Notes

[ @WM_Agnes97]

Tatkala sang fajar perlahan mulai bangun dari sebelah timur cakrawala, seorang gadis yang menempati kamar 027 dormitori WM ikut bangkit dan meninggalkan tempat tidurnya. Sesuai dengan jadwalnya hari ini, ia hendak membantu salah satu sahabatnya yang tengah menjalani program akhir di kampusnya.

Selesai bersiap dengan memilih sebuah kemeja lengan panjang berwarna biru langit yang dipadukan dengan celana jeans abu-abu ia segera meninggalkan kamar tersebut untuk memulai harinya. Tak lupa pula ia membawa kesayangannya, gitar hadiah dari guru wali kelas Agnes saat ia duduk di bangku SMA dulu.

[WMTalk to 신우진-씨]
✔ Selamat pagi! Aku tunggu di depan gedung WM.
✔ Tidak lupakan, Woojin-ssi?

'Send.'

Begitu selesai mengirimkan pesan, kegiatan lain segera ia lakukan seraya menuruni anak tangga yang akan mengantarkan dirinya ke depan gedung asramanya.

"Halo, Mira-ya! Aku sudah hampir berangkat. Kira-kira 20 hingga 25 menit lagi," ujar gadis yang kini menempelkan ponsel pintar milikinya ke depan daun telinganya. Tungkai kembarnya terus melangkah menjauhi 'rumah' bagi para trainee WM Entertaiment.

"Iya aku paham kok alamatnya, jangan khwatir dan tunggu aku ya? Sampai nanti~" sambung Agnes dan mengakhiri panggilan singkat dengan sahabat yang juga anggota band sekolahnya dulu.

Tidak perlu waktu lama untuk sampai tepat di gedung milik agensi yang menaungi dirinya itu. Tepat setelah memijakkan kedua tarsalnya tepat di bagian depan gedung, gadis Seoul itu segera mencari kehadiran dari rekannya yang akan menghabiskan waktu untuk bermain di salah satu pre-school di daerah Seocho yang kebetulan tidak begitu jauh dengan Gangnam.

[ @WM_Woojin96 ]

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

[ @WM_Woojin96 ]

Menaruh fokusnya ke benda persegi panjang pintar yang berada di genggamannya, Agnes tersenyum seraya membaca pesan yang baru saja ia terima. Pemuda dari keluarga Shin itu tidak lupa akan janji untuk ikut membantu.

"Kalau begitu pasti sudah berangkat menuju kesini," ujar Agnes yang kini melingkarkan kedua lengannya ke figur rampingnya. Angin pagi yang bertiup lembut itu sesekali membuat dirinya menggigil.

"Agnes-ssi!"

Begitu mendengar namanya di panggil, dara yang sedang sibuk menghalau dinginnya sentuhan angin tersebut segera menoleh ke sumber suara. Woojin tampak melangkah santai ke arah gadis itu berdiri menunggu ke datangan sang adam. "Woojin-ssi annyeonghaseyo," ucap Agnes yang juga membalas lambaian tangan Woojin.

Ketika jarak diantara keduanya semakin dekat, Agnes bisa mengenali bungkusan yang Woojin bawa. Bungkusan tersebut pasti berisi roti-roti dari sebuah toko roti yang juga tempat langganan Agnes.

"Wah, sampai terpikir untuk membawakan mereka hadiah kecil ya? Apa Woojin-ssi menyukai anak-anak?" Tanya Agnes mengawali pembicaraan agar keduanya tidak merasa canggung karena masih baru saling mengenal.

Ujung bibirnya terkatrol ke atas memperlihatkan senyum manis khas sang dara. Jujur saja ia tidak sempat berpikir untuk memberikan hadiah untuk adik-adik yang berada di Seocho Daycare Centre.

"Ayo berangkat ke stasiun bawah tanah, kata temanku akan lebih cepat kalau kita naik kereta dibandingkan dengan bus maupun taxi," perlahan Agnes mulai mengangkat tungkainya bergantian. Berjalan menuju stasiun terdekat yang berada di sekitar titik temu antara dirinya dan Woojin.

[ @WM_Woojin96 ]

ㅡㅡㅡㅡㅡ

[ @WM_Woojin96 ]

Lagi-lagi pemuda di hadapannya itu membuat Agnes terkejut. Bukan hanya mengingat anak-anak di tempat yang akan mereka kunjungi, namun Woojin juga sempat membelikan dirinya roti. "Eh, terimakasih Woojin-ssi," gadis itu menerima roti pemberian Woojin dengan kedua tangannya.

Setelah memberikan roti dengan rasa stroberi untuk Agnes, pemuda tersebut kembali menjawab pertanyaan yang sempat Agnes ajukan untuk dirinya. Biasa saja. Itulah jawaban yang lolos dari bibir Woojin. Agnes tertawa pelan seraya memutus kontak pandang diantara keduanya.

Dua pasang tungkai berjalan berdampingan membelah sisi jalanan tempat para pejalan kaki menikmati perjalanan mereka. Di sela-sela perjalanan menuju stasiun kereta, sang adam kembali mencoba berbincang dengan rekannya.

"Kebetulan aku menyukai stroberi, Woojin-ssi. Tebakanmu sangat pas untuk selera rotiku," balas Agnes yang masih menggenggam erat roti yang ia terima. Perlahan-lahan keduanya memasuki stasiun dan menuruni anak tangga yang tertata rapi di dalam sana. Begitu sampai di depan gerbang masuk, keduanya segera menyapukan kartu transportasi milik masing-masing ke mesin yang tersedia.

Suasana di dalam stasiun cukup ramai dipenuhi oleh para pekerja kantor yang berusaha berpacu dengan waktu untuk segera sampai ke tempat mereka berkerja. Salah satu pagi yang sibuk kembali terulang di wajah Kota Seoul yang notabene /nyaris/ tidak pernah tertidur.

Menunggu kereta yang mereka tumpangi datang, Agnes kembali mengajak lawan bicaranya itu untuk berbincang santai. Gadis itu belum mengetahui banyak hal tentang seorang Shin Woojin, yang ia tahu Woojin adalah sepupu Gaeul yang baru saja menjadi trainee di tempat yang sama dengan dirinya.

"Aku dengar ini kali pertamanya Woojin-ssi di Seoul, apa itu benar? Jika iya berarti Woojin berasal dari kota mana ya?"

[ @WM_Woojin96 ]