Notes

[ @WM_Gaeul98 ]

Masih belum hilang rasa kesal yang bersarang di dalam diri gadis bernama Agnes Kalyn Jung. Rencananya sore ini akan ia habiskan bersama teman yang mengajaknya untuk pergi melihat indahnya musim semi. Pemandangan yang sedang dieluh-eluhan para pengunjung itu membuat Agnes semakin menekuk wajahnya. "Ih padahal kamu yang mengajakku pergi!" Dengus sang gadis kesal memarahi ponselnya yang sebenarnya tidak bersalah sedikitpun.

Jemarinya masih sibuk bermain diatas layar alat komunikasi miliknya. Berusaha kembali menghubungi sang rekan yang tiba-tiba membatalkan janji begitu saja. Rencana mereka ini sudah disiapkan selama satu minggu, wajarkan jika Agnes marah?

Ponsel miliknya berdering, sebuah panggilan masuk dari sahabat lelakinya Lee Gonmyung. "Nes, maaf banget nih. Dosen aku tiba-tiba minta kelas pengganti," suara bariton sang adam terdengar begitu sungkan karena membatalkan janji. Hanya hembusan napas panjang yang mampu lolos dari kedua belah bibir dara kelahiran 1997. Berbeda dengan ketiga sahabatnya, hanya pemangku marga Jung itu saja yang tak memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Seraya memijat pelipisnya, Agnes hanya mencoba mengatur napasnya untuk mencegah emosinya memuncak.

Siapa juga yang ingin datang seorang diri seperti orang yang tersesat di dalam kerumuman anak-anak adam dan hawa seperti ini? Setidaknya jika ia tidak bisa datang bersama kekasih, pasti ia akan memilih pergi bersama sahabatnya. "Ya sudah, aku berjalan di festival yang ramai ini sendirian saja," ucapnya singkat. Sang dara yang sebenarnya baru saja sampai di tempat itu. Mungkin sekitar 15 menit ia habiskan untuk menunggu di depan pintu masuk acara tahunan yang menyuguhkan panorama khas putih dan merah jambu menghias mahkota pohon yang tumbuh di sepanjang jalan Yeouido.

"Serius? Duh sumpah kesel, kamu gak papa nih sendirian? Ah! Apa aku bolos saja?" Mendengar Gohn yang panik seperti itu membuat kedua ujung bibirnya naik. Kekehan kecil terdengar dari Agnes yang sedaritadi memasang wajah muram. "Hahaha Gak usah ih, aku tidak mau bertanggung jawab atas nilai akademik Lee Gonmyung yang selalu sempurna malah hancur karena membolos," balasnya ringan sambil mengejek satu-satunya kutu buku yang ia kenal.

"Anggap saja hari ini hari yang tepat untuk menikmati hidup," sambung Agnes yang sebenarnya berlawanan dengan kata hatinya.

"Terserah, besok janji akan aku ganti. Kemanapun akan aku temani, sudah ya hati-hati hilang!" Seru Gohn sebelum akhirnya mengakhiri pembicaraan antar sahabat tersebut.

Helaan napas panjang lagi-lagi berhasil menembus indera pernapasannya. Pundaknya terjatuh lesu tak bertenaga, membayangkan menghabiskan waktu di festival seorang diri seperti ini membuat dirinya ingin kembali ke asramanya.

"AGNES UNNIE!!!" Teriakan dari seseorang yang familiar suaranya menyapa gendang telinga milik Agnes. Bak malaikat penyelamat sosok dari pemilik suara riang yang memanggil dirinya segera menghamburkan diri dan memeluk tubuh Agnes erat selepas melambaikan tangan mungilnya di udara.

"Gaeul-ah!!!" Seru Agnes yang membalas teriakan sang bungsu sambil menepuk punggung gadis bermarga Son tersebut. "Kamu kesini sendirian juga? Wah pas sekali!" Imbuh sang dara sambil memainkan pipi bulat milik Gaeul. Akhirnya ia menemukan teman untuk berkeliling. Pelahan figur lain berjalan mendekati kedua puan yang saling tersenyum itu.

'Eh tidak sendirian rupanya, astaga apa aku akan menghancurkan kencan Gaeul?' monolog Agnes seorang diri sambil menatap pemuda yang berdiri canggung di belakang Gaeul.

[ @WM_Woojin96 ]