NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

_He's not Him_

•° After some years passed by, i still haven't known....°•

AU! BTS' Jimin x Angel(?) OC x Supporting Cast

-+-

"Dia bukan seseorang yang bisa kau dapatkan dengan mudah. Kau sadar itu?"
Kesekian kalinya dalam satu minggu ini, gadis berambut panjang itu mendapat 'semprotan' sarkasme dari gadis lain. Dan ia hanya mengangguk lalu tertunduk, tanpa berniat memadamkan rasa kagum yang membuncah dalam dadanya terhadap sesosok lelaki yang kerap mewarnai harinya.

"Aku paham. Tapi bagaimana?" Gadis itu balik bertanya. Nada bicaranya terdengar sedih, tapi raut wajahnya kebingungan. Lawan bicaranya hanya menghela nafas.

"Kau hanya perlu sadar posisimu, Angel. Sadar diri. Setinggi apa standar lelaki itu, lalu bandingkan dengan dirimu sendiri." Kalimat itu cukup menghujam hati gadis bernama Angel itu. Tapi raut wajahnya sama sekali tak berubah, ia masih kebingungan.

'TOK TOK TOK' Suara ketukan yang cukup kencang membuat kedua gadis dalam ruangan tersebut menengok ke arah pintu.

"Kalian sudah selesai bicara?" Seorang lelaki bertanya dari balik pintu. Lawan bicara Angel baru saja akan membuka mulutnya, namun pintu tersebut terbuka. Sosok kepala milik seorang lelaki menyembul di baliknya.

"Aku sudah selesai, Jimin-ah. Bawa Angel pulang dengan selamat. Ini sudah terlalu malam untuk seorang perempuan berjalan sendirian." Perintah gadis itu, tidak memandang ke arah Angel maupun Jimin.

"Eh, Claire." Baru saja perempuan itu hendak berlalu, Angel menahan tangan kanan perempuan itu. Perempuan yang dipanggil Claire itu berbalik menatap Angel, matanya tampak sedikit berkilau di bawah lampu.

"Pulanglah.. Aku juga harus pulang. Sampai nanti!" Claire melepas genggaman Angel dan berlari keluar dari kelas yang sudah kosong sejak 4 jam lalu itu.

"Hm mungkin dia ada urusan?" Ucapan Jimin mengembalikan Angel ke realita. "Ayo kita pulang. Benar kata Claire, ini sudah terlalu malam.." Lelaki itu merangkul Angel mendekat lalu berjalan menyusuri koridor yang kosong dan remang-remang. Perlakuan santai Jimin ternyata memunculkan semburat merah di pipi Claire. Dan Jimin hanya mengulum senyumnya.

—°•°—

"Aku gagal.. Bagaimana ini..?" Seorang gadis terisak sambil memeluk lututnya erat.

"Perjanjian tetap perjanjian. Kau punya sisa 2 jam sebelum aku melaksanakan apa yang kita sepakati sebelumnya." Suara seorang lelaki tiba-tiba menimpali isakan gadis itu. Anehnya, sosok gadis itu tidak terkejut atau takut sama sekali.

"Aku akan menulis surat untuknya. Bukankah tidak sopan kalau aku pergi tanpa pamit?" Pertanyaan gadis itu membuat sinar keunguan di telapak tangan lelaki itu meredup lalu hilang.

Gadis tadi mulai menulis. Sesekali air matanya meluncur tanpa ijin, nyaris membasahi kertas surat itu kalau saja ia tidak cepat mengeringkannya. Selepas memasukkan kertas surat itu ke dalam amplop, si gadis meraih bingkai foto kecil di atas meja, menyapukan jarinya ke atas gambar yang mulai pudar itu sambil tersenyum sedih.

"Sampai jumpa, adikku. Maafkan aku.."

—°•°—

Fajar yang semula mengintip dari balik awan, perlahan merangkak naik dan membangunkan setiap insan yang masih terlelap di balik selimut mereka. Begitupun Angel. Ia sudah membereskan kasurnya dan berjalan ke dapur. Apartemen tempatnya tinggal memang terkesan terlalu besar untuk ditinggali satu orang, tapi apa boleh buat?

"Persediaan serealku menipis.." Gumamnya menuangkan sisa sereal tadi ke dalam sebuah mangkuk sedang berisi susu lalu melempar kardus sereal itu ke dalam tempat sampah.

