NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

*Korban POV

Aku hanya terduduk di kamarku sembari memainkan handphone ku. Aku sendirian dirumah. Kakak perempuanku belum pulang kerja . Membosankan. Padahal aku sendiri tidak tau apa yang dikerjakan kakakku.

Selang beberapa menit kakakku mengirimku sms. Dia akan pulang sekitar satu jam lagi. Pintu rumah jangan dikunci. Ya.. memang sedari tadi aku tidak menguncinya. Aku pun kembali menyalakan TV di kamarku hingga larut malam.

Sudah larut malam, dan kakakku belum pulang juga. Aku memutuskan untuk mengirimkan pesan suara padanya bahwa aku akan mengunci pintu jika ia tidak kembali ke rumah dan mengancam membiarkan ia menginap di rumah orang lain--tetangga atau temannya mungkin?.

Aku melempar handphoneku ke kasur lalu turun dari kamarku hendak menutup pintu. Aku terperanjat bahwa ada orang asing sudah berdiri di depan pintu kamarku. Wajahnya samar, karena lampu rumah sudah kumatikan sedari tadi.

"S-siapa kau! Beraninya masuk rumah orang tanpa izin!!"

*Penjahat POV

Ku merencanakan ini memang sudah dari beberapa hari yang lalu, setiap hari aku mengamati gerak-geriknya, malam ini sangat sepi dirumahnya biasanya ada suara ia bertarung kata dengan seorang perempuan di rumahnya tapi malam ini tak ku dengar sedikitpun suara dari rumahnya, aku hanya mendengar suara tv dari depan pintu rumahnya, dengan beraninya aku memasuki rumahnya, aku mulai memasuki ruang tamunya dan disana ku temukan tak ada orang pun kuliat, aku menaiki satu-persatu tangga dirumahnya untuk mendekati suara tv itu, sampai lah aku di depan pintu kamarnya belum aku menyentuh gagang pintunya, pintunya sudah terbuka aku temukan seorang laki laki berdiri dengan mata melotot dengan cepatnya aku mendorongnya masuk ke dalam kamarnya lalu mengunci pintunya, aku hanya tersenyum lalu memojokkan nya dekat kasurnya, aku melepaskan belt ku dari pinggangku lalu memegang kedua tangannya paksa untuk aku ikat dengan ikat pinggangku di sisi atas kasurnya.

*Korban POV

Orang itu tiba-tiba mendorongku ke atas kasur. Entah bagaimana caranya aku kalah cepat memberontak dan sekarang kedua tanganku terikat di sisi atas kasur.

"Ya!! Apa yang kau lakukan, brengsek! Lepaskan aku! Hey! Siapa kau!"

Kakiku memberontak. Oh tidak! Aku akan diperkosa oleh laki-laki asing! Oh Tuhan. Selamatkan aku! Noona! Cepatlah pulang!

*Penjahat POV

Dengan erat aku mengikat tangannya di sisi kasurnya itu sebelum itu aku merogoh tas yang sebelumnya ku bawa banyak peralatan yang memang ku siapkan untuk malam ini.

Ku ambil seutas tali dari tasku, sebelum ku mengikat kakinya agar ia tidak memberontak, aku melepaskan celananya dan celana dalamnya lalu merobek baju kaosnya karna tangannya sudah ku ikat jadi susah untuk melepaskannya, sekarang ia tidak sama sekali mengenakan sehelai apapun di tubuhnya.

Dengan cepat aku mengikat kakinya yang terus menendang2 agar ia bisa melarikan diri. Hah? Melarikan diri dari aku? Hahaha... kamu tidak akan bisa babyboy.

*Korban POV

"Hey!! Lepaskan aku! Kau tidak punya mulut ha?!"

Aku terus meronta sembari ia membuka tasnya. Mengeluarkan seutas tali. Ya Tuhan. Dengan cepat ia mengikat kakiku yang bergerak menendang tubuhnya. Padahal itu sisa kekuatanku untuk melawan orang asing yang seenak jidat masuk rumah.

"Jangan seenaknya kau menyandera orang! Dasar kau--"

Aku menggantungkan kata-kataku saat ia dengan sigap menurunkan celanaku beserta dalamannya. Udara dingin malam menusuk bagian bawahku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. KREKK! Ia merobek kaos tipisku sehingga tubuhku terekspos mata bejatnya.

Aku mulai menangis. "Siapa kau!! Hiks.. kalau kau berani macam-macam aku akan berteriak! TOLONGGG!!!"


