Notes

Gelar Tradisi Lebaran Ratusan Warga Gresik Tangkap Bandeng Raksasa_

SariAgri - Menyemarakan suasana Idul Fitri 1442 H, petani tambak di Desa Pangkahwetan Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik Jawa Timur menggelar tradisi mirik yaitu memanen ikan bandeng kawak atau raksasa.

Dalam tradisi ini para petani tambak menangkap ikan bandeng menggunakan jaring panjang kemudian ditarik secara bersama-sama. dibutuhkan waktu lebih dari satu jam, untuk bisa mendapatkan ikan bandeng raksasa.

Lamanya waktu menangkap, dimaksudkan agar bandeng kawak masuk perangkap. berita kelautan dan perikanan Caranya petani tambak harus kompak dan pelan-pelan saat hendak menarik pirik atau jarring. Sebab jika terlalu cepat menarik jaringnya, bandeng bisa melompat keluar jarring.

Uniknya, setelah ditarik ke tepian bandeng kawak atau raksasa ini dengan cepat ditangkap menggunakan sarung, agar mudah membawanya ke atas daratan. Selain itu, membawa bandeng ke dalam sarung agar kulit atau sisiknya tidak rusak.

Dalam tradisi mirik, hanya bandeng kawak saja yang ditangkap. Jumlahnya tidak lebih dari dua atau empat ekor saja, diambil yang ukurannya paling besar dengan bobot terberat. Sedangkan yang bandeng ukuran kecil dikembalikan lagi ke dalam tambak.

Setelah berhasil diambil, bandeng kawak langsung ditimbang. Jika ukuran bandeng di atas 5 kilogram (kg) pemilik bandeng kawak ini memenuhi syarat untuk bisa mengikutkan tradisi ajang kontes dan lelang bandeng kawak yang digelar oleh pemerintah Kabupaten Gresik.

Baca Juga:Inovasi Teknologi Tingkatkan Produksi Perikanan Budidaya BerkelanjutanAntisipasi Penurunan Populasi, KKP Rutinkan Tebar Benih Rajungan

Menurut salah seorang petani tambak Ujung Pangkah Wetan, Syaifullah Mahdi, saat ini di tambaknya ada sebanyak 20 ekor bandeng kawak yang usianya hampir 10 tahun. Dua tahun lalu, sebelum pandemi, dirinya pernah menjadi juara kontes bandeng kawak dengan berat 8 kg.

“tahun 2019 lalu, saya pernah juara kontes dengan berat ikan bandeng milik saya 8 kilogram. Namun tahun berikutnya gelar juara itu lepas ke petani tambak daerah lain. Harapannya tahun 2021 ini bisa kembali kita rebut juara,“ terang Syaifullah Mahdi kepada SariAgri.

Meski mengklaim dari puluhan ekor bandeng kawak di tambak miliknya ada yang beratnya mencapai 8 hingga 9 kilogram per ekor. Namun, dari penjaringan kali ini, Syaifullah mengaku kurang beruntung, karena saat dipirik bandeng kawak yang berhasil ditangkap hanya memiliki bobot 5 kilogram.

“kita sebetulnya ingin mengembalikan kejayaan petani bandeng kawak Ujungpangkah sesuai dengan harapan pak bupati gresik dalam mewujudkan nawacita agropolitan. Karena dulu gresik dikenal sebagai penyuplai bandeng dengan ukuran paling besar dibandingkan daerah lain,“ paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, Chairul Anam yang datang ke lokasi menjelaskan pihaknya menyaksikan langsung tradisi mirik menangkap bandeng kawak secara langsung.

Hal ini untuk memastikan bandeng kawak yang ditangkap memang berasal dari tambak sendiri dan bukan dari daerah luar Gresik.

“kedatangan kami bersama teman-teman dari Dinas Perikanan dan Kelautan Gresik adalah untuk memastikan bahwa bandeng kawak yang ditangkap benar berasal dari tambak sendiri. Sehingga ini bisa menepis kabar bohong yang mengatakan bandeng raksasa yang dihasilkan petani disini didatangkan dari daerah lain,“ ungkap Choirul Anam.

Selain diikutkan pada kontes dan lelang bandeng kawak, petani tambak juga menangkap bandeng ukuran besar lainnya untuk dijual ke sejumlah pasar bandeng yang tersebar 10 titik di Kabupaten Gresik untuk menu Lebaran.

Video Terkait:


My Website: https://perikanan.sariagri.id/74625/tiba-tiba-jinak-warga-punguti-ikan-di-danau-diatas-solok