Notes

FACE CLAIM
ㅡ Name : Lee Jong Suk
ㅡ Gender : Male
ㅡ DOB : 14 September 1989
ㅡ Nationality : Korean
ㅡ Job : Actor, Model
ㅡ Height : 185
ㅡ Weight : 64

CHARACTER
ㅡName : Marvin, Lee
ㅡNick Name : Vin
ㅡSibling : -
ㅡGender : Male
ㅡHeight : 185
ㅡWeight : 64
ㅡSexuality : Straight
ㅡDate Of Birth : 3 Oct 1989
ㅡPlace Of Birth : Jeonju, South Korea
ㅡNationality : Asian - American
ㅡHome Town : London City, Apple Apartments
ㅡBlood Type : A
ㅡJob : Spy
ㅡSide Job : Lawyer

PERSONALITY
ㅡPemegang komitmen yang kuat
ㅡAmbisius
ㅡTidak ceroboh dlm memutuskan sesuatu
ㅡCuek namun terkadang dapat menjadi perhatian dengan orang terdekat
ㅡPendendam
ㅡCenderung sedikit berbicara
ㅡKeras kepala
ㅡBlak blakan
ㅡTidak Sabaran
ㅡMood suka berubah rubah
ㅡBukan seorang pendengar yang baik

TRIVIA
ㅡMemiliki bekas luka pukul di bagian ubun ubun kepala
ㅡKurang menguasai ilmu bela diri
ㅡInsomnia
ㅡAlcoholic

SKILL
ㅡHandal dalam menggunakan senjata api
ㅡAhli ber-argumen
ㅡDapat mengendarai mobil
ㅡBisa memasak

BACKGROUND STORY
Marvin, Lee seorang anak yang sejak kecil sudah mengenal begitu kerasnya kehidupan. Ayahnya adalah seorang jendral militer. Ia dan keluarganya sangat tidak dekat. Bisa dibilang orang tuanya itu sangat sibuk dengan urusan dan kehidupannya masing masing, sehingga membuat Vin mengatur hidupnya semaunya. Pada saat ia berumur 14 tahun sehabis pulang dari club sudah ada seorang anak kira kira berumur 7 tahun sudah ada di rumahnya. Anak itu bernama Jenneta Jerusha. Gadis kecil itu terlihat manis, sejak saat itulah sepupuny tinggal di rumahnya. Vin tak pernah mau tau apa urusan sepupunya itu berada disini namun semakin hari Vin dengan sepupuny itu semakin dekat dan ia sudah menganggap Jen sebagai adiknya sendiri. Namun suatu ketika ia dan ayahnya bertengkar hebat karena ayahnya mendapati ia memukuli kepala sekolahnya.

"sejak kecil dia tak pernah mengurusku punya hak apa dia untuk mengatur ngatur kehidupanku?"

Oleh karena itu ia tak pernah mendengarkan omong kosong ayahnya. Alhasil ayahnya geram dan menaikan nada bicaranya. karena tidak terima ia menghantam pipi ayahnya dengan sebuah tonjokan yang keras. seketika itu juga ayahny pergi kekamar dan keluar dari kamarnya dengan membawa pistol di tangan kanannya dan menghantam ubun2 Marvin dengan sebuah pistol sejak saat itulah ada bekas luka di bagian ubun2nya.

Karena tak terima dengan perlakuan ayahnya yang begitu keras, tingkah Vin pun semakin menjadi jadi. Sampai suatu ketika ia ditangkap oleh polisi karena mencuri dan tak disangka ayahnya sedang bertugas disana. Yang membuat Vin semakin membenci ayahnya adalah ketika ayahnya masuk ke ruangan dan duduk di hadapannya, dengan santai ia bertanya

"Namamu siapa?"
"Umur?"
"Tinggal dimana?"
"Orang tua?"
"Mengapa kau mencuri?"

Seakan akan tak mengenal anak yang ada dihadapanny. Vin menaikan kaki kananya di kursi, tangan kanannya yang ditopang oleh kaki lalu menyeringai melihat tingkah ayahnya itu. Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan kepada vin namun tak ada satu pun yang ia jawab. Vin hanya bereaksi acuh.

"APA KAU TIDAK PUNYA MULUT UNTUK BERBICARA HAH?!"
Bentak ayahnya sambil mendobrak meja lalu ayahnya pun langsung memanggil salah seorang bawahannya dan memerintahkan untuk memenjarakan Marvin. Ia pun tersenyum sinis dan dengan senang hati ia berjalan menuju sel.

Setelah 4 bulan berada di penjara akhirnya ia dipulangkan. ia kembali kerumah untuk mengambil beberapa pistol, kredit card serta uang cash milik ayahnya yang ia abil dari laci kamar ayahnya. Setelah itu Ia segera meninggalkan seoul menuju london untuk memulai hidup barunya. Dan sekarang baginya benar benar tak ada sosok seorang ayah dimatanya.

Tak lama credit cardny diblokir dan itu pasti ayahnya yang melakukannya. Setelah berlalu kurang lebih sebulan ia baru menyadari bahwa anaknya pergi? Pasti karena terlalu sibuk mengurusi kehidupannya yang sangat amat penting itu.

Ia berjuang hidup di London sendiri sambil berkerja untuk melanjutkan kuliahnya. Sampai pertengahan tahun 2015 ia lulus sebagai sarjana hukum. kini ia sudah terkenal sebagai pengacara yang sudah memenangkan banyak kasus.

Pernah terpikir oleh vin jika ayahnya menyayangi dirinya pasti ia sudah menyusul Vin ke London karena kredit card yang ia pakai dapat di lacak keberadaanya iya bukan?

Ayahnya memang tidak pernah datang sampai sekarang, tapi lihat siapa yang datang...