Notes

Dampak Erupsi Monyet Gunung Semeru Bertahan Hidup Makan Nasi Bungkus Relawan_
Sariagri - Kondisi hutan yang rusak akibat terpapar Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru di Kabupatan Lumajang, Jawa Timur, membuat ratusan monyet (Macaca fascicularis) terpaksa turun gunung untuk mencari makanan.
Dari hasil pantauan di lokasi, kawasan perbukitan piket nol, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang merupakan salah satu kawasan hutan yang banyak dihuni satwa endemik Gunung Semeru baik burung hingga monyet.
Kepala Bidang II Taman Nasional Baluran Tengger Semeru (TNBTS), Khairul mengatakan sejumlah satwa endemik semeru diketahui berpindah menuju kawasan hutan lainnya seperti Bromo, Baluran, dan Tengger.
"Kemarin kami jumpai aneka burung, landak jawa hingga kera sudah berpindah ke lokasi hutan lain untuk mencari makan. Ratusan kera ini sebelumnya sempat survive dengan cara memakan makanan nasi bungkus sisa relawan maupun warga setempat," ungkap Kepala Bidang II TNBTS, Khairul, Sariagri, Senin (3/1).
Baca Juga: Temui Keluarga Rumini Korban Erupsi Semeru, Baim Wong Janjikan IniAdanya Peningkatan Status Gunung Semeru, Menteri ESDM Imbau Warga Tidak Beraktivitas
Khairul menyebut pasca erupsi 4 Desember 2021, hampir 80 persen lebih vegetasi hutan Gunung Semeru rusak, sehingga banyak satwa liar kelaparan.
kementerian kehutanan "Satwa yang ada di Gunung Semeru, banyak yang kelaparan karena mulai kesulitan mendapatkan makanan. Namun dari amatan kami, satwa-satwa itu sudah pindah dan mereka kini mendapatkan suplai makanan di tempat baru mereka," imbuhnya.
Melihat migrasi monyet yang turun gunung, sejumlah relawan memberikan sisa makanan nasi bungkus dan air mineral.
"Saya kasihan melihat kera-kera ini turun mengais makanan yang sudah terpapar abu semeru. Khawatir nanti terjadi apa-apa dengan satwa ini, saya dan teman-teman rela berbagai nasi bungkus ke kera yang kelaparan itu," kata seorang relawan, Isman.
Video terkait:



Here's my website: https://kehutanan.sariagri.id/