Notes

18 April 2017 - Psikologi (Odessa_Sensei)
Self Esteem 2

Jika Self Esteem kalian terasa rendah, kalian bisa membentuknya untuk menjadi lebih tinggi. Pembentukan Self Esteem menurut Brisset mencakup dua proses psikologi mendasar.

1. Proses dari evaluasi diri (self-evaluation)
Evaluasi diri bisa dilakukan dengan cara perbandingan self-image dengan ideal image. Di sini, kalian membandingkan gambaran dari keadaan diri sendiri gambaran diri yang seseorang yang diinginkan. Dengan ini, seseorang dapat melihat poin-poin apa yang dirasa kurang dan ia dapat meningkatkannya. Selain itu, kalian dapat menilai diri sendiri dari saat berinteraksi dengan lingkungan. Serta, adanya keberhasilan dan kegagalan.

2. Proses dari penghargaan diri (self –worth)
Proses ini melibatkan suatu pandangan dari diri seseorang dalam menguasai suatu tindakannya. Di sini timbul suatu kompetisi yang muncul dalam diri sendiri untuk menjadi lebih baik dan tentu saja lebih berharga. Selain itu, ada fase-fase dalam Self Esteem yang selalu dilewati setiap individu.

Klasifikasi ini dibuat oleh Martin Ross, membagi self-esteem dalam lingkupan yang disebut feats dan anti-feats.
a. Feats bermakna positif (kemenangan, kehormatan, kebajikan)
b. Anti-feats adalah negatif (kekalahan, rasa malu, terhina).

1. Terpecah
Di sini individu memandang dirinya tidak berharga dan tidak layak dicintai. Ia mengalami 'anti-feats', mengasihani dan menghina dirinya sendiri. Fase ini penuh kesedihan dan ketidakberdayaan.

2. Rapuh
Fase ini memiliki citra diri yang positif tetapi masih rentan mengalami anti-feats. Mekanisme perlindungan yang sering terjadi pada fase ini, adalah menghindari pengambilan keputusan. Individu pada tahap ini terlihat dengan percaya diri yang besar, tetapi sebenarnya ia adalah kebalikannya. Kepercayaan diri yang terlihat besar adalah indikasi ketakutan mereka akan rasa tak berdaya dan rapuhnya self–esteem mereka.

3. Kuat
Individu dengan self-esteem kuat, memiliki image diri yang positif dan teguh. Sehingga anti-feats tidak mampu menodai harga diri mereka. Mereka tidak takut gagal, rendah hati, ceria, dan tidak menyombongkan diri. Mereka juga mampu berusaha dengan segenap kemampuan demi mencapai tujuan. Hal ini dapat terjadi, karena meskipun gagal, harga diri mereka tidak akan terpengaruh.