Tak berselang lama, ponselnya berbunyi singkat. Angel menggunakan tangan kirinya untuk mengambil ponsel selagi tangan kanannya menyendokkan sereal.

[ LINE ]
Fr : Jiminnie
✔ hey bangun
✔ cepatlah, aku sudah di depan
✔ di depan pintu tepatnya.

Angel terbelalak. Ia melihat dirinya sendiri. Berpiyama, rambut yang belum disisir. Ia sangat berantakan. Namun akhirnya ia bangkit menuju pintu dan membukanya, menemukan seorang lelaki berdiri di sana dengan wajah datar.

"Jadi kau baru bangun?" Tanya lelaki itu memasang wajah terkejut yang dibuat-buat.

"Lagipula aku tidak punya janji dengan siapapun hari ini. Jadi tak ada salahnya aku baru bangun?" Gadis itu menatap Jimin sebal. Sebal karena lelaki itu memaksanya menampakkan diri dengan penampilan yang berantakan.

"Ah.." Jimin melihat jam tangannya sekilas. "Aku beri kau waktu 20 menit untuk bersiap-siap. Mandi dan ganti baju. Boleh aku masuk?" Tanyanya dengan senyum polos. Angel membukakan pintu lebih lebar.

"Tentu.." Ucapnya lalu memandang Jimin bingung. "Memang kita ada janji untuk pergi?" Tanya Angel bingung. Walau sebenarnya hatinya berbunga-bunga.

"I'm taking you to a date. And i don't accept a no for that. So? Go!" Ujar Jimin dengan sangat santai sambil mendaratkan tubuhnya ke sofa besar di apartemen itu. Angel tidak sempat berkomentar apapun, ia langsung berlari untuk bersiap-siap.

"17 menit. Aku cepat kan?" Angel tiba-tiba kembali dengan keadaan yang sudah bersih dan rapi. Jimin melirik jam tangannya.

"Hm masih ada sisa 3 menit. Baguslah. Ayo kita pergi~" Ajak lelaki itu lalu kembali merangkul Angel mendekat sambil keluar dari apartemen. Mereka menggunakan lift agar lebih cepat.

"Aku ke basement dulu. Nanti aku jemput di lobby depan, oke?" Pertanyaan Jimin hanya dijawab anggukan. Lalu lelaki itu menghilang setelah turun menggunakan escalator ke basement.

"Ah, Angel. Ini.. Ada titipan surat untukmu." Angel menengok ke arah resepsionis. Ia meraih amplop itu dan membacanya sekilas. 'Untuk : Adikku Angel'

"Terima kasih.." Angel tersenyum ramah pada resepsionis itu. Telunjuknya hendak membuka amplop yang sepertinya sengaja tidak direkatkan itu. Namun tiba-tiba ponselnya berdering. Jimin menelepon, artinya lelaki itu sudah di lobby. Angel menaruh amplop itu di dalam tas kecilnya sebelum berlari menyusul Jimin.

—°•°—

Definisi 'kencan' seorang Park Jimin ternyata sesuai dugaan Angel. Lelaki itu membawanya ke taman tempat dulu mereka sering bermain. Bahkan terkadang Angel tidak percaya bahwa anak lelaki yang dulu sering jadi lawan bertengkarnya, kini berhasil mencuri hatinya. Memikirkan hal itu, Angel jadi merasa tidak enak pada Claire. Ia tak sengaja merogoh sakunya dan kembali teringat akan surat yang ia terima tadi pagi. Jimin sedang pergi membeli es krim untuk mereka berdua, tapi antrian panjang di mobil es krim itu agaknya cukup menahan Jimin lebih lama sehingga mungkin Angel bisa membaca surat itu hingga selesai.

'Untuk adikku, Angel.

Kalau kau membaca ini, tandanya aku sudah pergi dan tidak akan kembali. Apa kau terkejut mendapatkan sebuah surat dari seseorang yang memanggilmu adik? Padahal kau bercerita padaku bahwa kedua orangtua dan kakakmu sudah meninggal kan?'

Angel tak sadar menganggukkan kepalanya.

'Kakakmu masih ada, Angel. Aku ini kakakmu, Claire.'

Mata Angel terbelalak lebar membaca hal itu. Ia tiba-tiba merasa lututnya terlalu lemas untuk menahan tubuhnya tetap tegak berdiri. Angel duduk di atas sebuah bangku taman yang sedari tadi kosong.

