Notes
Notes - notes.io |
Maaf lama
Sebenernya aku gak tau apa yang bakal kuceritain. Sakjane ini lebih ke curhat seh. Berhubung kamu lagi mens, jadi bisa tak maklumin lah kalo kamu gitu. Take it easy, it's ok to act that way, Meine Alpha. Jangan anggap cerita ini yang enggak-enggak. Pls :(
Sebenernya, di balik ketegaranku dan keceriaanku ini, aku ada masalah yang cukup dalam yang gak bisa diungkapin ku ungkapin ke orang lain. Tadi kan aku sempet ngomong kalo sekalipun aku yakin, bahkan hal-hal jelek yang menimpa aku tetep yakin. TAPI, kalo aku udah ngeliatin kegelisahanku ke orang lain, orang-orang gak bakal dan jangan sampai notice. Soalnya aku gak mau mempengaruhi orang lain dengan sisi gelap otakku yang notabene sangat mempengaruhi pendirian orang lain, membuat orang lain juga gelisah. Sorry jika akhirnya aku ngungkapin ini padamu Fan. You're one of two which I can trust. Satunya Allah, s.w.t.
Currently, I'm in a state dimana aku seneng, sedih, bangga, dan kecewa di saat yang bersamaan. Seneng kenapa? Soalnya akhirnya kamu pulang dengan selamat setelah 1 tahunan pamanmu. Sedih kenapa? Soalnya tingkahmu pas barusan pulang kayak gitu. Bangga kenapa? Soalnya aku diberikan ujian untuk membantu rumahku yang moodnya lagi hancur agar kamu jadi ceria lagi. Kecewa kenapa? Soalnya aku gagal ngelakuin hal tadi dan malah yang lebih buruknya, memperparah keadaan.
Ntahlah apakah ini termasuk anxiety tingkat tinggi hingga aku mulai kehilangan ketertarikan terhadap dunia nyata (untuk sementara ini) layaknya makan, tidur, dan yang paling naudzubillah, baca buku :( Soalnya pol2an aku nangis, gak merenung dengan tatapan kosong seperti sekarang ini. It's the first time in my entire life aku kayak gini. So, cukup dengan orientasinya. Saatnya menuju ke isi cerita
Antara gundah sama gulana. Okelah, katakan kita berhasil keterima jadi mahasiswa FK Unair. Tapi yang kulihat di wajah ortuku kayak bimbang gitu lho Fan. Sampe suatu hari pas malem-malem jam 11, aku pernah nguping omongan ortu "Heh Yah, Anakku tak pangani opo iki ngkok (nanti). Kudu (Harus) ta awakdewe (kita) ngedol (menjual) TV gawe bayar UKTne FK?". Makanya besoknya aku langsung tanya ke ortu.
"Yah, Buk, enaknya pas kuliah ambil mana, FK UNPAD atau FK Unair?"
"Terserah fal, emang kenapa?"
"Kalo FK UNPAD, bayar biaya hidup, soalnya UKTnya gratis, tapi kalo lulus harus kerja di Jabar selama beberapa tahun. Ikatan dinas. Kalo FK Unair, bayar UKT. Dan aku gak mungkin pilih FK Unbraw, Undip, dlsb, soalnya ada UKT dan biaya hidup"
"Hmmm, kalo gitu FK Unair aja. Soalnya orang tuamu ini gak mau kamu ngerantau walaupun bisa. Dan kalo dihitung-hitung, nanti bakal sama antara biaya hidup sama UKT"
Di satu sisi aku juga gak mau ngerepotin ortu, tapi aku juga punya cita-cita buat bayar apa yang telah dikorbankan ortuku buat jadi dokter. Makanya aku tadi tanya kamu gimana caranya buat tanya askMF gimana caranya biar bisa ngasilin uang sendiri yang ternyata prosedur biar bisa tanya tsumma na'udzubillah repot, jadi abaikan saja lah ya. Bodo amat. Seenggaknya nggak ngerepotin ortu. Ya gini nih kalo cita-cita luhurmu dihadapkan dengan realita yang kejam :( but this point is still okay. With great power, comes great responsibility.
This thing is okay, although ada "setitik ketidakyakinan" bahwa ortuku bakal baik-baik aja pas aku masuk FK
The next one is pretty hurtful, but konyolnya, aku terlalu menganggap hal simpel menjadi hal yang sangat rumit. THIS IS WHERE THINGS WENT HORRIBLY WRONG.