*Penjahat POV

Ku ambil sehelai kaosnya yang aku robek lalu mengikat mulutnya.

"Kau tak perlu berteriak, tidak ada yang akan mendengarmu disini babyboy" bisikku ditelinga selagi aku mengikat bajunya itu di tubuhnya.

Ku berdiri di depan kasurnya, sambil melihati tubuhnya yang bergerak ke sana kemari.

"Tenang saja kau tidak akan mati malam ini" kataku dengan senyum tipis.

*Korban POV

"Kau tak perlu berteriak, tidak ada yang akan mendengarmu disini babyboy"

Belum sempat aku kembali mengumpat orang itu, mulutku tersumpal oleh kain kaosku yang barusan ia sobek. Aku tidak bisa melakukan apa-apa selain bergerak meronta, kepala yang bergerak kekiri dan kanan, tangan dan kaki yang terikat kuat. Sepertinya usahaku sia-sia. Tapi aku tidak mau diperkosa orang asing.

"Tenang saja kau tidak akan mati malam ini"

Aku merutuk dalam hati. Sudah dipanggil babyboy, mengikatku seperti ini, lalu apa yang akan dia lakukan setelah ini? Aku hanya bisa terisak dan melemaskan tubuhku yang terkuras habis tenaganya untuk lepas dari jeratannya

*Penjahat POV

Dengan tegas ku mengambil sekotak coklat aku siapkan dalam tasku, ku buka kotak itu.

"Kau manis, tapi kau kurang manis tanpa coklat ini di tubuhmu" kataku diikuti tanganku yang mengusap kepalanya.

Ku lanjutkan aktivitasku dengan menyiram coklat itu dari wajahnya hingga ke kakinya, hingga tidak tersisa setetes pun di kotak itu.


*Korban POV

Ia membuka sebuah kotak. Entah apa itu isinya. Namun aku tau didalam kotak itu berisi benda cair karena lamat-lamat suara cairan kudengar dari kotak itu. Ia mengusap kepalaku lembut. Sial! Apa yang akan ia lakukan?

Ia lalu menuangkan cairan itu ke sekujur tubuhku. Bau coklat. Ah. Coklat cair. Coklat itu masih hangat, kurasakan itu di sekujur tubuhku. Dari wajahku, leher, badan, sampai ke kaki ia lumuri tubuhku dengan coklat itu.

"Emhhh.."

Aku tak sadar mendesah dibalik sumpalan di mulutku. Mataku sudah berair, badanku menegang saat orang itu menuangkan coklat cairnya habis tak tersisa. Tanganku menggenggam erat jeratan tali ikat pinggang.

"Mmmhh!! Mhh!!"

Ah kau bodoh Seungkwan. Tidak ada yang bisa kau katakan pada orang gila ini!

*Penjahat POV

"Rasakan kenikmatan coklat ini baby boy"

Aku bergidik saat orang itu berbisik di telingaku. Ia sudah mengungkung tubuhku. Coklat itu hampir mendingin, hampir membuat wajah serta sekujur tubuhku menjadi lengket dan kaku. Tak kusangka ia mulai menjilati dan mengulum telingaku, hingga coklat disana habis tak terasa. Ia juga menjilati coklat di wajahku.

"Hhh... emmhhh.."

Aku hanya bisa memejamkan mata erat saat ia menjilati mataku. Seluruh wajahku lengket karena air liurnya. Ia kemudian melumat bibir atas dan bawahku.

"Hhmhh.."

Oh Tuhan. Kenapa hormonku memuncak?

*Penjahat POV

Setelah coklat yang ada di wajahnya habis sudah ku jilati semua.

"You know what? My favorite snack is the chocolate", kataku dilanjutkan dengan menjilati serta menghisap bagian lehernya, lalu lidahku semakin cepat menghabiskan coklat yang ada ditubuhnya itu.

"Hmmmm...."

Turunlah lidahku ke dadanya, menjilati dadanya lalu lanjut ke puting susunya, ku jilati satu- persatu secara bergantian putingnya dengan sesekali ku menghisap dan memainkan lidahku disana.

*Korban POV

Sial! Sial! Aku yakin seluruh tubuhku akan dihisap dan dijilat oleh orang itu. Aku tidak tahu apakah bagian intimku juga dilumuri coklat atau tidak. Aku tak sadar memberikan ruang kepadanya saat ia menjilat dan menghisap leherku.

"Umnhh hhh.."

