dan berniat mengawetkannya.. Hati Jeslyn merasa ganjal.

Luc yang memperhatikan Jeslyn sedikit bingung dengan ekspresi temannya itu. Ia kemudian menjentikkan jarinya beberapa kali di depan wajah Jeslyn sampai tersadar dari lamunannya.

"Kau… apa yang kau pikirkan?" Tanya Luc.

"Ah tidak! Aku tidak memikirkan apa-apa! Aku harus segera pergi. A-aku lupa kalau mau pinjam buku milik Peter!" Ucap Jeslyn lalu dengan cepat pergi meninggalkan Luc yang tampak kebingungan.

--

7.00 PM - Tazardov Room

"Kau? Mau kemana?" Tanya Jeslyn pada Rose yang tampak sibuk mencoba beberapa baju di depan cermin.

"Aku mau ke rumah Leo!" Jawab Rose penuh semangat.

Tiba-tiba teringat kejadian di farmasi.

"Ahh… apa kau tau kalau Leo tertarik pada hewan? Atau serangga?" Tanyanya to the point.

"Hah? Apa maksudmu? Leo membenci hewan, apalagi serangga. Tidak mungkin, hahaha" jawab Rose santai.

"Ah I see…" Jeslyn kembali melamun. "Rose, sebaiknya kau tidak pergi kesana malam ini." Entah apa yang merasuki Jeslyn untuk berkata seperti itu.

"Jes, I know kau rindu saat kita bermain bersama kan? Tapi ini sudah 2 pekan sejak terakhir aku berkunjung ke rumahnya," jawab Rose berusaha menenangkan sahabatnya itu lalu mengecup pipinya sebelum pergi.

Jeslyn hanya terdiam. Berpikir. Ia berusaha menebak apa yang disukai Leo, yang berhubungan dengan formalin. Anehnya, itu hanya formalin dan sama sekali bukan urusan Jeslyn jika Leo mengubah passionnya. Meski demikian, ia tak bisa berhenti memikirkannya. Kemudian ia beranjak mengambil mantelnya, berjalan keluar roomnya menuju suatu tempat. Menemui Miss Liv.

--

Angin berhembus kencang malam itu. Menyibakkan lembaran lembaran kertas bergambar milik olivia parker. Lalu terhenti ketika suara ketukan pintu terdengar menyeruak kedalam ruangannya yang hening.

"Ya masuk.." sahutnya tenang.

"Selamat malam Miss Liv" salam Jeslyn.

"Oh jeslyn? Apa ada yang bisa saya bantu nak?" Tanya miss liv seraya mengayunkan tangannya mempersilahkan jeslyn untuk duduk. Jeslyn hanya tersenyum dan duduk.

"Miss.. saya hanya mau bertanya sedikit.."

Percakapan mereka malam itu diiringi oleh deru angin yang cukup berisik.

ㅡㅡㅡㅡㅡ

Vamp Vill

Leo sedang menatap manekin tanpa kepala di hadapannya. Patung peraga itu memakai gaun putih pendek yang indah. Ada tatapan puas di mata leo, ia menatap gaun buatannya dengan rasa bangga sampai suara ketukan pintu mengusik ketenangannya. Leo hanya tersenyum dan beranjak untuk membuka pintu rumahnya.

"Kau datang.." sambut leo seraya tersenyum.

"Tentu saja! Aku merindukanmu~" ucapan manja rose adalah hal yang biasa bagi Leo. Lelaki itu hanya tersenyum dan mempersilahkan Rose masuk.

Beberapa detik yang lalu mereka asuk menghabiskan waktu dengan mengobrol dan bercanda ria hingga teriakan dari bibir Leo merubah segalanya.

"JANGAN!!" teriaknya.

Leo baru saja bilang kalau ia ingin mengambilkan selimut dari kamarnya untuk Rose. Namun ketika kembali, ia melihat Rose tengah  ingin membuka sebuah kotak besar di atas meja kerjanya.

Rose tau tempramental Leo adalah satu satunya hal yang membuat wanita ini sulit menaklukkannya.

"Ah iya.. maafkan aku.." Rose hanya menanggapi kehisterisan Leo dengan senyuman, lalu menggandeng Leo untuk kembali ke sofa, tempat semula mereka berada.

