Notes

ㅤㅤㅤㅤJumat, 9 September 2005. Di hari ulangtahunku yang ke-6 tahun aku bertanya pada kedua orangtuaku apa pekerjaan mereka. Tepat sekali setelah mama berhenti menjelaskan tentang pekerjaannya sebuah truk menghantam keras tubuhnya. Dan aku dapat melihat mama ada dua. Ya! Ada dua! Yang satu bercucuran darah, mama tergeletak tidak bergerak di aspal dan yang satu lagi ia tersenyum ke arahku, wajahnya tidak bercucuran darah seperti yang satunya. Orang-orang disekitar serta papa berusaha menggendong tubuh mama membawa ke rumah sakit namun aku diam memperhatikan sosok mama yang lain, yang perlahan-lahan hilang dari pandanganku.

ㅤㅤㅤㅤSelasa 9 September 2008. Papa memberikan aku kado yang isinya, koleksi foto-foto aneh, yang aku tidak tahu apa artinya, hanya bentuk bangunan seperti beberapa ruangan yang kosong dan tidak terurus serta pemandangan. Aku bertanya pada papa apa maksud foto-foto ini dan papa hanya menjawab. "Simpanlah. Kau akan tahu nanti."

ㅤㅤㅤㅤ1 Februari 2018. Kini aku sedang berada di pesawat menuju Skandinavia. Satu minggu sebelum ulangtahun ku yang ke-12 tahun papa menghilang, meninggalkan aku sendirian tanpa pesan apapun, tanpa jejak sehingga mitra kerjanya di Rumah Sakit juga mencarinya. Namun papa mungkin sudah merencanakan tentang ini sehingga tepat saat hari ulang tahunku aku dijemput oleh adiknya mama untuk tinggal bersamanya. Dan saat itu pula aku kenal dengan teman baik mama sejak kecil. 
ㅤㅤㅤㅤSaat itu juga penglihatanku tentang makhluk tak kasat mata semakin jelas. Bukan bayang-bayang lagi. Bukan sekedar lewat mimpi lagi. Aku sudah cukup besar untuk mengerti aku bagaimana tapi aku tidak tahu kenapa, kenapa harus aku, apa alasannya?
ㅤㅤㅤㅤApalagi sejak tinggal dengan bibi aku sering mendapat perlakuan kasar dari bibi dan anak laki-lakinya. Jika mimpi-mimpi buruk itu datang mereka malah menyiksaku.
ㅤㅤㅤㅤHari ini aku sudah muak dengan perlakuan mereka semua. Aku datang ke rumah teman baik mama. Menangisi hidupku. Tapi dia memberikan pengertian serta harapan hidup. Perlu dicatat. Dia tau semua tentang aku. Aku banyak bercerita tentang aku dan sikap bibi serta anaknya yang kasar. Dia menyuruhku sekolah di Durmstrang. Yang ternyata sekolah itu adalah sekolah papa, mama, dan sahabatnya.
ㅤㅤㅤㅤIa banyak berpesan, salah satu yang paling kuingat adalah, "Kamu akan menemukan jati dirimu dan mengendalikan kekuatanmu disana." Aku tidak tahu maksudnya tapi yang penting aku pergi jauh.

ㅤㅤㅤㅤ4 Januari 2018. Setelah menjalani rangkaian acara Sorting Knife Ceremony aku telah resmi menjadi murid Durmstrang Institue dan mendapatkan asrama Ehrenadler. Sebelum masuk penjurusan aku harus mengikuti kelas newbie selama satu minggu. Selama itu aku mengikuti beberapa kelas yang akan membuka minat kami semua, apakah memilih Wizard, Persona Users, atau Exorcist.

ㅤㅤㅤㅤ10 Februari 2018. Jam 06.09. Aku menggenggam erat foto-foto yang diberikan papa waktu ulangtahunku ke-9. Hari ini kami sudah harus memilih jurusan. Aku mulai mengerti kenapa papa memberikan foto-foto ini, kenapa sahabat kecil mama menyuruhku sekolah disini dan maksud ucapannya. Aku juga mulai mengaitkan tentang makhluk yang dapat kulihat itu. Aku tau kenapa mereka menggangguku, itu karena aku merasa takut, sendirian, kesepian. Waktu tinggal bersama bibi sikap kasar mereka membuat aku merasakan itu semua dan 'mereka' senang serta mengambil kekuatan dari kelemahanku.
ㅤㅤㅤㅤJam 08.51. Aku memilih masa depanku. Mulai sekarang aku harus menguatkan hati dan memantapkan langkah. Aku tau manusia adalah yang paling tinggi derajatnya dari Iblis dan sejenisnya. Mereka tidak akan bisa mengambil kelemahanku untuk kekuatan mereka lagi.

ㅤㅤㅤㅤ12 Februari 2018. Pa ... Aku telah memilih Mesiter Aria sebagai jalanku. Kini aku tau sekarang siapa sebenarnya papa. Pekerjaan papa sebagai dokter itu cuma sampingan agar terlihat normal saja dimasyarakat kan? Papa dan kakek sebenarnya adalah seorang Exorcist. Foto-foto yang papa berikan itu sebenarnya hasil kerja papa menjadi seorang Aria? Aku bisa lihat 'mereka' dalam foto itu sekarang.
ㅤㅤㅤㅤAku pasti akan lanjutkan kerja keras papa. Aku tau kenapa papa sangat menekankan kerjasama dan komunikasi karena seorang Exorcist tidak akan pernah bisa berjalan sendiri-sendiri. Aku tidak akan pernah berhenti untuk kebaikan. Aku akan terus belajar. Belajar menghargai kekurangan dan kelebihan orang lain.