Kamu ngabarin bahwa kamu otw pulang, and saya hanya Read. Pasti kamu pissed off dan langsung membuat twit "Aku tidak ternotis. Nais.". Sebenernya aku nungguin kamu untuk pulang. Dan berhubung kemaren kamu enggan bahas soal pas perjalanan, jadi memang sengaja tak diemin. Disinilah aku mulai merasa anxiety. What've I done, eh? But gapapalah. Memang pas itu kamu lagi gak stabil-stabilnya. Lalu kamu mbuat status tentang kover A3 buat uprak senbud itu. I see an opportunity to fix things up, and pretends nothing bad happen, dan langsung kamu ku chat. Things went pretty well. Lalu aku tanya perihal biar gak bucin, tapi cuman kamu kasih emot. Seneng seh, memang :))) Tapi pertanyaanku belom kejawab. Tapi sempet kepikiran buat gausah nanya lagi, jadi tak unsend. Ternyata kamu merasa kesal. Bertambah lagi dah anxiety ku :/
Sudah tak jelasin kalo yang tak unsend itu "Heh, gimana :v", lalu kamu jawab "Read aja ya.", "Kbye". Bertambah tinggi anxietyku haduh. Tapi ya gitu, tak tanemin konsep bahwa memang pada saat itu tidak bisa mengendalikan bicara, jadi tak usahain biar gk marah, walau sebenarnya di sampingku pas itu ada laptop yang naudzubillah entah kenapa enak untuk dibanting. Langsung aku ngucap "Astaghfirullah hal adzim". What've I done? Lalu aku liat lagi twitmu "You good at cheering ppl but still have no idea to cheer up yours? Lol." Nambah lagi dah nih penyakit gila :( Segoblok itu kah kamu Fik sampai orang terdekatmu saja kamu gabisa hibur? Apalagi orang lain?. Sempat kepikiran "Udah, gak usah ditanggepin lagi. Cukup Fik". Tapi di satu sisi pikiranku ngomong "Just help her. She's on her bad shape. HELP, EVEN YOU GET HURT. DON'T LET SOMEONE YOU CONSIDER SPECIAL DESTROYS HERSELF". Lalu aku ngeliat twitmu "Im cried. But why?". Lalu aku coba telepon kamu lewat line biar langsung komunikasi. Gak kamu angkat. Untuk kedua kalinya juga gak kamu angkat. Sempat kepikiran kasus yang lalu bakal terulang (pas aku ngomong "ladenin"), makanya gak tak terusin untuk telepon ketiga.
Another attempt to cheer you up before its too late. Tak putusin buat ngirim nih cerita ke WA mu (padahal masih mbuat) , tapi akhirnya kamu jawab "Tenkyu. Tp gausah :)", "Aku mau tidur. Sori :)" Udah nebak bahwa kamu senyum sarkas pas itu, padahal aku sudah menyiapkan segala hal untuk mendengarkan keluh-kesahmu. Tapi ya gapapa lah. Your choice. Saia hanya berusah membantu. Maybe you need some private time. Dan, akhirnya anxietyku mencapai puncaknya ketika kamu twit "Hadeh buka web zen lola parah. Ksip" + "Semua orang berkontribusi bikin mood hancur hari ini. Nais.". You lied to avoid me :(
Aku mengambil kesimpulan bahwa akulah yang bikin moodmu hancur. Persetan dengan sisi otakku yang ngomong "HELP, EVEN YOU GET HURT". Tadaaa! Akhirnya aku sampai ke kondisiku saat ini :))) Tatapan kosong tanpa hasrat untuk seneng, sedih, bangga, dan kecewa di saat yang bersamaan. Last resort, aku buka al-Qur'an. Still, setelah setengah jam tilawah, ya masih gini keadaanku. So for the last time hari ini, aku pamit buat tidur. Ending my day with full shame gabisa ngangkat mood mu. Tapi ya lega seh akhirnya ada orang yang lebih pandai mengatasi permasalahanmu. Anggap aku kelindes truk :))
04/03/2018
I was expecting things went well setelah aku tahajjud. Dan, sangat tidak sesuai dengan ekspektasi. Bangun jam setengah 1 cuman bisa ganti nama grup SBM lel. Habis itu ketiduran 2 kali hingga akhirnya bangun jam 3 lebih 15 menit. Ya Allah, setan kok nggodanya pas lagi down yah :( baru bisa gerak tahajjud jam segituan, padahal sebelom-sebelomnya dah bangun woy! Jadi berhubung waktu tinggal 45 menit, aku baca surat-surat pendek, gak kayak biasanya. Tapi ntah kenapa kok tbtb merasa agak baikan setelah tahajjud. Sampai pas mau shubuhan, aku lari ke masjid sambil senyum-senyum gitu sambil diliatin orang sampai ada yang ngomong "Santai fal, durung adzan. Dungaren (Jarang-jarang) kamu kayak gitu". Aku sih bomat :)
Tapi setelah sholat shubuh, drop lagi haduw :/ Dan keterusan hingga paginya. But as usual, karena ceritaku belum sepenuhnya jadi dan gak mau ngirim cerita yang setengah jadi, I pretend things kayak kemaren. Maaf ya kalo misalnya kamu merasa tertipu. But I don't want to hurt you that time. Your mind is confused really bad. Gak nyadar kan pas TO tadi aku gimana? B aja, tapi nyatanya enggak. Ya tapi sudah gak separah kemaren seh. Dan kamu mau tau hal satu lagi? pas kamu ngomong "JANGAN MIKIRIN AKU YAA", aku gabisa ngelakuin itu Fan. Malah kebayang-bayang pas TO tadi. Sudah gak sanggup ngelanjutin nih drama, takut dosa. So aku sengaja gak ngangkat telponmu ini, soalnya lagi nulis. I don't want to blow the element of surprise I have. Tapi tenang kok, TO ku tadi lancar jaya wkwkwk
In a nutshell, maaf aku banyak cursing diatas. Maaf telah bermain sandiwara 2 hari ini. Maaf aku gabisa ngelaksanain yang sering aku omongin tentang bersikap tenang. Gapapa kok, aku paham bahwa pada saat ini kamu kurang bisa mengendalikan apa yang kau ucapkan. Sudah tak maafin kok, tapi ya gitu. Ntah ada rasa berat hati gitu lho Fan. Please, drag me out of this anxiety. I don't want you, Meine Alpha, berpisah dariku dikarenakan permasalahan yang sangat sepele yang dibesarkan hingga menjadi sangat serius :(
|
Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...
With notes.io;
- * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
- * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
- * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
- * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
- * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.
Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.
Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!
Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )
Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.
You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;
Email: [email protected]
Twitter: http://twitter.com/notesio
Instagram: http://instagram.com/notes.io
Facebook: http://facebook.com/notesio
Regards;
Notes.io Team