Namun tanpa Rose sadari, tatapan Leo kepadanya mulai berubah. Matanya seakan sedang merencanakan sesuatu...

ㅡㅡㅡㅡㅡ
Zivash roomㅡ08.30pm

"LUC! Luc cepat buka pintunya!!" Teriakan jeslyn cukup membuat para penghuni room Zivash terganggu malam itu.

"Ada apa? Kau kenapa?" Tanya luc keheranan ketika membuka pintu dan melihat Jeslyn dengan raut wajah yang panik.

Jeslyn menutup pintu kamar Luc.
"Dengarkan aku.. aku.. merasa ada yang ganjal dengan Leo. Untuk apa anak paket C yang tertarik dengan dunia design sepertinya mengambil formalin dari farmasi sekolah." Jelas Jeslyn panjang lebar.

"Cukup.. tenang dulu jes.. tenang" Luc mengusap bahu jeslyn dan menuntunnya untuk duduk.

"Baiklah.. ceritakan.." sambung Luc.


Leo menggenggam erat tangan milik Rose yang mulai dingin. Ia memejamkan mata seraya merasakan kelembutan tangan Rose di pipinya.

"Hmm.." ia hanya bergumam kecil lalu memutar pisau lipat ditangannya dan tanpa basa basi menusuknya hingga menembus rongga dada Rose.

Membelahnya secara diagonal dan vertikal. Ada sesuatu yang ia cari didalamnya. Ia memasukkan tangannya dan merogohnya. Memutuskan segala macam yang tersambung di benda itu.

"Plung!!" Benda itu menciptakan bunyi ketika bersentuhan dengan air didalam sebuah toples.

"Aku..." ucap leo parau seraya membelai wajah Rose dengan tangan berlumuran darah. "Tidak akan pernah... membiarkanmu pergi dariku... Rose"

Leo membasuh tangannya dengan tatapan kosong kearah cermin. Sedetik kemudian ia tertawa pelan lalu kembali lagi ke ekspresi datarnya.


"Kau serius?!" Luc cukup kaget mendengar kemungkinan yang Jeslyn ceritakan padanya.

"Tenang dulu Jes.. kita tanyakan saja pada petugas farmasi itu apa keterangan Leo meminta formalin itu.." ajakan Luc di balas oleh anggukan Jeslyn.

Sebelumnya mereka menemui seseorang yang biasanya mereka andalkan ketika oanik

"Kebetulan... kami mencarimu keen.." ucap luc ketika berpapasan dengan keenan di koridor ruangan bazerav.

"Apa maksudmu? Ada apa?" Tanya keenan to the point.



Ruang Farmasi SVA - 09.30pm

"Kau memberikan formalin kepada seorang siswa hanya karna ia bilang 'membutuhkan'? Tanpa alasan yang jelas?!" Keenan mulai emosi ketika mendengar penuturan penjaga farmasi yang tidak masuk akal.

"Ayo!" Serunya mengajak kedua temannya itu keluar dari ruang farmasi.

"Aku... aku harus menyusul Rose!!" Ucapan jeslyn sontak membuat keenan dan luc kaget.

"Kau mau apa?! Kau fikit bisa mengatasi sendiri?!" Bentak keenan seraya menahan badan Jeslyn.

Namun Jeslyn tidak menghiraukannya dan berontak lalu berlari kencang keluar gedung sekolah.

"Kita susul dia.. Tapi jangan gegabah" ucap keenan pada luc

"Baiklah..." luc hanya bisa menggaruk kepalanya frustasi.



"Hahh.. hahh.." deru nafas Jeslyn tak karuan setelah berlari sepanjang jalan dan akhirnya tiba tepat di depan rumah Leo.

Jeslyn mengerjapkan matanya beberapa kali melihat seluruh lampu rumah leo sudah mati.

"Tidak.. Rose.." desisnya pelan.

Ia mencari cara agar dapat masuk tanpa ketahuan. Matanya terus mencari jalan hingga ia menemukan salah satu jendela yang tidak bisa tertutup rapat.



Hening. Senyap. Begitulah jeslyn rasakan sekarang. Seperti tidak ada siapa siapa didalam rumah Leo. Ia telah memeriksa seluruh ruangan yang ada. Hanya ada cahaya dari laptop milik leo yang masih menyala di atas meja kerjanya.

