Notes

-Senin, 3 Juli -

Dear Diary,

Aku tidak bisa menceritakan ini kepada siapapun, tidak saat aku berada di tempat baru. Meskipun bisa saja ku ceritakan hal ini kepada teman-temanku.. tetap tidak sepertinya, karena tak perna sekalipun ku ceritakan perihal pribadi kepada orang lain. Bahkan saat aku mulai menginjakkan kaki di Kuil untuk mengabdi kepada para Kami.

Sebuah kejadian lama, aku memimpikannya. Kejadian sebelum kepindahanku ke Kuil.

Kematian Kaa-san.

Aku mengingatnya dengan jelas. Wajah tenang yang tak lagi akan terbuka matanya. Kulit lembutnya yang berubah putih memucat. Darah yang merembes keluar dari kerongkongan, membasahi pijakan bumi dengan liquid merahnya.

Ukh, aku mual. Bahkan aku masih mengingat bagaimana sosok Iblis itu melempar santai kepala Kaa-san kearahku bak sebuah bola tak berharga. Aku yang dulu lemah tak mampu melakukan apa-apa, bahkan untuk kabur pun harus di bopong oleh orang asing. Menyedihkan, ya?

Dear Diary..
Aku berpikir mimpi seperti ini tak akan pernah lagi ku alami, melihat Kaa-san tewas merupakan sebuah trauma tersendiri. Aku tak menyukainya, bahkan tanganku bergetar saat menuliskan ini.

Memalukan.

Sebelumnya pun aku memimpikan ini, namun di Kuil.. para Kami akan menghibur. Pft, tidak benar-benar menghibur... namun cukup mampu mengalihkan perhatianku.

Jangan berpikir aku membohongimu. Hey, Diary.. aku benar-benar tak menceritakan mimpiku. Namun mereka adalah Kami, Dewa Kuil. Membaca pikiran, bahkan masuk ke dalam mimpiku adalah perkara mudah. Ish.. lancang, ya?

Aku masih bingung kenapa mimpi ini kembali? Aku berharap bukan pertanda buruk, karena aku memimpikannya di malam penculikan Daddy. Dan saat aku mencoba mencari tau artinya.... Mimpi melihat masa lalu adalah tanda bahwa sang pemimpi sedang marah mati. Um, yeah.. aku mengakuinya.. saat itu perasaanku begitu kalut. Daddy adalah ayah pengganti untukku selama berada di Hogwarts, beliau penjaga kami selain para kakak-kakak tingkat. Beruntung pada saat itu aku tidak membawa satu pun benda suci Kuil. Para Kami pasti akan menghukumku karena seorang miko di tekankan untuk tak berhati kotor.

Dear, Diary..
Ada satu lagi. Saat ku katakan mencoba mencari tau artinya, akum mencari semua yang berkaitan termasuk kematian Kaa-san. Dan aku terkejut saat membaca.

"Bermimpi mati, atau memimpikan seseorang yang kita kenal mati adalah pertanda bahwa orang tersebut akan berumur panjang."

Ini tidak mungkin, karena Kaa-san tewas dalam keadaan kepala terpenggal. Mataku melihat sendirian. Tak ada tipu muslihat. Dan akupun sampai pada satu pemikiran.

Kaa-san berubah menjadi youkai, makhluk yang menjadi dalang kematian dan kehancuran desa kami.

Apa itu artinya Kaa-san masih berada di dunia ini? Dan jika benar Kaa-san berubah menjadi youkai... apa itu berarti aku yang harus membunuhnya dengan tanganku sendiri?

Hei, Diary.. aku takut, benar-benar takut. Jika memang arti mimpi dan pemikiranku itu benar.. mungkin 'kah ketiga Dewa yang ku senbah juga mengetahui serta berpikiran sama?

Sekarang aku cemas, mungkinkah mereka yang biasa melarangku pergi jauh dari Kuil sengaja mengijinkanku untuk mengikuti sekolah sihir dikarenakan alasan ini?

Yang tak ingin aku dengar di saat pulang nanti adalah... mereka melenyapkan Kaa-san ku yang tengah dalam wujud siluman.

Kuatkan aku.. oh, Kami-sama.