Notes

[ @JG_Seira97 ]

Membalikkan tubuh ketika mendengar kata ‘eomneunde’ oleh rekannya-Seira, Amaya serta kelima gadis lainnya mulai berjalan mengikuti langkah sang sumber suara. Sorot lampu kini menipis seiring pertemuan ketujuh dara di atas panggung. Bergerak tak beraturan hingga kini mulai tampak suatu barisan zigzag. Namun puan kelahiran Osaka itu terhenti pada bagian center panggung dan mengangkat kembali mikrofon dalam genggamannya.

“Geu mageul geodeo neol bwasseoya dwae ... ” menarik napas dalam, Amaya menyanyikan bagiannya dengan high pitch dengan suara mezzosopran miliknya hingga kelopak mata sang dara terpejam. Penekanan pada ‘Geu’ terdengar jelas menyapa pendengaran tiap insan di hall. Beberapa audiens tampak tertegun, seolah dara kelahiran `98 itu telah menghipnotis mereka dengan suaranya.
Sekon selanjutnya ia membuka kembali penglihatannya perlahan, menatap ke arah penonton dengan tatapan menyesali sesuatu yang tak ia sadari selama ini. Tatapan yang tak pernah seorang Watanabe Amaya perlihatkan kepada khalayak umum.

“Sumgyeoon silche ... ” menyanyikan larik dengan nada rendah dan penekanan pada kata ‘sumgyeoon’, kuasa sang dara perlahan naik menunjuk lurus ke depan lalu perlahan menutup dan mengepal. Memanjangkan akhir kata ‘silche’, Amaya menatap ke arah kanan panggung sebelum melangkahkan tungkainya ke arah yang ia lihat sebelumnya.

[ @JG_Michiko98 ]