Notes

Kantin sekolah Hanyoung, terasa seperti pasar di saat jam makan siang seperti ini. Banyak yang berebut antrian, banyak juga yang membuat kegaduhan disana-sini—begitulah kurang lebih gambaran kantin kala itu.

Dara pemilik nama lengkap Choi Gaeun itu, baru saja menyelesaikan jam olahraganya, yang terlaksana tepat sebelum jam makan siang berlangsung. Tak ingin berdesak-desakan di kantin, ia memutuskan untuk membeli makanan dan membawanya untuk makan di rooftop—tempat tersepi di seantero Hanyoung, dan tentunya menyejukkan. Ditambah lagi, masih tersisa rasa lelah di dalam dirinya setelah melakukan sesi olahraga—yang dimana Hanyoung terkenal dengan keganasan dan kedisplinannya.

Melangkahkan tungkai kembarnya naik anak tangga satu per satu hingga sampai di pintu menuju rooftop, tangannya terulur untuk memutar knob pintu, mendorongnya agar terbuka.

Pemandangan yang menyambut kedatangannya bukanlah seperti yang ia harapkan. Bukan rooftop yang kosong dengan angin yang menerbangkan surai hitam panjangnya, bukan langit biru cerah yang hangat, tetapi melainkan seorang gadis yang berdiri melewati beton yang menjadi pembatas antar bangunan dan ruang bebas tanpa pijakan kecuali tanah yang menjadi dasar tersebut. Sepasang bola matanya membulat secara sempurna, secara perlahan mengendap-ngendap melangkah mendekati gadis yang—menurutnya—hendak bunuh diri itu, bungkusan makan yang sedari tadi ia genggam ia lepaskan secara perlahan di tengah perjalanannya. Menebak-nebak siapakah sosok gadis itu, yang hanya jelas terlihat dari punggung belakangnya, Gaeun membuka suara, "…..Amaya?" dengan penggunaan yang begitu hati-hati, takut jika gadis di hadapannya itu tersentak dan justru refleks melompat.