'Maaf aku terus-terusan menyuruhmu berhenti menyukai Jimin. Kalau kau mengira aku menyukainya, salah besar. Aku justru membenci lelaki itu. Kau harus tahu, Angel. Jimin yang bersamamu selama ini bukanlah Jimin yang dulu menjadi teman bermainmu saat kecil.'

Angel memandang jauh ke arah Jimin yang masih mengantri untuk membeli es krim.

'Orang tuamu, bukan- orang tua kita tidak tewas dalam kecelakaan. Lelaki yang adalah teman baikmu itu pelakunya. Dia sosok yang sangat berbahaya. Dia bukan manusia.'

Angin dingin tiba-tiba saja bertiup. Membuat Angel semakin takut membaca kalimat selanjutnya.

'Dia seorang malaikat pencabut nyawa. Aku terikat sebuah perjanjian dengannya. Kalau aku berhasil meyakinkanmu untuk menjauh darinya dalam waktu 5 tahun, dia akan pergi. Tapi nyatanya aku gagal, maka akulah yang pergi.'

Isakan pelan mulai lolos dari bibir Angel. Ia benar-benar merasa bodoh. Ketertarikannya terhadap Jimin membuatnya kehilangan sosok sahabat yang ternyata adalah kakaknya.

'Maka, aku mohon menyingkirlah dari sisinya selagi kau bisa. Jangan susul aku dengan cara yang sama seperti orang tua kita. Dan.. Maafkan aku gagal menyelamatkanmu, adikku.

Dari kakakmu, Claire.'

Angel meremas surat itu dan membuangnya. Bahunya bergetar, tangisnya semakin pecah.

"Well?" Pertanyaan itu membuat Angel mendongak. Ia mendapati Jimin berdiri di hadapannya dengan wajah datar. Kedua tangannya menggenggam satu es krim di masing-masing sisi. "Kau menangis karena lama menungguku?" Jimin tertawa dengan nada meremehkan. Angel menggeleng dan menyeka air matanya.

"Bukan- Ji.. Jimin!" Angel mendadak terbata ketika lelaki itu mendekat ke arahnya dengan seringaian di bibirnya.

"Ah.. Kau sudah tahu semuanya ya?" Bisik Jimin tepat di depan telinga Angel. "Kalau sudah tahu, aku tak perlu menyamar lagi.." Lelaki itu menyeringai semakin lebar. Bola matanya berubah keunguan. Angel mau tidak mau berjalan mundur menghindari aura mengintimidasi dari lelaki itu.

"Jimin menjauhlah.." Permintaan Angel justru membuat tawa lelaki itu pecah.

"Mengapa? Kau tidak senang didekati oleh lelaki yang kau sukai?" Jimin merentangkan kedua tangannya. "Kemari peluk aku, sayang~" lanjutnya semakin mendekati Angel.

"Jimin- argh!" Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Angel sudah ditarik kasar ke dalam pelukan lelaki yang kini sudah membentangkan sayap hitam legamnya. Sungguh, kejadian semacam ini seharusnya menjadi scene menarik dalam film. Tapi saat terjadi di dunia nyata, kejadian ini malah menyeramkan.

"Kau ingin aku yang mengambil first kissmu kan?" Tanya Jimin menatap manik Angel lekat-lekat, namun gadis itu enggan membuka mulutnya. "Jawab aku!" Setelah disentak pun, Angel masih terdiam.

"Tadinya aku benar-benar akan menjadikanmu sebagai kekasihku. Tapi kakakmu yang bodoh itu malah mengumbar identitasku." Jimin mengepalkan tangannya. Udara di sekitar mereka berubah drastis. Angel merasa ia semakin sulit bernafas karena tekanannya terlalu kuat.

"Any last wish, baby?" Tanya Jimin mendekatkan wajahnya pada Angel. Gadis itu hanya menutup matanya rapat-rapat. Bulir bening menuruni wajahnya dengan cepat. "Tidak ada? Oke, selamat malam.." Jimin menghapus jarak di antara mereka. Tangannya yang dibalut sinar keunguan bergerak menarik sesuatu yang tak kasat mata.

Ketika sinar keunguan itu lenyap, tubuh Angel jatuh keras ke atas aspal yang dingin. Sayap Jimin menghilang, namun pemiliknya tetap mendarat mulus di atas aspal.

"Mission completed." Gumamnya meninggalkan tubuh Angel yang perlahan berubah menjadi abu dan menghilang ditiup angin malam.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.