Notes

Background Story
Manusia punya rencana, namun Tuhan-lah yang berkehendak. Begitulah awal dari kisah hidup Micha.
Ayahnya adalah seorang pedagang yang memilih benua Amerika sebagai tempat tinggalnya. Bersama Micha yang baru berusia 15 tahun, mereka pindah dari Korea Selatan ke New York; kota yang tidak pernah tidur.
Jangan tanya soal ibu kandungnya, karena Micha tidak pernah mengenal beliau. Ayah tidak mau menceritakannya dan Micha tidak pernah berani untuk menanyakannya. Sehingga tumbuhlah Micha di sana, di kota yang menjadi pusat perekonomian dunia.
Bisnis sang ayah memang terbilang sukses, namun bisnis itu cepat juga membuat mereka bangkrut karena banyaknya pesaing sehingga sang ayah terus merugi.
Saat itu Micha baru saja melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Berkat keberuntungannya, ia berhasil lolos seleksi dan menjadi mahasiswi di universitas ternama, Harvard.
Awal pertemuan dengan seorang alumni yang juga berkewarganegaraan Korea membuat Micha memiliki teman. Choi Daejun, putra semata wayang pengusaha ternama di Korea Selatan. Pertemuan tak sengaja saat Daejun menjadi narasumber sebuah seminar ternyata membawa Micha pada takdir lain dalam hidupnya.
Mereka saling mencintai, namun secara tiba-tiba Daejun menghilang.
Bukan menjadi sebuah masalah besar jika Micha dalam keadaan baik-baik saja. Saat itu derita memang sedang berpihak kepadanya, sang ayah divonis menderita kanker sehingga usahanya terus menurun dan yang paling menyedihkan adalah Micha hamil.
Perangai Micha berubah. Ia tidak melanjutkan kuliahnya dan memilih untuk mengurus sang ayah serta menjaga dirinya yang tengah mengandung. Semua ia lakukan seorang diri karena ia enggan berbagi kesulitan dengan orang lain. Termasuk Daejun yang sudah seharusnya bertanggung jawab atas kondisi Micha saat itu.
Tepat satu bulan setelah Micha melahirkan, sang ayah meninggal dunia. Jelas hal itu menjadi satu pukulan dalam hidupnya. Micha tinggal sebatang kara dengan seorang bayi perempuan yang baru saja dilahirkannya. Sementara kehidupan kota New York semakin mencekiknya.
Tak lama setelah itu, Micha sedikit bernapas lega. Buah manis usaha serta kesabarannya ia ambil. Dengan berbekal wajah manis serta tubuh proporsional, Micha mendapat tawaran menjadi seorang model pada salah satu butik yang cukup ternama. Pundi-pundi uang ia kumpulkan dengan satu tujuan agar bisa kembali ke Korea untuk mencari Daejun.
Sebenarnya tidak sulit untuk mencari pria itu. Perusahaannya cukup besar dan ia termasuk sebagai orang ternama yang disegani. Akhirnya, setelah segala kontraknya di USA berakhir, Micha memutuskan untuk pindah, kembali ke tanah kelahirannya dan memulai hidup yang baru bersama dengan Angela, putri kecilnya.