NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

[ @WM_Irene91 ]
● ● ●

🎥 SCENE 013

Bagai sebuah air yang menyiram tanah gersang, kehadiran Somi sedikit mengubah hidup Shiina yang berantakan pasca memutuskan pergi dari Daniel dan mengucil sendiri di petak kamar tak layak.

Memiliki pengalaman lebih lama di dunia membuatnya sadar diri bahwa kehadiran Somi merupakan tanggung jawabnya. Shiina yang awalnya hanya menyimpan mie instan di kamar, memutuskan keluar membeli beberapa sayuran segar untuk dimasak bersama sang kakak.

Satu plastik ukuran sedang berhasil dibawanya. Suasana tampak sepi, tidak ada Somi berkeliaran atau justru terlihat melakukan sesuatu di tempat tinggalnya itu.

Ia tak mengatakan apapun, masuk begitu saja menaruh plastik belanja di atas meja satu-satunya yang hampir penuh akan barang di sana.

Gemerisik plastik membuatnya sadar akan kehadiran suara lain yang tertangkap. Atensinya teralih pada sebuah pintu dengan ruang kecil tersisa karena tak menutup sempurna.

Perlahan tungkai sang puan berayun mendekat, lalu terhenti kala menangkap intonasi suara Somi yang terdengar serius berbicara dengan seseorang.

Somi tidak mungkin memiliki kenalan di daerah tempat tinggalnya, terlebih untuk berbicara serius seperti yang sedang didengar sekarang ini. Gadis termuda keluarga Cupid tanpa ragu melongok ke celah pintu yang terbuka, mencari kesempatan untuk tahu siapa yang sedang diajak bicara sang kakak.

Tidak ada sosok lain. Somi berbicara pada sebuah media yang menghubungkannya dengan kastil; suara ibunya terdengar ketika secara bergantian mereka memberi kesempatan untuk berbicara.

Disadari bahwa ia telah jauh dari orang tua, memutus semua hubungan yang membuatnya terpaksa menjalani hidup seorang diri karena malu dan sedih akan kejadian yang menimpanya saat itu.

Tubuhnya mematung, mendengar secara seksama apa yang mereka bicarakan sembari memikirkan sesuatu. Entah apa yang harus dilakukan dengan rencana Somi dan Psikhe yang terdengar, ia masih memikirkan hal itu.

Namun, sebuah kalimat yang terlontar membuatnya terbelalak. Dirasa cukup, Shiina beranjak menuju kamar; mengambil sebuah cermin lipat yang segera ia selipkan ke saku celana sembari melangkahkan kaki keluar, mengaktifkan kembali radar.

Puan bersurai panjang itu memutuskan menghentikan kaki di sebuah area taman terbuka, merogoh keluar cermin yang disimpan dan membukanya.

Dua buah cermin berada di tangan. Kuasanya terpejam sejenak, mencoba kembali memakai sesuatu yang sudah lama tak digunakan; kekuatan anak Cupid untuk menghubungi satu sama lain.

[ @WM_Mijoo97 ]
---------
[ @WM_Mijoo97 ]

Secercah wajah dengan garis air muka familiar muncul di salah satu cermin yang tengah dihadapi. Wajah Arabella; kakak yang sudah menembakkan panah dan memisahkan Daniel dari dirinya.

Senyum getir mengembang dari wajah pucat Luna dengan sedikit lingkaran hitam di bawah mata yang tak kunjung hilang sejak kejadian terakhir menimpanya. Sang adik menyapa kakaknya, mencoba menerima meski luka hatinya tak tertutup seiring berjalannya waktu.

"Arabella," tuturnya pelan.

Sejenak keheningan menghampiri. Logikanya berbentur kala hatinya kembali mengingat perasaan yang pernah membuatnya dirundung duka. "Tidak ada, hanya sedang menguji sinyal," alibinya.

Luna berkelit dari mata sang kakak, memusatkan pandangan di dahi; di antara kedua alis agar terlihat sedang menatap, padahal tidak.

"Dia baik, tidak ada yang berubah meski dirinya datang menemani. Apa hidupmu baik?" Luna sengaja bertanya mengenai hidup sang kakak yang tengah berkomunikasi, menekan intonasi di kata 'hidup' sebagai caranya mencari informasi mengenai pengalaman hidup Arabella setelah membiarkannya tersiksa di dunia.

[ @WM_Eclair95 ]
--------
[ @WM_Mijoo97 ]

"Ahーiya," mendengar penuturan dari sang kakak, kembali mengingatkan Luna akan tujuan awalnya menghubungi kedua kakaknya.

"Kak Arabella, Ibu memberikanmu sebuah kalung kah?" tanya yang termuda pada gadis bersurai panjang di seberang sana.

"Tadi, aku tidak sengaja mendengar pembicaraan antara kak Azurine dengan Ibu," ungkap Luna. Berhenti sejenak, ia melanjutkan kalimatnya kemudian, "Dan ... aku mendengar soal kalung itu," imbuh sang adik, memberikan penguraian perihal dialog yang ia dengar antara Azurine dengan Psikhe.

"Apa kau sudah menggunakannya?"

[ @WM_Mijoo97 ]
------
[ @WM_Mijoo97 ]

Anggukan pelan menjadi jawaban atas pertanyaan yang justru dilontarkan sang kakak. Entah, dirinya hanya bisa memikirkan kalung tersebut dan hubungan antara pembicaraan Azurine dengan sang ibu.

Dirinya kehilangan sedikit waktu kala Arabella memutuskan mencari sesuatu di tengah komunikasi mereka. Di saat itu, atensinya teralih pada Irish yang juga menampakkan wajah di sisi cermin satunya.

"Apa kau makan dengan baik?" tanyanya, menurunkan ujung alis sebagai tanda iba mengingat kenekatannya saat menemui Irish belum lama itu.

Wajah Arabella kembali muncul dengan kalung yang dimaksud terlihat jelas di matanya.

"Sepertinya yang itu. Tidak menggunakannya untuk hal lain?" ketidakyakinan masih menggantung. Ia masih tak bisa percaya akan obrolan kakak tertua dan ibu yang turut membawa nama mereka bertiga.

"Aku rasaㅡAzurine akan membunuh kita dengan kaitan akan fungsi kalung tersebut, aku tak mendengarnya secara jelas. Aku tidak yakin," maniknya tak fokus menatap kedua sang kakak. Ingin rasanya tidak percaya, namun itu yang sudah didengar.

[ @WM_Eclair95 ]
-------
[ @WM_Eclair95 ]

Luna terdiam sejenak. Sesuatu bertengkar dalam dirinya; suara hati dan nalar yang sedang terfokus pada topik yang sedang mereka bahas.

Mendadak memorinya berputar mengingat kejadian yang menghancurkan dirinya, terjun ke dunia atas kesalahan sendiri hingga merasa dirinya tak berguna lagi. Alih-alih membalas pertanyaan Irish, Luna melontarkan kalimat lain sesuai apa yang sedang melintas dalam pikiran.

"Hidupku sudah tak lagi berguna. Kalung tersebut bisa membantu membuat seseorang bahagia. Akuㅡingin berbuat kebaikan," Luna sadar akan kegunaan dirinya yang tak lagi berarti. Satu-satunya jalan yang bisa ditempuh, mengorbankan diri.

[ @WM_Mijoo97 ]
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.