Notes

Rangkuman Psychology - Materi: Cinta

Cinta merupakan salah satu bentuk emosi dan perasaan yang dimiliki individu dan bersifat subyektif. Ada beberapa teori yang menggambarkan bagaimana cinta dapat muncul dalam diri kita.

Pertama, teori perilaku

Teori ini mengatakan bahwa cinta muncul akibat adanya penguatan positif yang kita rasakan di dalam diri. Kita jatuh cinta kepada seseorang karena orang tersebut selalu memerhatikan atau menghargai diri kita. Hubungan cinta akan muncul ketika ada sepasang manusia yang saling memberikan perasaan positif satu sama lain.

Kedua, Teori kognitif

Di sini menjelaskan bahwa cinta muncul karena kita berpikir bahwa kita mencintai. Seperti seorang lelaki yang rela menemani kekasihnya berbelanja, ke salon dll. Ia tidak mendapat imbalan apapun dari kekasihnya Ia lantas berpikir bahwa dirinya telah jatuh cinta.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa saat kita mengira seseorang menyukai kita, maka kita akan semakin mudah tertarik kepadanya.

Selanjutnya, teori evolusi yang menyatakan bahwa cinta muncul karena pada dasarnya kita membutuhkan perlindungan. Dengan cinta, kita mendapatkan pemenuhan atas perlindungan, dan dapat bereproduksi serta mewariskan genetika kepada generasi selanjutnya.

Lalu, teori biologi menjelaskan cinta muncul karena adanya feromon. Zat ini diproses di dalam hipotalamus, dan feromon memengaruhi pilihan kita terhadap pasangan. Dengan kata lain, kita tertarik pada lawan jenis karena tertarik terhadap feromon yang ia keluarkan.

John Alan Lee, seorang psikolog, menyatakan teori tentang cinta yang disebut sebagai warna cinta.

Pertama, Eros atau romantic lover.

Cinta dalam bentuk eros adalah cinta yang muncul semata-mata karena ketertarikan fisik. Cinta seperti ini adalah cinta yang mementingkan nafsu, dan tidak dapat bertahan lama.

Kedua, Ludus atau game-playing lover. Sesuai dengan namanya, cinta ini semata-mata seperti sebuah permainan. Orang yang ludus menyukai rayuan gombal. Cinta ini biasanya ditemukan pada kasus cinta monyet.

Ketiga, Storge atau quiet and calm lover. Cinta ini adalah cinta yang “diam" Rasa cinta ini tidak muncul dengan tiba-tiba dan tidak mengharapkan cinta yang ideal, romantis, pernikahan, atau sebagainya. Jika cinta ini berakhir, pasangan manusia tetap bisa berteman.

Lalu, Mania atau crazy lover

Cinta ini disebut gila karena penuh dengan posesivitas dan ketergantungan. Orang dengan cinta jenis ini akan begitu gelisah ketika pasangan tidak di sampingnya. namun di satu sisi akan langsung mengalami peningkatan mood ketika pasangan sudah di sampingnya

Pragma atau practical lover

Cinta ini penuh dengan daftar kualitas yang mereka harapkan dalam sebuah hubungan. Orang yg pragma mengharapkan cinta yang dalam dan berakhir pada pernikahan, bahkan mereka sudah merencanakan masa depan dari cinta mereka

Terakhir, Agape atau selfless lover

Cinta yang tidak mengharapkan apapun. Cinta yang tulus Tidak mengharapkan balas, tidak cemburu, dan tidak meminta apapun

Itulah mengapa cinta bersifat subyektif. Karena setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda

Untuk mengembangkan cinta yang ideal, maka pasangan harus membina kedekatan. Pasangan harus saling terbuka dan mau berbagi satu sama lain. Mereka harus mau memberikan masukan dan siap untuk menerima masukan. Dengan sikap ini, pasangan akan mampu saling memahami. Masing-masing dari pasangan juga harus mampu memperbaiki diri dan mengembangkan diri; baik secara fisik, kepribadian, maupun spiritual