Notes

[ Rumah Kaca ㅡ 8.46 ]

Seorang gadis berambut pirang memasuki rumah kaca menuju tempat dimana pot mawarnya berada. Sesampainya disana, Ia terdiam. Menatap pot tanamannya sambil mengernyitkan satu alisnya lalu bergumam, "Eh? Sudah mulai tumbuh. Ini benar?..."

"Ya. Benarlah," ujarnya lalu mengedikkan bahunya. Ia mengambil alat yang kemarin ia gunakan untuk menyiram tanamannya dan kembali mengisi alat itu dengan air.

"Hm.." ia kembali berjongkok dan menyiramkan air disekitar bunga mawarnya. "Hm hm.." gumamnya lalu menghentikan aktifitasnya.

Ia kembali meletakkan alat penyiram itu di tempatnya semula. Ia menepuk jubahnya yang sedikit kotor sambil melangkahkan kaki keluar dari rumah kaca. "Yosh. Done,"

[ Rumah Kaca - 18.06 ]

"Sial," umpatnya kesal. Ia merutuki dirinya sendiri kenapa ia bisa telat bangun. Padahal seharusnya ia sudah menyiram tanamannya sejak jam 4 tadi.

"Tch, sial sekali."

Ash kembali mengumpat lalu mengambil alat untuk menyiram tanaman dengan kasar dan kembali mengumpat, "Menyebalkan."

Ia membawa alat untuk menyiram tanaman yang sudah terisi air ke potnya lalu dengan segera menyirami sekitar tanaman mawar itu dengan air. Ash tak ingin membuang waktu jadi ia harus cepat tapi tetap hati-hati.

Ia menghentikan kegiatannya lalu mendengus dan membuang air yang tersisa di alat penyiram. Ya setidaknya itu panggilannya untuk alat itu. Sampai sekarang ia bahkan tak tau apa nama alat yang sudah entah berapa kali ia gunakan.

Ash segera mengembalikan alat itu lalu berjalan keluar dari rumah kaca.