Jeslyn hanya terdiam. Namun sedetik kemudian, dengan sigap ia meraih laptop milik Leoㅡberniat untuk mencari tahu apa yang Leo sembunyikan disana.

Oops…

"Sialan!" Desis Jeslyn. Laptop Leo menggunakan password.

Kursor pada layar laptop pun mengarah dan meng-klik 'Hint'…

Yang muncul adalah gambar sebuah kunci dan papan.

"Apa ini? Ada yang aneh…" Jeslyn terlalu bodoh untuk masalah seperti ini. Otaknya berpikir cukup keras untuk memecahkannya.

"Tunggu…" Matanya tiba-tiba terpaku pada barisan number pada keyboard laptop yang susunannya sangat aneh. 1777666555. Tangannya terulur untuk menutup satu-satunya angka yang berbeda, 1.

"Rol?" Konsentrasi Jeslyn buyar ketika mendengar suara langkah kaki dari lantai bawah. Ia pun segera mematikan dan mengembalikan laptop tersebut ke tempat semula, lalu bersembunyi dibalik tirai yang bersebelahan dengan sebuah lemari di pojok ruangan tersebut.


Mata Keenan asyik menelusuri daftar nama murid yang ada di catatan data kesehatan murid SVA. Ayahnya adalah seorang Aaron Whitmore. Tentu mudah untuknya memohon agar dapat apa yang Ia mau yang berhubungan dengan farmasi sekolah.

"Dapat!!" Seru Keenan. Luc yang kaget pun segera menghampirinya.

Keenan dan Luc sedikit bergidik ngeri saat membaca bahwa Leo memiliki catatan kesehata kejiwaan yang bisa dibilang buruk.

Tanpa buang buang waktu lagi Keenan dan Luc pun menyusul Jeslyn.

Hampir saja. Untungnya Keenan dan Luc memiliki insting yang kuat. Mereka hampir saja ketahuan oleh Leo jika hanya terus lanjut berjalan tanpa menghiraukan sekitar. Mereka melihat Leo keluar dari sebuah lubang berpintu kayu diatas tanah.

"Ruang bawah tanah?" Bisik Luc.

"Ayo.." Keenan memimpin menghampiri pintu kayu tersebut.
Digembok.
Leo baru saja masuk rumah. Dan kini mereka berdua sedang sibuk memikirkan kemungkinan terburuk yang terjadi kepada jeslyn jika ketahuan oleh Leo.



Leo tersenyum sinis ketika melihat kearah meja kerjanya.

"Aku punya tikus rupanya sekarang hmm.." Ucapnya ketika ia sadar. Laptop nya yang menyala kini mati padahal baterainya masih full.

"Well..well.. Who is this? Are you there??" Suara Leo membuat Jeslyn hampir menangis menahan takutnya.

"Jeslyn?" Kali ini suara Leo mampu membuat Jeslyn hampir pingsan. Bagaimana Ia tahu kalau Jeslyn lah yang ada disitu saat ini?

--

Jeslyn menitikkan air matanya ketika merasakan jari-jari dingin milik Leo berada di pipinya.

"Cukup berani…" Leo tersenyum lebar melihat Jeslyn yang kini menangis tanpa suara di hadapannya.

"Rose…hiks..dimana dia…" Suara parau Jeslyn pecah.

"Rose? Dia ada disini.. kau mau lihat? Hahahaha." Leo beranjak dari keluar dari kamarnya dan tak lama kemudian kembali dengan membawa sebuah…atau mungkin sesosok manekin ke hadapan Jeslyn.

Mata Jeslyn terbelalak tak percaya menatap pemandangan di hadapannya. Rose, sahabatnys yang begitu cantik dan ia sayangi itu kini sedang menatapnya balik tanpa ekspresi.



Keenan dan Luc akhirnya berhasil membuka gembok tersebut dengan sedikit mengeluarkan skill element mereka.

Well… Pemandangan yang menakjubkan menyapa mata mereka ketika memasuki ruang bawah tanah tersebut. Begitu banyak organ-organ tubuh yang berjejer rapih di rak rak yang berdiri kokoh. Dan satu yang membuat mereka hampir mengumpat, sebuah toples yang didalamnya berisi sebuah jantung yang terlihat masih sangat segar.

