Notes

Script Drama - Secret 'Bloody' Admirer
Secret 'Bloody' Admirer
Narator : Keenan
Role :
El - Korban
Key - Tersangka 1, Sahabat Korban
Rea - Tersangka 2, Sahabat Korban, Pelaku
Glen - Polisi
Leon - Detektif

Keenan : Disebuah mall di siang hari, terlihat dua orang gadis dengan wajah cemas dan gelisah, amat berbeda dengan wajah wajah disekitarannya.

"Ini si El mana sih? Dihubungin susah banget?!" Ujar seorang gadis bersurai hitam ke cokelatan. dengan ponsel yang menempel di telinganya.
"Ah- seharusnya kita tidak berpisah tadi," ringis gadis yang satu lagi dengan rambut hitam dengan tubuh yang lebih tinggi.

Keenan : Kedua gadis tersebut adalah sepasang sahabat, bernama Key dan Rea. Seharusnya mereka bertiga karena ada satu lagi pria yang menjadi sahabat keduanya.

"Lapor polisi saja bagaimana?" Lanjut gadis dengan tubuh yang lebih tinggi dengan nama Rea.
"Yasudah! Aku telepon dulu," ujar Key dengan panik, dengan segera ia menelepon polisi.

Keenan : Key menelepon polisi dan dalam waktu singkat polisi dan detektif menemui keduanya.

"Selamat siang, apa anda nona Key?" sapa seorang polisi bernama Glen
"Ya, saya Key dan ini Rea," ujar Key memperkenalkan dirinya dan Rea.
"Saya mendapat laporan orang hilang dari anda, apa anda bisa memberi keterangan?" Ujar Glen tenang.
"Kami siang ini berniat untuk berjalan jalan di mall, kami sudah bertemu satu sama lain-" ujar Key tersendat.

Keenan : melihat Key yang tidak sanggup melanjutkan cerita, Rea segera mengambil alih.

"Lalu, kami memutuskan untuk berpisah selama dua jam dan berjanji untuk bertemu di foodcourt.." jelas Rea.
"Kami berpisah karena tujuan kami berbeda, Key pergi ke toko baju, saya ke toko buku dan El biasa pergi ke toko jam, rencananya siang ini ia akan membeli jam tangan baru," lanjut Rea panjang lebar.

Keenan : sementara itu, Glen sang Polisi mencatat dengan cepat, disebelahnya berdiri seorang detektif yang mendengar cerita Rea dengan penuh minat.

"Lalu?" ujar detektif bernama Leon tersebut dengan penuh minat.
"Saya kembali ke foodcourt untuk bertemu dengan keduanya, tetapi saya hanya bertemu dengan Key di foodcourt," jelas Rea.
"Kami sempat menunggu selama 30 menit, tetapi El tidak kunjung datang, jadilah kami tadi berkeliling mall untuk mencarinya," ujar Rea.

Keenan : Sesaat kemudian detektif itu menjentikkan jarinya, seolah olah ia menemukan hal baru.

"Kurasa teman kalian di culik, apalagi di mall sebesar ini, akan susah melacak dirinya," ujar sang detektif.
"Lalu kami harus bagaimana?" Ujar Key dengan panik.
"Kita harus menelusuri ini dari awal, lebih baik kita ke toko yang El tuju," ujar Glen

Keenan : Kemudian, Glen memimpin yang lainnya menuju toko jam, tidak mempedulikan tatapan orang orang disekitarnya. Tak lama ke-empatnya sampai di toko tersebut.

"Ah permisi, apa tuan tadi melihat dia?" ujar Glen menunjukkan foto El yang diberikan Rea kepada penjaga toko.
"Ah ya tadi saya lihat, dia tadi sedang melihat lihat jam disitu, tetapi saat saya ke belakang toko dan kembali lagi ia sudah menghilang," terang penjaga toko tersebut seraya menunjuk suatu sudut di toko.

Keenan : Glen berterima kasih dan berjalan menuju sudut yang dimaksud oleh penjaga toko.

"Hm, tak ada yang aneh..." gumam Glen seraya mengamati dengan lalu.
"Tunggu dulu Glen, lihat- ada sebuah angka angka aneh di lemari ini," cegah Leon seraya menunjuk lemari berisi berbagai macam jam.

Keenan : Glen dan Leon mulai mengamati lemari tersebut dengan teliti, sementara itu Key dan Rea berpandangan dengan bingung.

"Ah- ada semacam sandi disini," ujar Leon seraya menunjukkan sandi yang tertulis dengan suatu cairan berwarna merah.
"I-itu ditulis dengan apa?" Tanya Rea dengan suara yang gemetar.

Keenan : Glen dengan cepat menganalisis tulisan tersebut dan mengetahui suatu fakta mengejutkan yang ia dapat.

"Ini.. ditulis dengan darah!" seru Glen

Keenan : dengan cepat, Glen memerintahkan anak buahnya untuk mengosongkan mall tersebut.

"Ah darah ya," gumam Leon.
"Kemungkinan besar ini adalah darah korban," lanjutnya lagi.
"Darah milik El?!" ujar Key dengan kaget.

Keenan : Kalau saja tidak di tahan oleh Rea, Key akan terjatuh dan pingsan.

"Aku akan mencatat sandi ini," ujar Glen seraya mencatat sandi tersebut.
"Ah ini dia, selesai," lanjut Glen.

Keenan : Glen menyodorkan sebuah kertas kepada Leon.

"Ini... apa kalian mengetahui sandi ini?" Tanya Leon setelah mengamati sandi tersebut

Keenan : Rea yang sibuk menenangkan Key segera menoleh dan membaca sandi tersebut.

"Key-! Itu kan sandi..." seru Rea kaget setelah membaca sandi tersebut.
"Ya.. itu sandi yang kita pelajari di sekolah.." ujar Key setelah ikut membaca sandi tersebut.

Keenan : Glen dan Leon menatap keduanya penuh tanya.

"Jadi ini sandi apa?" Tanya Glen penasaran.
"Keyboard qwerty.." jawab Key singkat.

Keenan : Rea dan Key mulai mengerjakan sandi misterius tersebut dengan serius.

"Nah ketemu jawabannya!" Seru Key
"Apa apa?" Tanya Leon penasaran
"Aku adalah secret admirernya, ia milikku. Bluebell." Baca Key dengan cepat.

Keenan : Glen dan Leon berpandangan satu sama lain.

"Bluebell? Maksudnya apa itu?" Ujar Glen
"Kami tidak tau juga" sahut Key lemas.
"Ah tunggu key, Bluebell! Dekat mall sini ada toko bunga bluebell!" Seru Rea