Badanku menegang lagi saat ia selesai mengulum leherku hingga ada beberapa bekas disana, dan ia menjilati dadaku dan puting susuku dimainkan oleh lidahnya.

"Emmhhhh!!"

Sial. Aku kembali meronta. Punggungku sudah mengencang saat ia menghisap puting susuku. Jangan.. jangan tegang dulu jangan..rutukku dalam hati.

*Penjahat POV


Aku melihat, adeknya sudah terbangun saat aku menjilati putingnya, aku melihat adeknya terbangun dari tidurnya.

Aku mulai turun ke bagian perutnya, ku habis coklat itu di bagian itu sampai ke dalam pusar nya.

Aku melewati adeknya yang sudah menegang, aku beralih ke jemari kakinya, ku kulum satu-satu jari kakinya, lalu telapaknya, kanan dan kiri kakinya ku jilati sampailah aku di bagian pahanya.

*Korban POV

Sial! Aku memalingkan wajahku yang memerah karena menahan hasrat. Rangsangan seperti ini saja membuatnya menegang. Ia tetap menjilati perut dan pinggangku. Uh. Sial. Pinggang itu titik sensitifku! Badanku bergerak kesana-kemari, menggelinjang tak karuan.

Kini mulut bejatnya telah sampai di kakiku. Pahaku dijilatnya hingga telapak kakiku. Rasanya lega badanku sedikit lemas karena sudah tidak ada sisa coklat lagi

Namun masalah lainnya...

"Adik" kecilku masih terbangun dan ingin dituntaskan. Kalau aku tuntaskan sendiri mana bisa? Tangan kakiku terikat kuat. Aku meminta pada pemerkosa pecinta coklat ini? Uh.. mulutku saja disumpal.

Tolong.. rasanya ngilu. Minta dituntaskan

*Penjahat POV

Ku jilati pahanya sampai ke pangkal pahanya juga ku jilati. Ia tetap menggeliat, entah merasa jijik dengan jilatanku atau merasa enak aku tidak tahu, aku tetap menjilati selangkangannya dan tiba lah aku di titik ini.

Ku coba perlahan mengelus pahanya, lalu menjilati kepala "adek"nya itu lalu aku kulum batang itu dengan sesekali aku menghisapnya agar habis coklat yang ku tuang tadi.

Sesekali juga ku main kan lidah di kepala "adek"nya itu, jilatanku pun menurun hingga ke dua buah zakar milihnya yang bergelantungan di bawah sana, ku emuti satu-persatu kanan dan kiri hingga coklat itu habis.

*Korban POV

Astaga. Aku tidak kuat. Aku hanya bisa menggeliat dan mengerang. Mulutnya sampai di paha dalamku. Sudah kuduga. Ia juga melumurinya dengan coklat. Aku bergidik ngeri.

"Hhmpphh!!!!"

Kepalaku mendongak kuat saat kepala "adikku" dikulum olehnya karena coklat. Bukan hanya kepalanya, namun juga turun ke batang hingga bola kembarku. Aku tak sadar mendekatkan bagian selatanku untuk mendekat ke mulutnya. Minta dituntaskan. Tolonglah .. ini sakit sekali.. orang itu terus mengulum dan menjilati batangku. Aku menangis karena tak tahan akan mencapai klimaksku.

*Penjahat POV

Aku meneruskan aktivitas mulutku disana, telah habis coklat di wilayah itu, tapi "adik"nya masih menegang dan aku menyadarinya.

"Kau ingin aku untuk memanjakan adikmu itu kan? Hahaha tak akan..."

Setelah itu aku pergi membawa tasku meninggalkannya di kasur dengan posisi terikat dan masib belumuran coklat yang tersisa di kasurnya.

*Korban POV

Aku lega ia bangkit dari semua aktivitasnya "memakanku". Aku hanya bernafas tipis setelah itu. Pening kepalaku membiarkannya tegang sempurna dihadapannya. Siapapun kau. Tolonglah. Kau juga yang membuatku begini.

"Kau ingin aku untuk memanjakan adikmu itu kan? Hahaha tak akan..."

Dia pergi begitu saja membawa barangnya dan membiarkanku terikat di kamarku sendiri.

Kuulangi lagi.

Pergi begitu saja.

Membiarkanku meronta-ronta lemah karena jeratannya dan akibat ia "memakanku" membuat kemaluanku menegang sempurna menunggu dituntaskan.

SIALAAAAAANNNNNNNNN !!!
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.