"Kita harus segera lapor!" Luc bergegas meninggalkan ruangan itu tanpa menunggu Keenan.

"Apa ini…" Keenan berjalan mendekati sebuah meja yang terlihat seperti meja kerja. Diatasnya hanya terdapat sebuah buku, bak tinta kayu dan toples berisi jantung tadi. Ia meraih buku itu dan membukanya…

"Isinya catatan anatomi? ... Jadi dia ini suka seni atau biologi??" Keenan merasa heran.

Ketika sampai dihalaman terakhir, ada sebuah catatan dengan tinta merah.

--

'Tapal kuda miring dengan angka (2.1) disampingnya.'

'Dan aku adalah hasil dari YVAR..'

'Yap! Kau benar! Ada tiga buah kayu melintang membatasi mereka!'

Begitulah isi catatan yang Keenan baca.
Otaknya mulai berpikir. Ia tahu bahwa ini adalah sebuah sandi.

"A…n..a..n… line? Lalu…" Keenan berhenti dan mengecek handphone nya.

"Ca dan line?" Tak lama kemudian Keenan menemukan artinya.

"Ahh!" Keenan langsung bergegas menyusul Luc yang entah sudah berada dimana.



Luc sedang meminum segelas air yang diberikan oleh Sheriff Tom, kepala kepolisian di SVA.

Setelah Luc bercerita panjang lebar, Sheriff pun segera mengambil tindakan.

Tetapi tiba-tiba Keenan datang, menerobos masuk.

"CA DAN LINE!!" Teriak Keenan yang disambut oleh kebingungan seluruh isi ruangan tersebut.

"Kode ini!" Keenan pun menjelaskan apa yang ia temukan tadi.



"Bukankah ia cantik, Jeslyn? Temanmu?" Ucap Leo datar.

Jeslyn hanya bisa menangis dalam diam karna mulutnya dibekap.

Namun tiba-tiba, terdengar suara gaduh dari luar rumah Leo.
Ya, suara gaduh tersebut memang masih jauh dari rumahnya. Tapi siapa yang bisa mengalahkan pendengaran tajam seorang Moroi?

"Upps… Kau bawa pasukan rupanya. Aku? Atau kau duluan yang mati, Jeslyn? Hahahahaha."

Tidak. Leo hanya bercanda karena sedetik kemudian, ia menarik pelatuk dan menembak kepalanya sendiri.

--

Jeslyn hanya bisa menangis di pelukan Keenan. Ia meraung-raung tanpa henti ketika melihat para polisi membereskan ruangan tersebut.

Rose-nya kini telah tiada. Miss Liv dan Sir Aiden yang ada disana pun ikut lemas, masih shock melihat murid yang mereka banggakan dapat berbuat sekejam ini.

--

Vladimir Restaurant ; 8.00 AM

Sekelompok bocah remaja yang agak gila gila ini sedang menikmati sarapan. Mereka saling bercanda dan membuat kebisingan di resto SVA.

"Ah…oh iya! Jadi bagaimana? Apa kau tadi bisa menjawab pertanyaan Sir Mikhail, hm?" Goda Peter pada Rion yang disambut gelak tawa oleh yang lainnya.

"Yang benar saja! Aku hampir gila dengan semua kode-kode itu!" Jawab Rion kesal.

"Ah…ngomong-ngomong soal kode, aku menemukan ini di ruang bawah tanah milik Leo." Keenan mengeluarkan selembar catatan usang yang dibuatnya sebulan yang lalu.

"Jangan bahas itu lagiㅡ" Ujar Jeslyn terpotong.

"Baca dulu…" sambar Keenan.

'CA_ _ _LINE'

'_ _ _ ? Tiga huruf lagi?'

Begitulah isi catatan Keenan.

"Rol…" ucap Jeslyn tiba-tiba.

"Rol???" Sahut yang lain.

"Rol…itu adalah kata yang aku temukan dari password laptop milik Leo…" jelasnya.

"Carolline?" Tanya Luc.

"Well…" Keenan hanya mengangkat bahu.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.