Notes

Seorang pemuda tengah mengunyah sesuatu dengan tangan kanannya yang lincah menulis sesuatu di jurnal yang terbuka di hadapannya. Sesekali ia memutar kursi yang ia duduki, memiringkan kepalanya, serta mencoret kata yang sudah tertulis di jurnalnya.

Dan jika Ash, nama pemuda tersebut tengah melakukan itu, maka ia akan menggerutu pelan, mengambil snack yang ada di sebelah jurnalnya lalu kembali melanjutkan kegiatannya menulis di jurnal. Jika sudah banyak coretan di kertas jurnalnya, maka ia akan merobeknya, dan meremasnya menjadi bola kemudian melemparnya asal.

Pemuda berambut hitam itu mengerang pelan, dia menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi, mengunyah snack itu dan pandangan matanya tertuju pada jam dinding yang menunjukkan pukul delapan malam.

Ash mengusap tengkuk lehernya, ia pun berdiri dan meraih jaketnya, memutuskan keluar dari asrama. Ash memakai jaketnya kemudia berjalan keluar asrama menuju gudang untuk mengambil peralatan berkebun miliknya yang ada disana.

"Lebih baik mengecek tanamanku daripada menjadi gila gara-gara tulisan-tulisan tersebut di kamar," ujarnya ketika menutup kembali pintu gudang itu.

Ia pun membawa peralatan tersebut ke green house, disana sangat sepi tapi ia menyukainya. Ia mendekati ketiga tanaman yang sudah ia tanam di dalam green house.

"Berkebun di malam hari? lumayan juga haha~" candanya pada diri sendiri.

"Tanaman-tanaman ku, apa kabar?" tanyanya pada tanaman miliknya namun tidak ada menjawabnya.

Ash segera tertawa, merutuki kebodohan dirinya sambil menaruh peralatan berkebunnya. Ia segera memakai sarung tangannya dan beralih pada tanaman orange nya.

Ash mengambil pupuk yang ia bawa lalu menaburkannya ke tanah tanaman tersebut lalu meratakannya dengan tangannya.

Pemuda itu melakukan pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yang sakit, kering dan tidak produktif/tidak diinginkan. Bekas luka yang ia pangkas tadi ia tutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah tanaman orangenya mendapat penyakit. Sebelumnya ia mencelupkan gunting pangkas ke dalam Klorox atau alkohol.

Setelah itu memberikan pupuk pada tanaman nya, lalu ia beralih pada tanaman selanjutnya yaitu watermelon.

Sebelum memberi pupuk, ia melakukan perempelan yang ia lakukan dengan penyortiran dan pengambilan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon atau buah semangka yang sedang berkembang.

Ia melakukan perempelan untuk mengurangi tanamannya yang terlalu lebat akibat banyak tunas-tunas muda yang kurang bermanfaat. Setelah melakukan perempelan, ia menaburkan pupuk di sekitar tanaman watermelon miliknya.

Ash beralih ke tanaman terakhir yaitu blood banana. Ia melakukan penyiangan pada tanaman-tanaman liar yang dapat menghambat pertumbuhan blood banananya.

Lalu Ash mulai memangkas daun-daun yang mengering dan menyisakan daun yang masih bagus agar daun kering itu tidak mengeluarkan gas yang membuat daun lainnya ikut mengering kemudian ia memberi pupuk pada blood banana seperti kedua tanaman miliknya sebelumnya.

Pemuda itu berjalan ke arah kran air yang tak jauh dari tempat ketiga tanamannya tumbuh kemudian mengisi water can miliknya sampai penuh.

"Cepat tumbuh kalian," ujarnya lalu berjalan kembali ke arah tanamannya dan dengan segera menyirami ketiga tanamannya.

"Hmm, kerjaan beres!" serunya kemudian melepas sarung tangannya kemudian membuangnya ke tempat sampah.

Ash melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, "sudah jam sembilan ya."

Pemuda bersurai hitam itu kemudian membereskan peralatan berkebunnya; menyimpannya kembali di gudang dan berjalan balik ke asramanya untuk beristirahat.