Notes

“Mary, my Duchess,”

Kath menepuk sofa yang ia duduki, mengisyaratkan gadis kecil yang sedang bermain dengan temannya itu untuk duduk di sampingnya. Tak menolak, Mary, gadis kecil itu berlari pelan dan duduk disebelahnya. “Ada apa, Ms. Adler ?” tanyanya.

Hanya senyuman yang tergambar di wajahnya. “Jangan dorong temanmu seperti itu, tidak baik,” nasihatnya lembut. Gadis itu menujukkan penolakan melalui raut wajahnya. “Mary, I’ve told you that a woman never…”

“Never act arrogant. Baiklah, aku akan meminta maaf kepadanya,” potong Mary lalu berlari ke temannya tadi. Kedua manik Kath dapat melihat Mary dan Eliza berjabat tangan sebelum kembali bermain dengan boneka mereka.

“Ms. Adler, saya menemukannya di pinggir jalan dekat pasar, membeku kedinginan. Sepertinya keluarganya sudah meninggal,” ucap seorang pelayan di mansion milik keluarganya itu. Kepala Kath menoleh ke kanan, dimana sumber suara itu berasal. Wajahnya berubah prihatin melihat seorang anak kecil dengan pakaian lusuhnya menggendong seorang bayi kecil.

“Oh ! Apa yang terjadi denganmu, gadis kecil !”

Kath langsung berdiri dan menggendong bayi itu. “Rose, tolong bersihkan bayi ini dan juga gadis cantik ini. Berikan dia makanan dan biarkan mereka beristirahat,” perintahnya ke pelayan itu.

“Sayang, nanti kita bertemu setelah kelas. Beristirahatlah terlebih dahulu,” kata Kath lembut sambil mengusap pipi gadis itu dan tersenyum ke bayi mungil tadi. Wanita berambut coklat kemerahan itu menyerahkan bayi tadi ke pelayan itu.