Notes

Redam Gejolak Kelangkaan Pasokan Kementan Subsidi Biaya Distribusi Jagung_

SariAgri - Berbagai upaya dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memastikan distribusi pangan secara merata. Salah satunya dengan menjaga pasokan jagung pakan yang dapat berimbas pada harga pangan, khususnya daging dan telur ayam.

Pemerataan distribusi dilakukan dari daerah surplus ke daerah kurang atau dari daerah harga rendah ke daerah harga tinggi untuk keseimbangan pasar.

Breaking News “Sebagai langkah jangka pendek, bantuan biaya distribusi diberikan kepada perternak layer skala kecil dengan mendatangkan jagung pakan dari daerah NTB yang saat ini sedang panen, sehingga diharapkan dapat menekan biaya pakan dan biaya produksi telur,” ujar Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Risfaheri.

Baca Juga: Kenali Sebelum Terlambat, Ini 5 Penyakit Ayam Petelur Harga Pakan Terus Naik, Peternak Ayam Petelur di Bogor Menjerit

Risfaheri mengatakan kebijakan bantuan biaya distribusi jagung merupakan inisiasi Kementan melalui BKP untuk meredam gejolak kelangkaan pasokan jagung di tingkat para peternak layer skala kecil di Jawa.

"Bantuan biaya distribusi jagung diprioritaskan pada peternak layer skala kecil yang membuat pakan secara mandiri, karena mereka yang sangat terdampak dengan kenaikan harga jagung saat ini," jelasnya.

Saat ini pasokan jagung di Jawa Timur diperkirakan 719.000 ton, tersebar di beberapa kelompok usaha seperti pengepul, distributor dan peternak mandiri. Sementara panen jagung di wilayah Jawa diperkirakan baru akan terjadi pada akhir Mei.

"Sehingga diperkirakan jagung pipilan keringnya baru masuk pasar atau didistribusikan pada awal bulan Juni," katanya.

Dia menambahkan telah dikirimkan lebih dari 500 ton jagung pipilan kering ke Blitar dari Bima, Dompu, dan Sumbawa Barat. Biaya pengiriman disubsidi pemerintah sekitar 700 rupiah per kilogram.

Sementara itu, Ketua Koperasi Putera Blitar Sukarman menjelaskan populasi ayam di Blitar mencapai 21 juta ekor. Pakan yang dibutuhkan 1.200 ton jagung per hari.

Koperasi yang diketuai Sukarman beranggotakan 403 orang dengan populasi 10 juta ekor ayam atau setengah dari total populasi di Blitar. Breaking News Untuk anggota koperasi, lanjut dia, membutuhkan 500 ton jagung per hari.

“Harga jagung pipilan kering di petani wilayah Jawa mencapai Rp5.800 per kilogram. Kami berharap dengan terpenuhinya pasokan melalui biaya distribusi dari NTB ke Blitar bisa diakses anggota dengan harga sekitar Rp5.300 per kilogram. Hal ini sangat membantu peternak di tengah jatuhnya harga telur on farm saat ini hanya Rp18.500 per kilogram,” pungkasnya.

Video terkait:


Website: https://anotepad.com/notes/kgiqj7qc