Notes

Konsep dasar : High School, Crime

Intro ㅡ SMA Dipamkara :

SMA Dipamkara, disebut-sebut sebagai salah satu sekolah yang dihuni oleh murid-murid pilihan. Tidak ada yang pernah tahu bagaimana caranya mendaftar ke sekolah ini.

Mereka yang diterima, mendapatkan sebuah surat undangan. Ditarik dari berbagai penjuru wilayah di Indonesia tanpa diketahui dengan jelas seperti apa kriteria dari para murid pilihan tersebut.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa SMA Dipamkara telah melahirkan sosok-sosok yang dibanggakan. Mengisi bangku-bangku Perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta selama tahun-tahun kejayaannya.

Namun, telah sepuluh tahun berlalu sejak sekolah tersebut ditutup. Mereka bilang, SMA Dipamkara telah ditutup karena sebuah sejarah berdarah di mana pemimpin yayasan yang mengelola sekolah tersebut menyembunyikan sebuah niat untuk merusak tatanan pemerintahan yang telah ada.

Akan tetapi, setelah satu dekade berlalu, dikabarkan bahwa SMA Dipamkara akan kembali dibuka. Desas-desus tentang hadirnya kembali SMA tersebut mulai menguar, termasuk dengan sebuah isu bahwa mereka akan membuka sebuah pendaftaran, bukan hanya mengirimkan undangan pada mereka yang terpilih.

Akan tetapi, hingga saat ini, hanya ada satu hal yang terpampang dalam website resmi SMA Dipamkara. Sebuah halaman hitam dengan sebuah pertanyaan, “Siapa Dirimu?”

Konsep sekolah :

SMA Dipamkara sebetulnya dibuat untuk mengasah kemampuan anak-anak yang di Indonesia dikenal dengan nama ‘anak indigo.’

Gifted Children, mereka adalah anak-anak dengan keistimewaan yang dianggap sebagai kelebihan yang bersifat ghaib. Akan tetapi, sebetulnya hal ini masih bisa dijelaskan dengan sebuah ilmu pengetahuan pasti.

Hormon. Adalah hormon epinephrine, atau yang lebih dikenal dengan istilah adrenalin. Adrenalin dalam tubuh merupakan hormon sekaligus neurotransmitter yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal dari otak pada sel tubuh untuk melakukan fungsi tertentu.

Dalam kondisi terdesak, adrenalin muncul dalam kondisi fight-or-flight response. Ancaman akan memicu makhluk hidup untuk memilih antara bertahan hidup dengan melawan atau lari.

Di situlah letak kehebatan hormon adrenalin. Hormon ini akan memberikan kemampuan yang tidak biasanya muncul dalam kehidupan sehari-hari sehingga mengakibatkan sebuah kejadian yang terlihat sebagai fenomena ajaib.

Misalnya saat ketakutan seseorang bisa lari berkali-kali lipat lebih cepat, atau melawan seseorang saat dia berada di bawah ancaman.

Berbeda dengan manusia pada umumnya, anak-anak indigo memiliki kemampuan untuk melepaskan epinephrine secara konstan, tak pernah berhenti. Yang kemudian mengakibatkan pancaran warna berupa warna indigo karena adrenalin yang mengalir terus menerus dalam tubuh anak-anak istimewa tersebut.

Di SMA Dipamkara, ini adalah tempat bagi mereka untuk dilatih. Dan semuanya terbagi atas 3 jenis kelas. Kelas pertama adalah mereka, anak-anak yang terlahir dengan kemampuan istimewa. Sementara kelas kedua, adalah anak-anak tanpa bakat istimewa yang memenuhi kriteria tertentu sehingga nantinya akan dilatih untuk memanfaatkan adrenalin yang tersimpan dalam tubuh mereka. Dan terakhir, bukan merupakan anak indigo maupun berniatan untuk memiliki kemampuan khusus. Jumlah mereka justru paling sedikit, akan tetapi, mereka adalah yang paling cerdas. Merupakan calon-calon ilmuwan dan filsuf di masa depan.

Rahasia di balik SMA Dipamkara :

Pemilik yayasan yang mengelola SMA tersebut, bercita-cita untuk mewujudkan dunia yang dipenuhi manusia-manusia ‘unggul.’ Hanya mereka dengan kemampuan yang dianggap layak olehnya yang layak tinggal.

Mereka yang memiliki bakat sejak lahir, atau kecerdasan tinggi, akan dirangkul untuk membangun tatanan dunia yang baru. Sementara mereka yang membangkang atau tidak memiliki kemampuan, akan dibunuhㅡatau diperbudak.

Pemimpin yayasan tersebut mempersiapkan SMA Dipamkara untuk merubuhkan sistem pemerintahan. Dan memulainya dengan diam-diam mengirimkan anak didiknya untuk menjalankan misi khusus sebagai tes.

Membunuh, menebarkan terror, sedikit demi sedikit, dibawanya sekolah tersebut untuk meniti tangga demi mewujudkan sebuah dunia yang hanya diisi oleh mereka yang dianggap ‘lebih mulia’ dari pada manusia pada umumnya.