Notes

Transpersonal berasal dari dua kata yaitu transverse dan personal yang merupakan hubungan seseorang dengan Tuhan-nya atau hal yang ia percayai. Komunikasi transpersonal adalah suatu pemahaman dalam komunikasi yang dimana seseorang melibatkan hubungan transpersonal dalam proses komunikasi nya. Komunikasi transpersonal menjadi sangat penting karena dapat mempengaruhi derajat kesehatan dan proses penyembuhan seseorang. Komunikasi transpersonal membantu seseorang untuk dapat menyadari dan merenungi hidupnya lebih dalam lagi. Contoh kegiatan yang melibatkan komunikasi transpersonal, yaitu:
1. Berdoa
2. Beribadah
3. Membaca Kitab (Al-quran, Alkitab)
4. Memuji dan Menyembah sesuai dengan agama yang dianutnya
Ada beberapa kondisi seseorang atau pasien yang sudah masuk pada tahap terminal/akhir atau pasien yang baru saya terkena penyakit akan sangat membutuhkan sekali proses komunikasi transpersonal ini. Seorang pasien yang menerima bahwa kondisi nya merupakan kondisi yang TUHAN izinkan akan memiliki sikap dan respons yang berbeda dengan seorang pasien yang terus-menerus berada pada fase/tahap "denial" dan menyalahkan TUHAN terkait penyakit yang dialaminya.
Beberapa contoh implementasi yang menggambarkan seseorang melakukan komunikasi transpersonal, yaitu:
1. Seorang pasien wanita (Ny. E) berumur 25 tahun, beragama Islam, dan merupakan seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) dirawat di RS. X karena kasus tabrak lari yang ia alami di jalan ketika hendak menuju sekolah untuk menjemput anak semata wayangnya. Ny. E mengalami fraktur tulang dan kondisi tubuh yang tidak dapat dikatakan baik sehingga harus di rawat di RS. X hingga proses penyembuhannya selesai. Selama berada di RS. X banyak hal yang harus direlakan oleh Ny. E seperti pekerjaannya, tanggung jawabnya sebagai IRT, dan hal lainnya yang dapat ia lakukan apabila tidak mengalami kasus tabrak lari tersebut. Tetapi, karena iman dan hidup keagamaan Ny. E yang baik, ia tidak mengeluh bahkan Ny. E bersyukur karena ia menganggap kondisi nya ini sebagai kesempatan Ny. E untuk beristirahat dari aktivitas sehari-harinya yang tidak pernah berhenti. Selama di RS. X, Ny. E selalu sholat tepat waktu dan lebih banyak melafalkan ayat-ayat Al-quran. Sehingga dalam proses penyembuhan pun Ny. E tidak mengeluh dan tetap bersemangat.
2. Dalam implementasi komunikasi transpersonal, perawat pun dapat membantu pasien untuk tetap berharap dan percaya bahwa kondisi yang dialami bukan merupakan "hukuman" dari TUHAN. Perawat dapat membantu dengan memberikan akses kepada pasien untuk beribadah sesuai dengan kepercayaannya dan menyediakan tempat khusus yang dapat menjaga privasi pasien untuk melakukan ibadah tanpa terganggu atau merasa tidak nyaman.
Apabila implementasi komunikasi transpersonal dapat berjalan dengan baik, pasien dan perawat pun akan dapat merasakan dampak nyata dan positif melalui progress yang akan mempercepat kesembuhan pasien.

Komunikasi positif merupakan proses komunikasi yang berfokus pada penanaman atau pemberian dukungan afirmasi yang positif sehingga dalam komunikasi yang berlangsung tidak membuat lawan bicara merasa tertindas atau merasa dirugikan. Dalam proses komunikasi positif tentunya diperlukan kesedian baik dari pembicara pihak utama dan lawan bicaranya. Ada beberapa aspek yang dapat diperhatikan ketika melakukan komunikasi positif, yaitu:
1. Memberikan senyuman dan memperhatikan posisi tubuh agar lawan bicara merasa nyaman ketika hendak berkomunikasi.
2. Tidak memotong atau menyela pembicaraan.
3. Tidak melontarkan kalimat negatif atau kalimat dengan nada "sinis".
4. Menatap lawan bicara.
5. Menghargai setiap pendapat yang dilontarkan oleh lawan bicara.
Komunikasi positif sangat dibutuhkan dan diperlukan penerapannya dalam proses asuhan keperawatan. Pasien yang berada di rumah sakit sudah datang dengan kondisi yang negatif dan merasa dirinya tidak beruntung, akan sangat membantu apabila perawat dapat memberikan afirmasi positif dalam proses komunikasi. Adapun implementasi yang dapat dilakukan adalah:
Perawat S mendatangi ruangan pasien dengan inisial Tn. J, ketika memasuki dan berada di dalam ruangan Perawat S mengucapkan salam dan tersenyum kepada Tn. J. Perlakuan tersebut dapat membantu Tn. J yang mungkin saja sebelum perawat datang dalam kondisi yang tidak baik tetapi karena sikap Perawat S yang positif dapat mempengaruhi kondisi Tn. J. Setelah memberikan salam, Perawat S menanyakan kondisi Tn. J dan menyemangati Tn. J agar dapat secepatnya pulih dan kembali berkumpul dengan keluarga. Selain itu, Perawat S juga memberikan semangat kepada istri Tn. J yang menemani selama Tn. J dirawat di RS. Perawat S juga menerima segala keluh kesah Tn. J dan istirinya tanpa ada penyelaan atau konotasi perkataan yang negatif.
Sikap Perawat S merupakan salah satu penerapan atau implementasi perawat dalam melakukan komunikasi positif. Komunikasi positif tidak hanya dapat dilakukan oleh perawat dan pasien tetapi juga terhadap sesama. Dengan melakukan komunikasi positif akan membuat jalannya proses komunikasi lebih lancar dan tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses komunikasi.