Notes

“How?”
“Hm, wait wait.”
“Come on, Flo!”
“I said wait!”

Di dalam ruangan sempit nan kecil itu, gadis yang baru saja dipanggil Flo—lebih lengkapnya bernama Florence Lucretia, siap memulai aksinya. Bermodalkan sebuah laptop, headset dan jaringan yang kuat ia siap melakukan tugasnya kali ini.

“Jam,”
“Aku tak melihat apapun— Oh! wait, sudah-sudah.”

Atensi gadis itu bergerak memperhatikan gerak-gerik kawannya, mencari informasi tentang The Capital Hotel, hotel yang paling dibencinya sejak dulu. Alasannya? Cukup simple, tapi ia benar-benar tidak menyukai itu.

Jendela kamera pengintai Jamie ia geser sedikit hingga di sisi layar, sedangkan ke sepuluh jarinya kembali berkutat dengan cepat memasuki system software yang kebanyakan orang awam tidak mengerti. Tulisan-tulisan dalam bentuk kode bewarna hijau itu bergerak dengan sangat cepat, seperkian kalimat dalam sedetik. Membuat otaknya kini harus bekerja multitasking, bahkan lebih. Memperhatikan Jamie yang sedang mengalihkan petugas keamanan, berkutat dengan berbagai macam kode hacking dan yang terpenting mengunduh semua system di dalam gedung ini.

= = = E R R O R = = =

“Shit!”
“Why?” Jamie terlihat sedang berbicara dengan seseorang disana, ia mengatakan ini untuk Florence juga mendengar penekanan kalimat yang diberikan.
“Nope.”

Mendapatkan kegagalan sekali dalam system pengunduhan, membuat gadis berkelahiran tahun 1997 ini semakin serius. Wajahnya terlihat mengeras,dahinya mengerut dan sepasang manik mata itu tak akan ia alihkan dari layar. Kesepuluh jarinya semakin bergerak cepat berhadapan dengan tuts keyboard laptopnya. Tidak banyak waktu yang tersisa.

= = = S T A R T D O W N L O A D I N G = = =

“Yes!”

Usaha memang tidak pernah mengkhianati hasil. Sebuah senyuman cerah terpampang di paras cantik milik Florence. Berhasil menjebol system keamanan gedung ini merupakan yang paling susah, dan— seorang Florence Lucretia yang gemar bermain-main bisa melakukannya. Prestasi kejahatan yang membanggakan, bukan?

Tinggal selangkah lagi, yakni keluar dari tempat menjijikan ini— sebuah gudang yang ditempati dengan berbagai alat kebersihan yang tak terpakai, pengap dan banyak debu— Florence bisa tersenyum dengan sangat-sangat lega.

= = = D O W N L O A D S U C C E S S F U L L = = =

“YE— ups!” Florence buru-buru menutup mulut ketika pekikan kesenangan hamper saja lolos dari mulutnya.

[ Message to Jamie ]
シ
(*read : pergi dalam kurang waktu 3 menit.)

Setelah mengirimkan pesan itu, Florence segera menjalankan aksi terakhirnya. Sistem keamanan sudah ditangan, membuat ia sangat mudah mengacak-acak semua software computer yang berada di hotel ini. Dalam kurang dari dua menit, semua cctv dalam ruangan ini error ; menampilkan sebuah rekaman cctv palsu yang sudah gadis itu siapkan.
“Oke.”
Selesai dengan semua urusan, Florence segera merapikan barang-barangnya dan tidak lupa memindahkan access kamera yang dibawa Jamie ke dalam Smartwatch miliknya. Ia bergerak cepat dan keluar seperti yang sudah di rencanakan sebelumnya.


“Tos dulu? Hahahaha.”
“Tidak sia-sia kau berkerja dengan keras dua minggu ini.”
“Ya, tidak sia-sia kita mencoba segala cara hingga masuk ke kandang singa haha.Thankyou Jamie!”
“Mau kau apakan ini?”
“Hm? Lihat saja nanti.”
Sebuah senyuman terpampang di wajah Florence, senyuman penuh makna dan mengerikan jika diartikan saat ini.